
Di era digital ini, e-commerce telah mengubah cara orang berbelanja di seluruh dunia. Amazon Marketplace, platform yang didirikan oleh Jeff Bezos, muncul sebagai pemimpin dalam industri ini. Dengan beragam produk dan layanan yang ditawarkan, Amazon telah menjadi nama yang sinonim dengan belanja online, mengalahkan pesaing-pesaing besar seperti eBay, Walmart, dan Alibaba.
E-commerce terbesar di dunia terus menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, dengan nilai transaksi global mencapai US$4,9 triliun pada 2021 dan diperkirakan meningkat hingga US$6,4 triliun pada 2024. Di Indonesia sendiri, transaksi e-commerce diproyeksikan mencapai Rp600 triliun hingga Rp700 triliun pada 2023.
Saat ini, marketplace terbesar di dunia didominasi oleh raksasa teknologi dengan kapitalisasi pasar yang mengesankan. Amazon memimpin dengan kapitalisasi mencapai US$1,81 triliun pada Februari 2024, jauh melampaui pesaing terdekatnya. Sementara itu, perusahaan e-commerce terbesar di dunia lainnya seperti Alibaba dengan kapitalisasi US$193,85 miliar dan Pinduoduo dengan US$172,58 miliar terus bersaing ketat di pasar global. Platform e-commerce terbesar di dunia ini bahkan diprediksi akan menguasai 24% dari seluruh penjualan ritel pada 2026.
China tetap menjadi pemimpin dalam ekosistem toko online terbesar di dunia, dengan 46,3% penjualan ritelnya terjadi secara online. Sebaliknya, Amerika Serikat yang merupakan pasar e-commerce senilai US$905 miliar pada 2022, masih hanya mencapai sepertiga dari pasar China. Artikel ini akan mengulas secara mendalam 15 e-commerce terkemuka di dunia berdasarkan pendapatan tahunan mereka pada 2025.
Amazon
Amazon berdiri sebagai platform e-commerce terbesar di dunia dengan pengaruh yang mendominasi pasar global. Perusahaan ini terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, menjadikannya pemimpin industri e-commerce yang tak tertandingi.
Sejarah Amazon
Amazon dibangun dengan berpedoman pada empat prinsip utama: obsesi terhadap pelanggan daripada fokus pada pesaing, semangat untuk berinovasi, komitmen pada keunggulan operasional, dan pemikiran jangka panjang. Prinsip-prinsip ini telah menjadi landasan yang mendorong Amazon menjadi raksasa teknologi dan marketplace terbesar di dunia saat ini. Perjalanan ekspansi global Amazon dimulai dengan investasi di Inggris dan Jerman pada tahun 1998, yang kemudian berlanjut ke negara-negara lain hingga memasuki pasar Uni Emirat Arab pada tahun 2020.
Model Bisnis Amazon
Model bisnis Amazon berpusat pada diversifikasi layanan dan inovasi berkelanjutan. Meskipun penjualan retail online merupakan penghasil pendapatan terbesar, Amazon juga memperoleh keuntungan signifikan dari layanan bernilai tinggi seperti:
Layanan penjual pihak ketiga, di mana Amazon mendapatkan komisi dari penjualan yang dilakukan oleh pedagang independen di platformnya
Amazon Web Services (AWS), bisnis cloud computing yang menjadi pionir di industri dengan margin operasional mencapai 37% pada 2024
Layanan periklanan digital yang menghasilkan margin signifikan
Selain itu, Amazon memperkuat posisinya sebagai toko online terbesar di dunia melalui program Amazon Fresh yang menyediakan pengiriman bahan makanan pada hari yang sama dan akuisisi Whole Foods Market yang menawarkan pilihan organik premium.
Pendapatan Tahunan Amazon
Pendapatan Amazon terus menunjukkan tren pertumbuhan yang mengesankan. Pada kuartal pertama 2025, pendapatan bersih meningkat 9% menjadi IDR 2.468.641,44 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Sementara itu, laba operasi meningkat menjadi IDR 291.734,12 miliar pada kuartal yang sama.
Berdasarkan tren pertumbuhan historis sekitar 9,5-11% year-over-year, proyeksi pendapatan Amazon untuk tahun 2025 mencapai sekitar IDR 11.098.580,66 miliar. Amazon bahkan telah mengalahkan Walmart dalam pendapatan kuartalan untuk pertama kalinya, dengan pendapatan IDR 2.977.590,64 miliar pada kuartal keempat.
Distribusi pendapatan Amazon pada 2024 menurut segmen bisnis: Online Stores (38,7%), Third-Party Seller Services (24,5%), AWS (16,9%), Advertising (8,8%), Subscriptions (7%), dan Physical Stores (3,3%).
Alibaba
Sebagai salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia, Alibaba terus memperluas pengaruhnya di pasar global melalui berbagai platform inovatif dan strategi ekspansi yang agresif.
Sejarah Alibaba
Alibaba didirikan pada 28 Juni 1999 oleh Jack Ma bersama 17 rekan dan muridnya di apartemen Ma di Hangzhou, Tiongkok. Pada Oktober 1999, Alibaba menerima investasi awal senilai USIDR 396.377,88 juta dari keluarga Wallenberg, Goldman Sachs, dan SoftBank. Perusahaan ini awalnya fokus sebagai marketplace B2B untuk membantu perusahaan kecil dan menengah Tiongkok mengekspor produk ke pasar global. Alibaba mencapai profitabilitas hanya dalam tiga tahun setelah diluncurkan. Selanjutnya, Ma mengembangkan ekosistem e-commerce dengan meluncurkan Taobao Marketplace, Alipay, dan sejumlah layanan lain mulai tahun 2003. Strategi ini berhasil mengalahkan eBay di pasar Tiongkok.
