
Rakuten, raksasa e-commerce asal Jepang, telah menjadi nama yang tidak asing di dunia perdagangan online. Didirikan di Tokyo, perusahaan ini telah berkembang menjadi platform marketplace yang memiliki pengaruh besar di berbagai sektor, mulai dari belanja online hingga perbankan digital. Dengan kehadirannya yang kuat di pasar global, Rakuten terus memperluas jangkauannya dan berinovasi dalam industri teknologi.
Artikel ini akan membahas perjalanan Rakuten dari awal berdirinya hingga menjadi pemain utama di dunia e-commerce. Pembaca akan diajak untuk mengenal lebih dekat model bisnis utama Rakuten, strategi ekspansi globalnya, serta inovasi teknologi yang dikembangkan perusahaan ini. Selain itu, tulisan ini juga akan mengulas diversifikasi bisnis Rakuten, termasuk layanan seperti Rakuten TV, Rakuten Card, dan perannya sebagai sponsor Barcelona. Akhirnya, akan dibahas tantangan dan peluang yang dihadapi Rakuten di masa depan.
Sejarah Singkat Rakuten
Pendirian oleh Hiroshi Mikitani
Rakuten, Inc. memulai perjalanannya pada bulan Februari 1997 ketika Hiroshi Mikitani mendirikan perusahaan ini dengan nama awal MDM, Inc. Mikitani, yang saat itu menjabat sebagai CEO, memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman kerja yang beragam. Setelah lulus dari Universitas Hitotsubashi yang bergengsi di Jepang, ia bekerja di Bank Industri Jepang.
Pada tahun 1993, Mikitani dipindahkan ke Amerika Serikat dan memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School. Pengalaman ini memperluas wawasannya dan membentuk visinya untuk masa depan. Setelah kembali ke Jepang, Mikitani bekerja sebagai konsultan independen selama satu tahun sebelum akhirnya mewujudkan mimpi besarnya untuk memulai perusahaan belanja internet.
Meskipun e-commerce masih dianggap berisiko pada tahun 90-an, Mikitani percaya bahwa belanja internet hanya membutuhkan kesempatan dan pendekatan yang tepat. Dengan keyakinan ini, ia mendirikan Rakuten bersama beberapa anak muda lainnya, memulai perjalanan yang akan mengubah lanskap perdagangan elektronik di Jepang.
Arti nama Rakuten
Nama "Rakuten" memiliki makna yang mendalam dalam bahasa Jepang. Kata ini berarti "optimisme". Pemilihan nama ini mencerminkan visi dan semangat positif yang dimiliki oleh Mikitani dan tim pendirinya saat memulai perusahaan ini. Optimisme ini terbukti menjadi kekuatan pendorong di balik pertumbuhan dan kesuksesan Rakuten di tahun-tahun berikutnya.
Perkembangan awal perusahaan
Setelah didirikan pada Februari 1997, Rakuten segera meluncurkan layanan utamanya. Pada Mei 1997, perusahaan ini memulai operasi Rakuten Shopping Mall (楽天市場, Rakuten Ichiba). Ini menandai langkah pertama Rakuten dalam industri e-commerce Jepang.
Dua tahun setelah pendiriannya, tepatnya pada bulan Juni 1999, perusahaan ini mengambil langkah penting dengan mengubah namanya dari MDM, Inc menjadi Rakuten, Inc. Perubahan nama ini menandai komitmen perusahaan terhadap visi optimistisnya dan memperkuat identitas mereknya di pasar.
Sejak awal, Rakuten menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Perusahaan ini dengan cepat naik menjadi situs e-commerce terbesar dan paling sukses di Jepang. Kesuksesan ini tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga mendorong Rakuten untuk melakukan ekspansi global di tahun-tahun berikutnya.
Perkembangan awal Rakuten ditandai dengan inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar. Perusahaan ini terus memperluas layanannya dan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan pengalaman berbelanja online bagi pelanggannya. Strategi ini membantu Rakuten membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang dan diversifikasi bisnisnya di masa depan.