Ekspansi Global Alibaba
Alibaba saat ini mempercepat ekspansi globalnya melalui layanan baru yang ditujukan untuk menarik bisnis kecil di AS dan Eropa. Platform Alibaba.com meluncurkan 'Alibaba Guaranteed' yang menawarkan kepastian lebih besar dalam pengiriman, pembayaran, dan penyelesaian sengketa. Sementara itu, AliExpress terus mendapatkan daya tarik di pasar global, termasuk Brasil, Asia Tenggara, Eropa, dan Timur Tengah. Pada November 2023, Alibaba mengumumkan restrukturisasi besar dengan menggabungkan operasi e-commerce domestik dan internasionalnya menjadi satu divisi. Restrukturisasi ini mencakup platform seperti Taobao, Tmall, AliExpress, Alibaba.com, Lazada, Trendyol, dan lainnya.
Pendapatan Tahunan Alibaba
Alibaba mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir. Pada kuartal ketiga tahun fiskal 2025, perusahaan melaporkan pendapatan sebesar 280,15 miliar yuan (IDR 611.690,35 miliar), sedikit di atas estimasi analis. Divisi e-commerce internasional menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat, mencatat kenaikan pendapatan sebesar 32% pada kuartal tersebut. Sementara itu, bisnis e-commerce domestik Taobao dan Tmall Group menghasilkan pertumbuhan pendapatan 5%. Berdasarkan laporan pendapatan terbaru, Alibaba mempertahankan posisi keuangan yang kuat dengan IDR 795.926,78 miliar dalam kas bersih. Estimasi konsensus Zacks untuk pendapatan fiskal 2025 adalah IDR 2.192.128,23 miliar, menunjukkan pertumbuhan 5,95% year-over-year.
Pinduoduo
Pinduoduo telah mencatat pertumbuhan yang fenomenal dalam ekosistem e-commerce global dengan model bisnis uniknya yang menggabungkan belanja sosial dan pembelian berkelompok.
Fokus Bisnis Pinduoduo
PDD Holdings saat ini berdiri sebagai platform e-commerce terbesar kedua di China berdasarkan nilai transaksi barang (GMV) pada 2024. Perusahaan yang didirikan pada 2015 di Shanghai ini awalnya fokus pada penjualan buah berkualitas, namun dengan cepat berkembang menjadi marketplace terbesar ketiga di China setelah Alibaba dan JD. Pinduoduo membedakan dirinya melalui pendekatan "belanja sosial" yang mendorong pengguna untuk membentuk kelompok guna mendapatkan diskon yang lebih besar. Terintegrasi dengan WeChat, platform ini memungkinkan konsumen berbagi tautan produk dengan mudah, sehingga menurunkan biaya akuisisi lalu lintas dibandingkan pesaingnya.
Fitur utama Pinduoduo meliputi:
Fokus pada kota-kota tingkat rendah dan pedagang white-label
Strategi "Internet + Pertanian" yang menghubungkan petani langsung dengan konsumen
Program subsidi 10 miliar yuan untuk produk bernilai tinggi seperti Moutai dan iPhone
Inovasi Selama Pandemi
Selama pandemi COVID-19, Pinduoduo menunjukkan respon yang gesit dengan meluncurkan program "Help the Farmers" pada Februari 2020. Inisiatif ini membantu petani yang kesulitan menemukan pembeli untuk produk mereka dengan mengunjungi daerah pedesaan dan mengajarkan cara berjualan di platform Pinduoduo. Pada Agustus 2020, perusahaan ini meluncurkan Duo Duo Maicai, layanan yang memungkinkan konsumen memesan bahan makanan untuk diambil di lokasi tertentu.
Pendapatan Tahunan Pinduoduo
Pendapatan tahunan Pinduoduo menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Perusahaan ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 78% menjadi 130,6 miliar yuan (IDR 299.661,68 miliar). Meskipun demikian, pada kuartal keempat 2024, pendapatan PDD sebesar 110,61 miliar yuan (IDR 242.583,26 miliar) sedikit di bawah estimasi pasar. Namun, perusahaan ini mampu membukukan laba yang disesuaikan sebesar 20,15 yuan per saham, melampaui estimasi 19,81 yuan.
Berdasarkan data keuangan historis, PDD menghasilkan nilai transaksi barang (GMV) sebesar 4,17 triliun RMB (USIDR 9.354.517,99 miliar) pada 2021. Pendapatan tahunan perusahaan meningkat dari 0,3 miliar USD (2017) menjadi 34,9 miliar USD (2023), dan diproyeksikan mencapai 54 miliar USD pada 2024.
Meituan
Meituan menonjol sebagai platform e-commerce berbasis O2O (online-to-offline) yang menghubungkan jutaan konsumen dengan layanan kehidupan sehari-hari. Perusahaan ini telah bertransformasi dari sekadar platform pembelian grup menjadi salah satu ekosistem digital terlengkap di China.
Layanan O2O Meituan
Didirikan pada 2010 oleh Wang Xing di Beijing, Meituan awalnya merupakan situs pembelian grup yang meniru model Groupon. Pada Oktober 2015, Meituan melakukan merger strategis dengan Dianping, aplikasi review restoran terbesar di China, membentuk perusahaan pembelian grup terbesar di negara tersebut. Sejak itu, Meituan terus memperluas cakupan layanannya dan kini menawarkan lebih dari 200 kategori layanan, meliputi:
Pengiriman makanan (bisnis utama)
Pemesanan hotel dan perjalanan
Layanan ride-hailing dan bike-sharing
Pemesanan tiket bioskop
Berbagai layanan gaya hidup lainnya
Dalam beberapa tahun terakhir, Meituan juga memperkuat posisinya dengan mengakuisisi Mobike seharga USIDR 42.808,81 miliar, memasuki pasar bike-sharing yang diperkirakan memiliki 227 juta pengguna. Selain itu, perusahaan ini mengembangkan layanan "Everything Now" yang memungkinkan pengiriman cepat untuk berbagai kebutuhan konsumen.
Jumlah Pengguna Meituan
Meituan mencatat pertumbuhan pengguna yang sangat mengesankan. Pada Desember 2017, Meituan telah memiliki 310 juta pelanggan bertransaksi dan 4,4 juta pedagang aktif di lebih dari 2.800 kota dan kabupaten di seluruh China. Jumlah ini terus meningkat hingga mencapai 400 juta pengguna pada 2018 dan mencapai puncaknya pada 677,9 juta pengguna di tahun 2023.