Model Bisnis Utama Rakuten
Rakuten telah berkembang menjadi perusahaan multinasional Jepang yang menawarkan beragam layanan kepada pelanggannya. Didirikan pada tahun 1997, Rakuten telah membangun model bisnis yang komprehensif, mencakup berbagai sektor industri. Berikut ini adalah tiga pilar utama dalam model bisnis Rakuten:
E-commerce marketplace
Rakuten Ichiba, pasar online unggulan perusahaan, merupakan inti dari model bisnis e-commerce Rakuten. Platform ini menawarkan berbagai produk dan telah menjadi salah satu pasar online terbesar di Jepang. Berbeda dengan pesaingnya, Rakuten mengedepankan konsep "omotenashi" atau keramahan dalam pelayanannya, yang berakar pada budaya Jepang.
Pendiri Rakuten, Hiroshi Mikitani, menekankan bahwa model bisnis perusahaannya berbeda dari Amazon. Sementara Amazon berfokus pada produk dan pelanggan melalui peningkatan sistem distribusi, Rakuten lebih mengedepankan pengalaman berbelanja yang ramah dan berkualitas tinggi. Pendekatan ini mencerminkan komitmen Rakuten untuk menyediakan pengalaman belanja online yang beragam dan komprehensif bagi pelanggannya, baik di Jepang maupun internasional.
Rakuten juga dikenal dengan program loyalitasnya, Rakuten Super Points, yang memberi penghargaan kepada pengguna atas pembelian yang dilakukan di platform. Program ini memperkuat hubungan antara Rakuten dan pelanggannya, mendorong pembelian berulang dan meningkatkan retensi pelanggan.
Fintech dan perbankan
Salah satu aspek penting dari model bisnis Rakuten adalah integrasi layanan keuangan dan teknologi finansial (fintech) ke dalam ekosistem bisnisnya. Perusahaan ini telah mengembangkan berbagai layanan fintech, termasuk perbankan digital dan pembayaran elektronik.
Rakuten telah mengadopsi teknologi blockchain sebagai salah satu inovasi fintech-nya. Teknologi ini dipercaya akan mengubah masa depan industri keuangan global dan menjadi dasar dari berkembangnya konsep mata uang digital. Meskipun tidak secara langsung terkait dengan Rakuten, penelitian menunjukkan bahwa implementasi mata uang digital bank sentral (CBDC) dapat meningkatkan sensitivitas transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga.
Travel dan hospitality
Rakuten Travel merupakan salah satu agen perjalanan online terkemuka di Jepang. Diluncurkan pada tahun 2001, layanan ini menawarkan pilihan akomodasi lokal terlengkap di Jepang. Dengan 20 kantor di 14 negara dan wilayah, Rakuten Travel secara cepat memperluas operasi internasionalnya dan tersedia dalam 7 bahasa.
Layanan perjalanan Rakuten menawarkan beragam pilihan hotel dan akomodasi lainnya untuk wisatawan maupun pelaku perjalanan bisnis, paket tur dengan maskapai penerbangan, dan berbagai layanan terkait perjalanan lainnya. Kehadiran global Rakuten Travel semakin diperkuat dengan dukungan untuk 9 bahasa dan penawaran akomodasi di seluruh dunia.
Dengan mengintegrasikan layanan e-commerce, fintech, dan perjalanan, Rakuten telah menciptakan ekosistem bisnis yang kuat dan saling terhubung. Pendekatan ini memungkinkan pengguna Rakuten untuk menikmati berbagai layanan yang terintegrasi, mulai dari belanja online hingga pemesanan hotel dan layanan keuangan. Strategi ini tidak hanya memperkuat posisi Rakuten di pasar domestik Jepang, tetapi juga mendukung ekspansi globalnya di berbagai sektor industri.
Ekspansi Global Rakuten
Akuisisi perusahaan internasional
Rakuten telah melakukan serangkaian akuisisi strategis untuk memperluas jangkauan globalnya. Pada tahun 2005, perusahaan ini membeli Linkshare yang berbasis di New York City, yang kemudian berganti nama menjadi "Rakuten Linkshare". Akuisisi ini memperkuat kemampuan Rakuten dalam analisis kinerja penjualan dan pemasaran.
Ekspansi Rakuten semakin intensif pada tahun 2010. Perusahaan ini mengakuisisi ritel daring Prancis PriceMinister seharga €200 juta dan ritel daring Amerika Serikat Buy.com seharga USIDR 4057693.48 juta. Langkah ini menandai masuknya Rakuten ke pasar Eropa dan Amerika Utara.
Tahun 2011 menjadi tahun yang sibuk bagi Rakuten dalam hal akuisisi. Perusahaan ini membeli Ikeda di Brasil, yang kemudian berganti nama menjadi Rakuten Brasil. Di Eropa, Rakuten mengakuisisi Tradoria di Jerman dan Play.com di Inggris seharga £25 juta (sekitar IDR 665461.73 juta). Akuisisi ini memperkuat posisi Rakuten di pasar e-commerce Eropa.
Pada tahun 2012, Rakuten melanjutkan ekspansinya dengan membeli perusahaan pembaca e-book asal Kanada, Kobo, dan layanan video on demand (VOD) Spanyol, Wuaki.tv. Akuisisi ini memungkinkan Rakuten untuk memasuki pasar konten digital dan hiburan.
Masuk ke pasar Asia Tenggara
Rakuten juga menargetkan pasar Asia Tenggara dalam strategi ekspansi globalnya. Pada Juni 2011, perusahaan ini meluncurkan Rakuten Belanja Online di Indonesia. Langkah ini menandai masuknya Rakuten ke salah satu pasar e-commerce yang berkembang pesat di kawasan tersebut.
Di Indonesia, Rakuten berkomitmen untuk membangun ekosistem e-commerce yang kuat dengan memberdayakan UKM melalui serangkaian edukasi e-commerce. Perusahaan ini juga berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menawarkan berbagai metode pembayaran, termasuk online payment, transfer bank, dan ATM.
Tantangan ekspansi global
Meskipun Rakuten telah melakukan ekspansi besar-besaran, perusahaan ini menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya. Salah satu tantangan utama adalah persaingan yang ketat di pasar e-commerce global, terutama di Asia Tenggara. Di Indonesia, misalnya, Rakuten kesulitan bersaing dengan pemain lokal seperti Bukalapak, Lazada, dan Tokopedia yang memiliki dukungan dana investasi yang besar.
Tantangan lain yang dihadapi Rakuten dalam ekspansi globalnya termasuk:
- Perbedaan budaya dan preferensi konsumen di berbagai negara.
- Regulasi yang berbeda-beda dan sering berubah di setiap pasar.
- Kebutuhan untuk beradaptasi dengan tren pasar lokal dan memahami perilaku konsumen yang beragam.
- Persaingan dengan pemain lokal yang sudah mapan di masing-masing pasar.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Rakuten telah mengambil langkah-langkah strategis, seperti mengadopsi bahasa Inggris sebagai bahasa resmi perusahaan sejak pertengahan 2012 untuk meningkatkan daya saing globalnya. Namun, di beberapa pasar seperti Indonesia, Rakuten akhirnya memutuskan untuk menghentikan operasinya karena kesulitan bersaing dengan kompetitor lokal.
Inovasi Teknologi Rakuten
Pengembangan AI dan Big Data
Rakuten telah menempatkan diri sebagai pemimpin dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan analisis big data. Pada tahun 2016, perusahaan ini mendirikan Departemen Promosi AI, yang kemudian dilanjutkan dengan peluncuran Rakuten AI Platform pada April 2017. Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan AI ke dalam semua layanan Grup Rakuten.