Perusahaan ini juga mencatat 289 juta pengguna aktif bulanan pada Desember 2017. Hingga April 2022, layanan Meituan Select menunjukkan distribusi pengguna yang seimbang antara gender, meskipun terdapat variasi dalam kelompok usia.
Pendapatan Tahunan Meituan
Pendapatan Meituan menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten. Pada tahun 2023, Meituan mencatatkan pendapatan sebesar RMB 276,7 miliar (IDR 193.590,96 miliar), meningkat 25,8% dari RMB 220,0 miliar pada 2022. Khusus untuk kuartal keempat 2023, pendapatan mencapai RMB 88,5 miliar.
Pendapatan tahunan Meituan dalam beberapa tahun terakhir:
2023: 276,7 miliar RMB
2022: 220,0 miliar RMB
2021: 179 miliar RMB
2020: 114 miliar RMB
Untuk segmen bisnis, pengiriman makanan menyumbang 62% dari total pendapatan, sementara layanan in-store, hotel dan perjalanan menyumbang 32%. Meskipun demikian, Meituan terus menghadapi persaingan yang semakin ketat, terutama dari JD.com yang mulai memasuki bisnis pengiriman makanan pada Februari 2024.
JD.com
JD.com membedakan dirinya di antara perusahaan e-commerce terbesar di dunia melalui pendekatan supply chain-based yang unik, memadukan teknologi canggih dengan jaringan logistik yang ekstensif.
Sejarah JD.com
Pada 1998, Liu Qiangdong mendirikan JD.com dengan modal awal hanya CNY 12.000 (sekitar IDR 26.953.695,89) yang dipinjamnya. Pada Januari 2004, perusahaan ini resmi memasuki dunia e-commerce dengan meluncurkan JD Multimedia. Sebaliknya, pada 2007, perusahaan mulai mengembangkan jaringan logistik miliknya sendiri untuk memperlancar proses pengiriman. JD.com kemudian tercatat sebagai perusahaan e-commerce China pertama yang listing di NASDAQ pada Mei 2014. Selanjutnya, pada Juni 2020, JD.com berhasil menyelesaikan pencatatan sekunder di Bursa Efek Hong Kong (HKEx).
Model Bisnis JD.com
Berbeda dengan banyak platform e-commerce lainnya, JD.com menerapkan pendekatan penjualan langsung dan mengelola sebagian besar inventarisnya sendiri, memungkinkan kontrol lebih besar atas kualitas produk, harga, dan efisiensi rantai pasokan. Bisnis utama JD.com meliputi:
JD Retail: penyedia infrastruktur retail yang fokus pada optimalisasi biaya dan efisiensi
JD Logistics: layanan rantai pasokan dan logistik berteknologi tinggi
JD Health: platform teknologi yang berspesialisasi dalam rantai pasokan produk farmasi
JD Technology: layanan teknologi seperti AI, big data, dan komputasi awan
JD Industrials: transformasi digital rantai pasokan industri
JD Property: investasi infrastruktur dan manajemen aset
Meskipun demikian, JD Retail tetap menjadi penyumbang utama pendapatan operasional perusahaan.
Pendapatan Tahunan JD.com
JD.com mencatat pendapatan bersih RMB 1.158,8 miliar (IDR 2.517.792,30 miliar) untuk tahun 2024, meningkat 6,8% dari tahun 2023. Sementara itu, pendapatan dari operasi mencapai RMB 38,7 miliar (IDR 84.032,11 miliar) pada 2024, dibandingkan dengan RMB 26,0 miliar pada 2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa perusahaan adalah RMB 41,4 miliar (IDR 90.374,16 miliar) untuk tahun 2024, dibandingkan dengan RMB 24,2 miliar untuk tahun 2023. Margin laba bersih non-GAAP mencapai 4,1%.
Pada dasarnya, JD.com berhasil menunjukkan ekspansi margin yang konsisten selama 11 kuartal berturut-turut, menunjukkan eksekusi operasional yang solid dan memberikan keyakinan pada target manajemen untuk mencapai margin single-digit tinggi dalam jangka panjang.
Shopify
Berbeda dengan marketplace tradisional, Shopify menonjol sebagai platform e-commerce terbesar di dunia yang fokus menyediakan infrastruktur bagi pedagang untuk membangun toko online mereka sendiri, bukan sekadar menjadi tempat jual-beli.
Transformasi Shopify
Shopify mengalami pertumbuhan pesat menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia dengan memberdayakan lebih dari 1,7 juta bisnis. Tahun 2020 menjadi titik balik signifikan saat pendapatan Shopify meningkat sebesar 86% dan volume barang dagangan tumbuh hingga 96%. Berbeda dengan Amazon atau Alibaba, Shopify menawarkan kesempatan bagi penjual untuk mendiversifikasi kehadiran e-commerce mereka dan mendapatkan kemandirian dibandingkan berjualan di marketplace. Banyak merek berhasil meningkatkan pendapatan dan nilai brand mereka hanya dengan menambahkan toko Shopify ke saluran penjualan yang sudah ada. Strategi ini berhasil mengubah Shopify dari sekadar platform belanja online dasar menjadi kekuatan e-commerce yang sukses melalui perencanaan strategis, pemasaran inovatif, dan optimisasi berkelanjutan.
Jangkauan Global Shopify
Shopify saat ini menguasai 16,36% pangsa pasar e-commerce global dan memungkinkan jutaan pedagang di lebih dari 175 negara untuk mengoperasikan bisnis mereka. Platform ini memiliki pangsa pasar yang signifikan di negara berbahasa Inggris, seperti:
AS dengan 28% pangsa pasar (44% dari total toko aktif Shopify)
Kanada dengan 30% pangsa pasar (5% dari total toko aktif)
Inggris dengan 21% pangsa pasar (7% dari total toko aktif)
Jerman dengan 24% pangsa pasar (3% dari total toko aktif)
Pada kuartal pertama 2025, Shopify diluncurkan di 16 pasar baru, termasuk Meksiko dan beberapa negara Eropa. Merchants dapat dengan mudah melokalisasi toko mereka untuk berbagai wilayah, yang berpotensi meningkatkan tingkat konversi hingga 40%.
Pendapatan Tahunan Shopify
Shopify menghasilkan pendapatan sebesar IDR 111.937,11 miliar pada 2023. Pada Q1 2025, perusahaan mencatat pendapatan IDR 37.418,07 miliar, meningkat 27% dibandingkan tahun sebelumnya, menandai delapan kuartal berturut-turut dengan pertumbuhan pendapatan lebih dari 25%. Arus kas bebas mencapai IDR 5.755.406,83 juta pada Q1 2025, meningkat lebih dari 50% year-over-year, dengan margin arus kas bebas 15%. Pendapatan solusi langganan tercatat sebesar IDR 9.830.171,44 juta untuk kuartal tersebut. Namun, perusahaan juga mencatat kerugian bersih IDR 10.813.188,59 juta untuk Q1, meskipun tetap mempertahankan posisi kuat di pasar e-commerce. Untuk Q2 2025, Shopify memperkirakan keuntungan kotor akan tumbuh pada tingkat persentase belasan tinggi dan pendapatan akan berkembang pada tingkat persentase pertengahan dua puluhan dibandingkan tahun sebelumnya.
MercadoLibre
MercadoLibre berdiri sebagai platform e-commerce terdepan di Amerika Latin, mengembangkan ekosistem digital yang menghubungkan jutaan penjual dan pembeli di kawasan tersebut sejak dua dekade terakhir.
Asal Usul MercadoLibre
Didirikan pada tahun 1999 di Buenos Aires, Argentina, MercadoLibre merupakan hasil dari visi empat pengusaha yang bertekad merevolusi perdagangan dan layanan keuangan melalui teknologi di Amerika Latin. Marcos Galperin, yang saat itu sedang menuntut ilmu di Universitas Stanford, mengawali petualangan ini bersama rekan-rekannya di sebuah garasi di kawasan Saavedra. Investasi awal MercadoLibre didapatkan dari John Muse, salah satu pendiri HM Capital Partners, yang terkesan dengan konsep bisnis Galperin. Pada Agustus 2007, MercadoLibre mencatatkan prestasi sebagai perusahaan e-commerce Latin Amerika pertama yang masuk ke NASDAQ.
Lini Bisnis MercadoLibre
MercadoLibre mengoperasikan ekosistem bisnis komprehensif yang mencakup beberapa unit utama:
Marketplace: Platform yang menawarkan pengalaman berbelanja tanpa kendala, dari pencarian hingga pembayaran dan pengiriman
Mercado Pago: Layanan teknologi finansial dengan 64 juta pengguna aktif bulanan pada kuartal pertama 2025
Mercado Envíos: Layanan pengiriman dengan 74% pengiriman diselesaikan dalam 48 jam
Mercado Crédito: Layanan kredit dengan portofolio yang tumbuh 75% YoY mencapai IDR 123.669,90 miliar
Mercado Ads: Divisi periklanan perusahaan
Saat ini, MercadoLibre beroperasi di 18 negara dan menjadi sumber pendapatan utama bagi lebih dari 1 juta keluarga. Sebanyak 95.000 UKM menggunakan Mercado Pago sebagai alat pembayaran, dengan 79% di antaranya melaporkan penurunan penggunaan uang tunai setelah mengadopsi metode pembayaran digital.
Pendapatan Tahunan MercadoLibre
MercadoLibre melaporkan kinerja keuangan yang kuat pada kuartal pertama 2025. Pendapatan bersih dan pendapatan finansial meningkat 37% YoY mencapai IDR 93.545,18 miliar. Sementara itu, pendapatan dari operasi meningkat 45% YoY menjadi IDR 12.097.452,92 juta. Laba bersih untuk kuartal tersebut mencapai IDR 7.832.426,92 juta, meningkat 44% YoY.
Dari segi bisnis e-commerce, pendapatan bersih pada kuartal pertama tumbuh 32% dalam dolar YoY, mencapai IDR 52.321,88 miliar. Bersamaan dengan itu, nilai barang dagangan bruto (GMV) meningkat 17% YoY dalam dolar mencapai IDR 210.873,03 miliar, dengan pertumbuhan FX Neutral sebesar 40%. Jumlah pembeli unik meningkat 25% YoY menjadi hampir 67 juta, mempertahankan tingkat pertumbuhan pembeli baru tertinggi sejak awal 2021.
Coupang
Coupang muncul sebagai perusahaan teknologi Fortune 200 yang mengubah lanskap e-commerce di Korea Selatan dengan pendekatan inovatif berbasis teknologi dan fokus pada pengalaman pelanggan yang superior.
Layanan Unggulan Coupang
Rocket Delivery menjadi salah satu layanan unggulan Coupang dengan jangkauan luas mencakup jutaan produk unik. Sebanyak 99,6% pesanan berhasil dikirimkan dalam waktu 24 jam. Selain itu, layanan Dawn Delivery memungkinkan pelanggan menerima pesanan sebelum pukul 7 pagi jika dipesan sebelum tengah malam. Rocket Fresh, sebagai layanan belanja bahan makanan terbesar di Korea, menggunakan tas ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali dengan dampak lingkungan setara penanaman 9 juta pohon setiap tahun.
WOW, program keanggotaan premium Coupang, menawarkan berbagai keuntungan dengan biaya hanya 4.990 won per bulan, termasuk pengiriman gratis tanpa minimum pembelian, layanan Coupang Play (streaming video), dan diskon eksklusif. Mulai Maret 2024, anggota WOW juga menikmati pengiriman gratis tanpa batas untuk pesanan makanan melalui Coupang Eats.
Pertumbuhan Selama Pandemi
Ketika pandemi melanda, Coupang meluncurkan kampanye "Cheer Up, Korea!" untuk mendukung usaha kecil di tujuh wilayah termasuk Daegu dan Gyeongsangbuk-do. Hasilnya, pendapatan pedagang kecil di platform Coupang meningkat 121% year-on-year. Khususnya di Gyeongsangbuk-do, pertumbuhan mencapai 244%, tertinggi di seluruh negeri.