Salah satu implementasi AI yang signifikan adalah di Rakuten Ichiba, platform e-commerce unggulan perusahaan. Rakuten Ichiba menggunakan AI untuk menganalisis data perilaku konsumen tanpa mengidentifikasi individu, seperti riwayat penjelajahan pengguna, dan kemudian mempersonalisasikannya sesuai dengan atribut masing-masing. Informasi ini digunakan oleh pedagang di Rakuten Ichiba untuk menyediakan kupon yang ditargetkan pada waktu dan pelanggan yang tepat.
Analisis big data juga digunakan untuk mengoptimalkan halaman kategori Rakuten Ichiba, memungkinkan pelanggan untuk mengakses produk yang mereka cari dengan lebih mudah. Lebih lanjut, Rakuten Ichiba menawarkan layanan diagnostik halaman kepada pedagang, yang mendeteksi area di mana pelanggan menghabiskan waktu lama menjelajah atau meninggalkan halaman. Setelah mengoptimalkan halaman, sebuah tes yang dilakukan pada 1.100 pedagang menunjukkan peningkatan rata-rata tingkat konversi sebesar 43%.
Investasi di Teknologi 5G
Rakuten juga berinvestasi secara signifikan dalam teknologi 5G. Sebagai bagian dari strategi ini, Rakuten berkolaborasi dengan Supermicro, Inc. untuk menghadirkan server dan sistem penyimpanan generasi berikutnya untuk berbagai beban kerja. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan cetak biru bagi operator untuk layanan seluler berbasis cloud yang memanfaatkan server dan arsitektur jaringan tercanggih.
Melalui kemitraan ini, Rakuten Symphony dapat dengan cepat menawarkan solusi Open RAN dengan dukungan teknis dan konsultasi yang tepat waktu. Solusi ini dirancang untuk memenuhi peningkatan pergerakan menuju komunikasi seluler dan pembuatan data di jaringan edge.
Rakuten Institute of Technology
Rakuten Institute of Technology (RIT) memainkan peran kunci dalam inovasi teknologi perusahaan. Misi RIT selaras dengan misi Rakuten untuk memberdayakan keanggotaan Rakuten, dengan visi "otomatisasi, lebih baik dari manusia". RIT bertujuan untuk mengembangkan kemampuan AI yang dapat mengungguli manusia dalam industri yang dipimpin Rakuten, seperti Fintech dan belanja E-commerce.
RIT memiliki beberapa program utama, termasuk program pelanggan yang bertujuan untuk memahami dan memprediksi perilaku pelanggan. Program bahasa dan visi RIT berupaya mengembangkan katalog produk yang sepenuhnya otomatis, termasuk klasifikasi kategori otomatis, ekstraksi atribut, dan tautan item-produk.
Selain itu, RIT memiliki tiga proyek ambisius: jaringan otonom, pengobatan kanker yang didukung AI, dan teknologi kuantum. Upaya-upaya ini menunjukkan komitmen Rakuten untuk tetap berada di garis depan inovasi teknologi, mendorong pertumbuhan dan efisiensi di berbagai sektor bisnisnya.
Diversifikasi Bisnis
Rakuten telah melakukan diversifikasi bisnis yang signifikan, memperluas jangkauannya jauh melampaui platform e-commerce awalnya. Strategi ini sejalan dengan filosofi diversifikasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko bisnis dan meningkatkan potensi keuntungan. Dengan mengembangkan berbagai layanan dan produk, Rakuten telah menciptakan ekosistem yang komprehensif yang mencakup berbagai aspek kehidupan digital konsumen.
Rakuten Mobile
Salah satu langkah diversifikasi Rakuten yang paling ambisius adalah masuk ke sektor telekomunikasi melalui Rakuten Mobile. Meskipun informasi spesifik tentang Rakuten Mobile tidak tersedia dalam keypoints yang diberikan, dapat diasumsikan bahwa ini merupakan bagian dari strategi Rakuten untuk memperluas layanannya di sektor telekomunikasi, yang disebutkan sebagai salah satu komponen ekosistem Rakuten.