Beberapa kisah sukses termasuk Sias, produsen makanan yang penjualannya melonjak 400% setelah bergabung dengan Rocket Fresh, dan Soonsu Korea, produsen tisu basah yang mencatatkan pertumbuhan 600% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan Tahunan Coupang
Pada kuartal pertama 2025, Coupang mencatatkan pendapatan bersih sebesar IDR 125.255,41 miliar, meningkat 11% YoY dan 21% pada basis FX-neutral. Laba kotor mencapai IDR 36.466,77 miliar, naik 20% YoY, sementara pendapatan operasi sebesar IDR 2.441.687,75 juta, meningkat IDR 1.807.483,14 juta.
Segmen Product Commerce menghasilkan pendapatan IDR 109.400,30 miliar, tumbuh 6% YoY, dengan jumlah pelanggan aktif mencapai 23,4 juta, meningkat 9% YoY. Sementara itu, Developing Offerings (termasuk Eats, Play, Fintech, dan Farfetch) mencatatkan pendapatan IDR 15.855,12 miliar, tumbuh 67% YoY.
Sea (Shopee)
Shopee telah berkembang menjadi salah satu situs e-commerce terbesar di Asia Tenggara dan mendominasi pasar regional dengan strategi ekspansi yang cepat serta layanan finansial terintegrasi.
Ekspansi Shopee di Asia Tenggara
Di Vietnam, Shopee secara aktif mendorong digitalisasi produk-produk lokal dan membantu puluhan ribu bisnis lokal mengadopsi ekonomi digital pada 2024. Hal ini membuka peluang domestik baru dan memungkinkan produk "Made in Vietnam" memperluas jangkauannya ke pasar ASEAN. Sementara itu di Indonesia, Shopee bekerja sama dengan SMESCO dan Kementerian UMKM meluncurkan dua inisiatif penting: "Anak Muda Bisa Ekspor" dan "Sukses UMKM Baru". Program kedua memberikan insentif awal IDR 2 juta bagi setiap UMKM baru yang bergabung dengan Shopee.
Selain itu, Shopee baru-baru ini meluncurkan Shopee International Platform (SIP) di Singapura yang membantu penjual lokal mengembangkan bisnis ke pasar regional seperti Malaysia dan Thailand tanpa biaya tambahan. Selama fase uji coba, lebih dari 8.000 penjual Shopee Singapura berhasil bergabung dengan SIP dan mencatat peningkatan pesanan dan GMV sebesar 8 kali lipat dalam tiga bulan terakhir.
Layanan Fintech Sea
SeaMoney, yang baru-baru ini diubah namanya menjadi Monee, merupakan penyedia layanan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara. Sebagai bagian dari Sea Limited, perusahaan ini menawarkan berbagai layanan keuangan digital termasuk dompet digital, pemrosesan pembayaran, kredit, perbankan, dan insurtech. Layanan ini tersedia di delapan pasar di Asia Tenggara, Taiwan, dan Brasil di bawah berbagai merek seperti ShopeePay, SPayLater, dan SeaBank.
Kantor pusat baru SeaMoney di Singapura akan menampung lebih dari 1.000 profesional keuangan digital dan dilengkapi dengan Pusat Keunggulan dalam manajemen produk, kecerdasan buatan, dan anti-pencucian uang.
Pendapatan Tahunan Shopee
Shopee mencatat lonjakan pendapatan sebesar 37,9% year-on-year menjadi IDR 196.603,43 miliar. EBITDA yang disesuaikan untuk unit e-commerce mencapai IDR 2.470.226,95 juta untuk tahun finansial 2024, dibandingkan dengan kerugian IDR 3.389.823,64 juta pada 2023.
Volume pesanan Shopee mencapai 10,9 miliar untuk 12 bulan hingga 31 Desember 2024, naik 33% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai barang dagangan (GMV) meningkat 28% menjadi IDR 1.593.439,08 miliar. Pada 2025, perusahaan mengharapkan pertumbuhan GMV Shopee sekitar 20% dengan profitabilitas yang semakin baik.
Secara keseluruhan, Shopee mencapai 295 juta pengguna pada 2023 dengan Indonesia sebagai pasar terbesar (103 juta pengguna). Aplikasi Shopee diunduh 144 juta kali pada 2023 dan berhasil menguasai 45% pangsa pasar e-commerce di Asia Tenggara.
Walmart
Walmart telah bertransformasi dari peritel fisik tradisional menjadi pemain utama dalam ekosistem platform e-commerce terbesar di dunia melalui integrasi teknologi dan inovasi digital.
Transformasi Digital Walmart
Walmart Global Tech berfokus pada pengembangan kapabilitas teknologi dan solusi retail yang langsung terkait dengan pengalaman pelanggan. Sebagai organisasi yang "people-led" dan "tech-powered", Walmart terus mendorong inovasi yang berdampak pada jutaan kehidupan secara global. Selama dekade terakhir, perusahaan berhasil memposisikan diri sebagai "perusahaan teknologi yang bergerak cepat". Dalam upaya mengejar Amazon, Walmart mendirikan divisi e-commerce global pada 2010 dengan tiga tujuan utama: mengembangkan strategi e-commerce global, mempercepat pertumbuhan saluran online, dan menciptakan platform teknologi untuk setiap pasar. Hasilnya, pendapatan e-commerce global Walmart mencapai IDR 1.300.119,45 miliar pada 2023, menyumbang 13% dari total pendapatan.
Akuisisi dan Ekspansi Walmart
Walmart telah melakukan lebih dari 30 akuisisi untuk mempercepat pertumbuhan digitalnya. Pada Desember 2024, Walmart menyelesaikan akuisisi VIZIO dan sistem operasi SmartCast senilai IDR 36.466,77 miliar. Akuisisi ini memungkinkan Walmart melayani pelanggan dengan cara baru dan memperkuat Walmart Connect—bisnis media ritel perusahaan di AS yang tumbuh 26% pada Q3 tahun 2024. Selain itu, akuisisi Flipkart pada 2018 senilai IDR 253.681,84 miliar memperkuat posisi Walmart di pasar India. Strategi akuisisi ini memudahkan Walmart mengontrol pasar tanpa takut pesaing lain dan memfasilitasi transfer teknologi.