Rakuten TV
Rakuten TV merupakan contoh nyata dari upaya diversifikasi Rakuten ke sektor hiburan digital. Layanan ini merupakan bagian dari strategi Rakuten untuk memasuki area konten digital, bersama dengan akuisisi Kobo (platform e-book dan e-reader) dan Wuaki.tv. Rakuten TV menawarkan layanan streaming video on demand (VOD), memungkinkan pengguna untuk menikmati berbagai konten hiburan digital.
Rakuten Viber
Akuisisi Viber oleh Rakuten merupakan langkah strategis yang signifikan dalam diversifikasi bisnisnya. Pada tahun 2014, Rakuten mengakuisisi Viber, sebuah perusahaan perintis dalam layanan messaging dan VoIP, dengan nilai transaksi sebesar USD 900 juta. Akuisisi ini bertujuan untuk mempercepat strategi digital Rakuten dengan memasuki pasar messaging dan VoIP global.
Viber, yang memiliki basis pengguna yang tumbuh pesat hingga mencapai 300 juta pengguna terdaftar, melengkapi strategi Rakuten di ranah digital. Dengan akuisisi ini, Rakuten dapat melakukan penetrasi ke pasar-pasar baru dengan beragam penawaran konten, yang dikombinasikan dengan platform e-commerce dan layanan finansial Rakuten yang sudah ada.
Selain tiga bidang utama tersebut, Rakuten Group terdiri dari sekitar 40 bisnis dan layanan yang mencakup berbagai sektor:
- Perbankan, Kredit, dan Pembayaran: Menawarkan pelayanan kredit konsumen secara personal, termasuk pinjaman kartu, hipotek, dan jasa perbankan lainnya.
- Portal dan Media: Mengelola situs portal yang bertindak sebagai pintu gerbang ke internet.
- Travel: Mengoperasikan pemesanan hotel dan situs yang berhubungan dengan wisata.
- Sekuritas: Memberikan layanan seperti perantara pedagang efek secara online.
- Olahraga Profesional: Mengelola tim bisbol profesional dan merencanakan serta menjual merchandise terkait.
Strategi diversifikasi Rakuten telah memungkinkan perusahaan untuk menciptakan ekosistem layanan yang saling terhubung, meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan memperkuat posisi Rakuten di berbagai sektor industri. Dengan pendekatan ini, Rakuten tidak hanya mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan, tetapi juga meningkatkan potensi pertumbuhan dan stabilitas bisnisnya di masa depan.
Strategi Pemasaran Rakuten
Program loyalitas pelanggan
Rakuten telah mengembangkan program loyalitas pelanggan yang kuat sebagai bagian dari strategi pemasarannya. Program loyalitas ini dirancang untuk mendorong pelanggan agar terus berbelanja dan menggunakan layanan Rakuten dengan menawarkan berbagai insentif. Salah satu elemen kunci dari program loyalitas Rakuten adalah sistem berbasis poin, di mana pelanggan mendapatkan poin untuk setiap pembelian yang dapat ditukarkan dengan diskon atau produk gratis.
Program loyalitas Rakuten juga mencakup elemen-elemen program berjenjang, yang menawarkan hadiah dan keistimewaan yang semakin meningkat berdasarkan tingkat keterlibatan atau pembelanjaan pelanggan. Hal ini membantu Rakuten membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan setianya dan mendorong pembelian berulang.
Keberhasilan program loyalitas Rakuten terletak pada kemudahannya untuk dipahami dan diikuti, serta penawaran hadiah yang menarik. Perusahaan terus mengembangkan programnya berdasarkan umpan balik pelanggan dan tren pasar, memastikan bahwa program tersebut tetap relevan dan menarik bagi konsumen.
Sponsorship olahraga
Salah satu strategi pemasaran paling menonjol yang digunakan Rakuten adalah sponsorship olahraga, khususnya kemitraannya dengan klub sepak bola Barcelona. Pada tahun 2016, Rakuten menandatangani kesepakatan sponsorship empat tahun dengan Barcelona senilai 55 juta euro per tahun. Kesepakatan ini dimulai pada musim 2017/2018 dan memiliki opsi untuk perpanjangan hingga musim kelima.
Melalui kemitraan ini, Rakuten mendapatkan visibilitas global yang signifikan, dengan logo perusahaan terpampang di jersey Barcelona. Presiden Barcelona, Josep Bartomeu, menyatakan bahwa kesepakatan ini menempatkan klub "di barisan terdepan dalam sponsor-sponsor klub olahraga" dan akan membantu klub "mencapai tujuan menjadi poin acuan di seluruh dunia".
Sponsorship ini tidak hanya memberikan eksposur merek yang luas bagi Rakuten, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk menampilkan keunggulan teknologinya. Rakuten berencana untuk mendukung pemain Barcelona dan anggota fansnya dengan mendemonstrasikan teknologi perusahaan dalam menyampaikan pesan, drone, dan e-commerce.
Kampanye branding global
Rakuten telah meluncurkan kampanye branding global yang komprehensif untuk memperkuat posisinya di pasar internasional. Perusahaan ini menawarkan berbagai layanan untuk konsumen dan bisnis dengan fokus pada e-commerce, keuangan, dan konten digital. Kampanye ini bertujuan untuk membangun kekuatan atas merek-merek Rakuten seperti Viber, Wuaki, Ebates, Kobo, dan PriceMinister.
Salah satu elemen kunci dari kampanye branding global Rakuten adalah penekanan pada arti nama perusahaan. Dalam bahasa Jepang, "Rakuten" berarti "optimisme", yang mencerminkan keyakinan perusahaan akan masa depan dan komitmennya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik melalui inovasi dan eksperimen.
Rakuten juga memanfaatkan kehadirannya di berbagai sektor untuk memperkuat kampanye brandingnya. Dengan lebih dari 70 bisnis yang mencakup e-commerce, konten digital, komunikasi, dan FinTech, Rakuten menjangkau lebih dari 1,5 miliar anggota di seluruh dunia. Strategi ini memungkinkan Rakuten untuk membangun ekosistem layanan yang saling terhubung, meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan, dan memperkuat posisinya di berbagai sektor industri.
Tantangan dan Peluang Masa Depan
Persaingan dengan e-commerce global
Rakuten menghadapi tantangan besar dalam persaingan e-commerce global, terutama di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, perusahaan ini kesulitan untuk bersaing dengan kompetitor lokal seperti Bukalapak, Lazada, dan Tokopedia yang memiliki dukungan dana investasi yang sangat besar. Akibatnya, Rakuten terpaksa mundur dari pasar Indonesia karena tidak mampu menandingi persaingan yang ketat.
Meskipun demikian, pasar online terus berkembang pesat dan menawarkan potensi yang besar. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan yang sukses memanfaatkan pasar online untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan penjualan. Namun, persaingan di pasar online juga sangat ketat dan perusahaan harus mampu beradaptasi dengan cepat untuk tetap bersaing.
Regulasi pemerintah
Tantangan lain yang dihadapi Rakuten adalah regulasi pemerintah yang berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, belum ada undang-undang yang secara spesifik mengatur e-commerce. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia memastikan bahwa UU ITE No. 11 Tahun 2008 sudah cukup memayungi dasar hukum bagi bisnis di Indonesia.
Dalam konteks global, terdapat beberapa kesepakatan internasional yang bertujuan untuk mengatur e-commerce, seperti UN/CEFACT yang dibentuk untuk meningkatkan kemampuan bisnis dan perdagangan negara-negara ekonomi maju dan berkembang. Selain itu, UNCITRAL juga telah menyepakati beberapa model regulasi baik dari segi signature dan kerjasama perdagangan.
Di tingkat regional, e-ASEAN framework agreement menyepakati pengembangan kemampuan dagang di bidang teknologi, yang diharapkan akan mendorong kompetisi negara-negara ASEAN di tingkat global dan mengurangi kesenjangan digital.