Pendapatan Tahunan Walmart
Pada tahun fiskal 2025, Walmart mencatatkan total pendapatan IDR 10.797.333,47 miliar, yang sebagian besar terdiri dari penjualan bersih IDR 10.694.275,22 miliar. Pendapatan bersih mencapai IDR 307.589,24 miliar, meningkat 25% dari tahun 2024. Margin laba juga meningkat menjadi 2,9%, naik dari 2,4% di tahun sebelumnya. Pendapatan per saham (EPS) tercatat IDR 38.369,38, meningkat dari IDR 30.441,82 pada 2024. Meskipun menghadapi ketidakpastian tarif, Walmart mempertahankan perkiraan penjualan tahunannya pada April 2024, dengan CEO Doug McMillon menegaskan komitmen perusahaan untuk menjaga harga tetap rendah.
eBay
eBay, didirikan pada tahun 1995 oleh Pierre Omidyar, telah menjadi salah satu platform e-commerce paling berpengaruh di dunia dengan model pasar terbuka yang menghubungkan jutaan pembeli dan penjual secara global.
Model Bisnis eBay
Pada dasarnya, eBay mengoperasikan model marketplace yang terdesentralisasi, memungkinkan pembeli dan penjual dari seluruh dunia terhubung langsung satu sama lain. Berbeda dengan banyak platform lain, eBay menghasilkan pendapatan melalui beberapa aliran utama:
Biaya listing: Dibebankan kepada penjual untuk menawarkan produk mereka
Biaya nilai akhir: Persentase dari harga penjualan akhir saat sebuah item terjual
Iklan dan promosi: Termasuk daftar yang dipromosikan untuk meningkatkan visibilitas
Model bisnis eBay berfokus pada transaksi consumer-to-consumer (C2C) dan business-to-consumer (B2C), dengan lebih dari 132 juta pengguna individual aktif. Perusahaan ini menggunakan metrik Volume Merchandise Bruto (GMV) untuk mengukur volume transaksi, yang mencapai IDR 291.734,12 miliar pada kuartal kedua 2024.
Fitur Unggulan eBay
eBay terus berinovasi dengan fitur-fitur yang meningkatkan pengalaman pengguna. Salah satu inovasi terbaru adalah alur listing berbasis AI yang disederhanakan untuk pelanggan C2C di AS, Inggris dan Jerman, memanfaatkan teknologi "magical listing" yang meningkatkan kemudahan, kecepatan, dan kualitas pembuatan daftar.
Terlebih lagi, eBay memperluas layanan Authenticity Guarantee di Jepang untuk mencakup jam tangan dan perhiasan, memperkuat proposisi nilai kepercayaan dan seleksi, serta meningkatkan keyakinan pelanggan untuk barang mewah secara global. Perusahaan juga berkolaborasi dengan OpenAI pada agen AI Operator, yang bertindak sebagai asisten virtual untuk menghubungkan pengguna dengan inventaris unik eBay.
Pendapatan Tahunan eBay
Pada kuartal pertama 2025, eBay melaporkan pendapatan IDR 41.223,30 miliar, naik 1% pada basis as-reported dan naik 2% pada basis FX-neutral. GMV mencapai IDR 298.076,17 miliar, juga naik 1% pada basis as-reported dan 2% pada basis FX-neutral. Meskipun demikian, total penawaran iklan perusahaan menghasilkan pendapatan IDR 7.007.960,93 juta, mewakili 2,4% dari GMV.
eBay mencatatkan pendapatan operasi dengan margin GAAP dan Non-GAAP masing-masing 23,8% dan 29,8%. Perusahaan menghasilkan IDR 12.477.975,69 juta arus kas operasi dan IDR 10.210.694,21 juta arus kas bebas. Selama tahun 2024, eBay memfasilitasi IDR 1.189.133,64 miliar volume barang dagangan bruto.
Rakuten
Rakuten menjadi salah satu ekosistem digital terlengkap di Asia dengan strategi integrasi layanan yang unik, menawarkan pengalaman belanja online yang membedakannya dari platform e-commerce terbesar di dunia lainnya.
Sejarah Rakuten
Didirikan pada tahun 1997 oleh Hiroshi Mikitani, Rakuten awalnya bernama MDM, Inc. dengan hanya enam karyawan, satu server, dan 13 pedagang. Pada era di mana banyak orang skeptis tentang pembelian online, Rakuten meluncurkan Rakuten Ichiba, marketplace B2B2C yang berfokus pada pemberdayaan pedagang kecil dan lokal. Nama "Rakuten" yang berarti "optimisme" dalam bahasa Jepang, dipilih pada 1999 untuk menekankan keyakinan perusahaan akan masa depan.
Pada 2001, Rakuten meluncurkan layanan reservasi hotel online Rakuten Travel, sebelum akhirnya memperkenalkan Program Rakuten Super Point pada 2002 sebagai sistem loyalitas pelanggan. Ekspansi global dimulai dengan akuisisi LinkShare Corporation dari AS pada 2005, diikuti dengan peluncuran Taiwan Rakuten Ichiba pada 2006 sebagai bisnis e-commerce pertama di luar Jepang.
Layanan Rakuten
Rakuten mengoperasikan lebih dari 70 bisnis berbeda dalam ekosistem terintegrasi, mencakup layanan:
E-commerce: Rakuten Ichiba sebagai marketplace utama
Fintech: Kartu kredit, perbankan, e-money dan layanan keuangan digital
Konten digital: Rakuten Kobo untuk e-book dan layanan streaming
Telekomunikasi: Rakuten Mobile dengan layanan 4G dan 5G
Keunikan Rakuten terletak pada pendekatan ekosistemnya, di mana lebih dari 40 juta pengguna aktif bulanan dapat mengakses berbagai layanan dengan satu Rakuten ID. Sekitar 80% pengguna memanfaatkan minimal dua layanan Rakuten, menunjukkan tingkat loyalitas yang tinggi. Sistem poin Rakuten menjadi faktor utama dalam mempertahankan pengguna, dengan total poin yang diberikan melebihi 2 triliun pada 2020.
Pendapatan Tahunan Rakuten
Rakuten Mobile mencapai profitabilitas pada bulan terakhir 2024, lima tahun setelah diluncurkan, dengan EBITDA mencapai 2,3 miliar yen (IDR 239.412,24 juta). Meskipun untuk keseluruhan tahun masih mencatat kerugian EBITDA sebesar 53,8 miliar yen, angka ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Mikitani, ketua Rakuten, menargetkan EBITDA tahunan positif pada 2025, didorong oleh akuisisi pelanggan yang kuat dan peningkatan ARPU.
Pendapatan layanan kuartal keempat tumbuh 40,3% menjadi 46,6 miliar yen, dengan kerugian operasional berkurang menjadi 46 miliar yen dari 62 miliar yen tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan bertambah 1,6 juta hingga mencapai total 8,3 juta pada akhir 2024, dengan ARPU inti meningkat 2,6% menjadi 1.770 yen.
Flipkart
Flipkart mendominasi lanskap digital di India sebagai marketplace utama negara tersebut, menghadirkan contoh menarik bagaimana investasi strategis dapat memposisikan platform e-commerce dalam persaingan global.
Akuisisi oleh Walmart
Pada Mei 2018, Walmart mengakuisisi 77% saham Flipkart seharga IDR 253.681,84 miliar, menjadikannya akuisisi terbesar Walmart dan salah satu transaksi terbesar di sektor e-commerce global. Kesepakatan ini menilai Flipkart senilai IDR 329.786,40 miliar. Sisa kepemilikan saham dipertahankan oleh pendiri Binny Bansal dan pemegang saham lain termasuk Tencent Holdings, Microsoft, dan Tiger Global. Walmart berkomitmen menginvestasikan IDR 31.710,23 miliar dalam pendanaan ekuitas untuk membantu Flipkart mengembangkan bisnisnya.
Kemudian pada tahun 2023, Walmart membayar IDR 22.197,16 miliar untuk membeli investasi Tiger Global dan mengakuisisi 1% saham tersisa Accel. Langkah ini menilai Flipkart sekitar IDR 554.929,03 miliar, turun dari penilaian sebelumnya yang hampir mencapai IDR 602.494,38 miliar pada 2021.
Pertumbuhan di India
Saat diakuisisi, Flipkart beroperasi di pasar e-commerce India yang bernilai IDR 602.494,38 miliar pada 2017 dan diperkirakan tumbuh hingga IDR 3.171.023,05 miliar pada 2027. Padahal, e-commerce saat itu masih kurang dari 4% dari pasar ritel India.
Selain itu, Flipkart Internet, divisi B2B perusahaan, mencatatkan pertumbuhan pendapatan kotor 26,4% pada tahun fiskal 2024, menembus angka Rs 70.000 crore. Perusahaan ini memperoleh pendapatan terutama dari:
Iklan: hampir Rs 5.000 crore, meningkat dari Rs 3.324,7 crore tahun sebelumnya
Biaya marketplace: Rs 3.734,2 crore
Layanan pengumpulan: Rs 1.225,8 crore
Selanjutnya, Flipkart bersiap melakukan IPO bersejarah di India pada 2025, menargetkan valuasi antara IDR 951.306,91 miliar dan IDR 1.109.858,07 miliar. Untuk memfasilitasi ini, perusahaan sedang memindahkan holding company-nya dari Singapura ke India dalam proses "reverse flipping".
Pendapatan Tahunan Flipkart
Pada tahun fiskal 2024, pendapatan Flipkart melonjak 26% menjadi Rs 70.844 crore (sekitar IDR 134.768,48 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, kerugian bersih naik 13% menjadi Rs 4.194 crore. Total pengeluaran untuk tahun fiskal tersebut dilaporkan sebesar Rs 75.038 crore.
Arus kas operasional keluar meningkat 77,4% mencapai Rs 6.392,7 crore, sementara kerugian kumulatif mencapai Rs 26.407 crore pada akhir tahun fiskal 2024. Kendati menghadapi tantangan, bisnis grocery Flipkart bertumbuh 50% year-on-year. Periode September hingga November sangat signifikan bagi perusahaan, menyumbang sekitar 50% dari nilai barang dagangan tahunan.
Zalando
Zalando berdiri kokoh sebagai platform e-commerce fashion terbesar di Eropa, dengan visi menjadi tujuan utama yang digemari konsumen untuk semua kebutuhan fashion mereka.
Fokus Pasar Zalando
Zalando hadir di 17 negara di Eropa dengan basis pelanggan yang berkembang pesat. Selama 2025, jumlah pelanggan aktif melonjak hingga 52,4 juta, meningkat dari 49,5 juta pada tahun sebelumnya. Perusahaan yang didirikan di Berlin pada 2008 ini memiliki target ambisius untuk melayani lebih dari 10% pasar fashion Eropa dalam jangka panjang. Meskipun demikian, Zalando beroperasi di berbagai pasar utama, termasuk:
Jerman (negara asal dan pasar terbesar)
Prancis, Italia, dan Spanyol
Inggris dan negara-negara Nordik
Negara-negara Benelux (Belgia, Belanda, Luksemburg)
Strategi Zalando berfokus pada pelanggan yang sadar fashion, terutama kalangan muda dan dewasa paruh baya yang menghargai kenyamanan belanja online dan pengalaman personal.
Inovasi Digital Zalando
Zalando bertransformasi dari sekadar pengecer online menjadi model bisnis platform dengan efek jaringan yang kuat. Selain itu, perusahaan ini berinvestasi dalam pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi, termasuk pengembangan fitur yang memungkinkan pelanggan mengeksplorasi konten fashion dalam cara yang intuitif. Pada 2025, Zalando memperkenalkan fitur berbasis AI dan menambahkan merek desainer terkenal seperti Marc Jacobs milik LVMH untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi persaingan dari platform fast-fashion seperti Shein.
Pendapatan Tahunan Zalando
Pada kuartal pertama 2025, Zalando mencatatkan pendapatan grup sebesar 2,42 miliar euro (IDR 43.443,02 miliar), meningkat 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai barang dagangan (GMV) tumbuh 6,5% menjadi 3,5 miliar euro. Pendapatan yang disesuaikan sebelum bunga dan pajak (EBIT) mencapai 46,7 juta euro, melonjak 65,2% dari tahun sebelumnya.