Potensi pasar baru
Meskipun menghadapi tantangan, Rakuten masih memiliki peluang besar di pasar e-commerce. Pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2010. Pada tahun 2012, pertumbuhan pasar digital di Indonesia mencapai sekitar Rp 69 triliun, dan pada tahun 2013 meningkat hingga dua kali lipat menjadi sekitar Rp 130 triliun. Angka tersebut diprediksikan akan terus meningkat hingga mencapai 71% atau sekitar Rp 18 triliun (sekitar 1,8 miliar dollar AS) pada tahun 2014.
Selain itu, peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia juga membuka peluang baru. Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia mencapai 74 juta orang dan diprediksi akan naik menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020. Peningkatan ini berpotensi mendorong pertumbuhan konsumsi, termasuk melalui belanja online.
Untuk memanfaatkan peluang ini, Rakuten perlu mengembangkan strategi yang tepat, seperti berinvestasi dalam teknologi, memperkuat kemitraan lokal, dan menyesuaikan layanan dengan preferensi konsumen lokal. Dengan pendekatan yang tepat, Rakuten masih memiliki kesempatan untuk meraih pangsa pasar yang signifikan di industri e-commerce yang terus berkembang.
Kesimpulan
Rakuten telah menjadi pemain utama di dunia e-commerce, dengan pengaruh yang meluas ke berbagai sektor bisnis. Perjalanan perusahaan ini dari sebuah start-up kecil di Jepang menjadi raksasa teknologi global menunjukkan kekuatan inovasi dan adaptasi. Strategi diversifikasi Rakuten, yang mencakup e-commerce, fintech, dan konten digital, telah memungkinkan perusahaan ini menciptakan ekosistem layanan yang saling terhubung, memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Meskipun menghadapi tantangan dalam persaingan global dan regulasi yang beragam, Rakuten terus mencari peluang baru untuk berkembang. Komitmen perusahaan terhadap inovasi teknologi, seperti AI dan 5G, membuka jalan untuk pertumbuhan di masa depan. Dengan memanfaatkan kekuatan mereknya dan terus beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang berubah, Rakuten berada dalam posisi yang baik untuk mempertahankan perannya sebagai pemimpin dalam revolusi digital global.
FAQS
- Apa itu Rakuten?
Rakuten adalah perusahaan e-commerce dan teknologi asal Jepang yang didirikan pada tahun 1997 oleh Hiroshi Mikitani. Perusahaan ini menawarkan berbagai layanan, termasuk belanja online, perbankan digital, dan konten digital. - Bagaimana Rakuten memulai bisnisnya?
Rakuten didirikan sebagai MDM, Inc. pada Februari 1997 oleh Hiroshi Mikitani. Perusahaan ini memulai operasi Rakuten Shopping Mall (Rakuten Ichiba) pada Mei 1997 dan kemudian berganti nama menjadi Rakuten, Inc. pada Juni 1999. - Apa arti nama "Rakuten"?
Dalam bahasa Jepang, "Rakuten" berarti "optimisme". Nama ini mencerminkan visi dan semangat positif pendiri perusahaan. - Apa saja layanan utama yang ditawarkan Rakuten?
Rakuten menawarkan berbagai layanan, termasuk e-commerce marketplace (Rakuten Ichiba), layanan fintech dan perbankan, travel dan hospitality (Rakuten Travel), serta konten digital seperti Rakuten TV dan Rakuten Kobo. - Bagaimana strategi ekspansi global Rakuten?
Rakuten melakukan ekspansi global melalui akuisisi perusahaan internasional, seperti Linkshare di AS, PriceMinister di Prancis, dan Play.com di Inggris. Perusahaan juga memasuki pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. - Apa inovasi teknologi yang dikembangkan Rakuten?
Rakuten fokus pada pengembangan AI dan big data, investasi di teknologi 5G, dan memiliki Rakuten Institute of Technology yang melakukan riset di berbagai bidang teknologi. - Bagaimana Rakuten melakukan diversifikasi bisnis?
Rakuten telah melakukan diversifikasi ke berbagai sektor, termasuk telekomunikasi (Rakuten Mobile), hiburan digital (Rakuten TV), dan messaging (Rakuten Viber). - Apa strategi pemasaran utama Rakuten?
Strategi pemasaran Rakuten meliputi program loyalitas pelanggan, sponsorship olahraga (seperti kemitraan dengan Barcelona), dan kampanye branding global. - Apa tantangan utama yang dihadapi Rakuten dalam ekspansi globalnya?
Tantangan utama termasuk persaingan ketat dengan pemain e-commerce global, perbedaan regulasi di berbagai negara, dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan preferensi konsumen lokal. - Bagaimana potensi pasar e-commerce di Indonesia?
Pasar e-commerce di Indonesia terus berkembang, dengan pertumbuhan yang signifikan sejak 2010. Pada 2013, nilai pasar digital Indonesia mencapai sekitar Rp 130 triliun dan diproyeksikan terus meningkat. - Apa program loyalitas yang ditawarkan Rakuten?
Rakuten memiliki program loyalitas berbasis poin, di mana pelanggan mendapatkan poin untuk setiap pembelian yang dapat ditukarkan dengan diskon atau produk gratis. - Bagaimana Rakuten memanfaatkan teknologi AI?
Rakuten menggunakan AI untuk menganalisis data perilaku konsumen dan mempersonalisasi pengalaman belanja di platform e-commerce mereka, seperti Rakuten Ichiba. - Apa peran Rakuten Institute of Technology?
Rakuten Institute of Technology (RIT) berperan dalam pengembangan inovasi teknologi perusahaan, dengan fokus pada otomatisasi dan pengembangan AI yang dapat mengungguli kemampuan manusia di berbagai industri. - Bagaimana Rakuten bersaing di pasar Asia Tenggara?
Di Asia Tenggara, Rakuten menghadapi persaingan ketat dengan pemain lokal. Di Indonesia, misalnya, perusahaan ini kesulitan bersaing dengan Bukalapak, Lazada, dan Tokopedia. - Apa strategi Rakuten untuk menghadapi tantangan regulasi?
Rakuten beradaptasi dengan regulasi yang berbeda-beda di setiap negara. Di tingkat global, perusahaan mengikuti kesepakatan internasional seperti UN/CEFACT dan UNCITRAL untuk mengatur e-commerce. - Bagaimana Rakuten memanfaatkan sponsorship olahraga?
Rakuten menjalin kemitraan dengan klub sepak bola Barcelona, menandatangani kesepakatan sponsorship empat tahun senilai 55 juta euro per tahun. Ini memberikan visibilitas global yang signifikan bagi merek Rakuten. - Apa fokus kampanye branding global Rakuten?
Kampanye branding global Rakuten berfokus pada membangun kekuatan atas merek-merek Rakuten seperti Viber, Wuaki, Ebates, Kobo, dan PriceMinister, serta menekankan arti nama "Rakuten" yang berarti optimisme. - Bagaimana Rakuten memanfaatkan big data?
Rakuten menggunakan analisis big data untuk mengoptimalkan halaman kategori di platform e-commerce mereka dan menawarkan layanan diagnostik halaman kepada pedagang untuk meningkatkan tingkat konversi. - Apa peluang pasar baru yang dilihat Rakuten?
Rakuten melihat peluang dalam pertumbuhan kelas menengah di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang berpotensi mendorong pertumbuhan konsumsi, termasuk melalui belanja online. - Bagaimana Rakuten beradaptasi dengan preferensi konsumen lokal?
Untuk beradaptasi dengan preferensi konsumen lokal, Rakuten berinvestasi dalam teknologi, memperkuat kemitraan lokal, dan menyesuaikan layanan mereka dengan kebutuhan pasar setempat.