Untuk tahun 2025, Zalando mempertahankan perkiraan pertumbuhan pendapatan dan GMV antara 4% hingga 9%, dengan EBIT yang disesuaikan diproyeksikan mencapai 530 juta hingga 590 juta euro. Perusahaan ini tetap optimis meskipun menghadapi "lingkungan geopolitik dan makroekonomi yang berubah cepat".
Wayfair
Wayfair telah memantapkan posisinya sebagai pemain penting dalam ranah toko online terbesar di dunia dengan fokus khusus pada sektor perabotan dan dekorasi rumah. Perusahaan ini berhasil membangun ekosistem belanja online komprehensif yang didukung teknologi canggih.
Kategori Produk Wayfair
Wayfair menawarkan katalog produk yang sangat luas dengan lebih dari 18 juta item untuk kebutuhan rumah. Perusahaan ini mengoperasikan sejumlah merek spesifik yang melayani berbagai segmen pasar:
Wayfair: Menyediakan berbagai gaya untuk setiap rumah
AllModern: Menghadirkan desain modern yang sederhana
Birch Lane: Menawarkan gaya klasik untuk kehidupan yang menyenangkan
Joss & Main: Kurasi gaya terbaik untuk rumah
Perigold: Destinasi untuk produk rumah mewah
Wayfair Professional: Toko serba ada untuk profesional
Pendekatan multi-brand ini memungkinkan Wayfair melayani berbagai preferensi desain dan anggaran, sehingga memenuhi kebutuhan spektrum pelanggan yang luas mulai dari pencari nilai hingga pembeli barang mewah.
Teknologi AR Wayfair
Sejak 2017, Wayfair telah menjadi pionir dalam penerapan teknologi Augmented Reality (AR) untuk memperbaiki pengalaman belanja pelanggan. Berbeda dengan implementasi AR sebagai hiburan semata, Wayfair mengembangkan "View in Room" yang memungkinkan pelanggan melihat produk 3D virtual dalam ruang mereka dengan skala sebenarnya menggunakan smartphone.
Fitur AR Wayfair membantu pelanggan menjawab pertanyaan penting seperti "Apakah barang ini akan cocok di ruangan saya?". Pada 2025, perusahaan mengintegrasikan RealityKit dan LiDAR dalam versi terbaru aplikasi Wayfair, memungkinkan pengguna menempatkan beberapa produk virtual dalam rumah mereka dengan pencahayaan real-time dan deteksi permukaan yang lebih akurat. Teknologi ini membantu meningkatkan keyakinan pembeli dan mengurangi pengembalian produk.
Pendapatan Tahunan Wayfair
Wayfair menghasilkan pendapatan bersih IDR 188.675,87 miliar untuk dua belas bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025. Pada kuartal pertama 2025, pendapatan bersih Wayfair mencapai IDR 42.808,81 miliar, mengalahkan estimasi konsensus sebesar 0,7%. Meskipun hanya sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, perusahaan mencatat kinerja sehat di segmen AS yang tumbuh 1,6% year-over-year.
Pendapatan per pelanggan aktif meningkat 4,7% year-over-year menjadi IDR 8.910.574,76. Namun, basis pelanggan aktif menurun 5,4% menjadi 21,1 juta. Meskipun demikian, laba adjusted EBITDA meningkat menjadi IDR 1.680.642,21 juta, naik dari IDR 1.189.133,64 juta pada tahun sebelumnya. Wayfair terus mempertahankan pangsa pasar yang sehat meskipun menghadapi volatilitas kategori yang persisten.
FAQS
Memahami lanskap e-commerce terbesar di dunia dapat menjadi tantangan karena dinamika pasar yang terus berubah. Berikut jawaban untuk beberapa pertanyaan umum tentang ekosistem e-commerce global.
Mana Perusahaan E-commerce Terbesar di Dunia Tahun 2025?
Amazon tetap menjadi perusahaan e-commerce terbesar di dunia pada 2025. Dengan pendapatan tahunan mencapai IDR 11.098.580,66 miliar, Amazon mempertahankan dominasinya di pasar global.
Apa Perbedaan Utama Antara Alibaba dan Amazon?
Alibaba lebih fokus pada pasar B2B, sementara Amazon utamanya melayani pasar B2C. Model bisnis ini mencerminkan pendekatan berbeda dalam menangani marketplace terbesar di dunia di wilayah geografis masing-masing.
Platform E-commerce Mana yang Memimpin di Amerika Latin?
MercadoLibre merupakan platform e-commerce terdepan di Amerika Latin, dengan pertumbuhan pendapatan 37% YoY mencapai IDR 93.545,18 miliar pada kuartal pertama 2025.
Berapa Besar Pasar E-commerce Global?
Pasar e-commerce global diperkirakan mencapai total IDR 507.363,69 triliun pada 2024 dan menyumbang 23% dari total penjualan ritel. Selain itu, NRF memproyeksikan penjualan ritel selama 2025 akan tumbuh antara 2,7% dan 3,7% dibandingkan 2024.
Platform E-commerce Apa yang Terbaik untuk Dropshipping?
Untuk volume pilihan dan popularitas, Shopify mendominasi dropshipping dengan lebih dari 4.000 integrasi. Namun demikian, BigCommerce juga menawarkan kontrol dropshipping yang baik dengan belasan integrasi dari nama-nama besar seperti Printful dan AliExpress.
Apa itu Platform E-commerce Headless?
Platform e-commerce headless adalah perangkat lunak yang bekerja di latar belakang tanpa mengendalikan desain toko dan antarmuka pengguna. Platform ini bekerja dengan perangkat lunak dan API lain untuk melakukan pekerjaan di belakang layar.
Adakah Alternatif Gratis untuk Shopify?
Ya, tersedia beberapa alternatif Shopify gratis. Platform open source seperti WooCommerce dan OpenCart adalah alternatif Shopify gratis yang paling umum. Platform e-commerce lain dengan paket gratis termasuk Square Online, Big Cartel, dan Shift4Shop.