
Dari negara gurun pasir Uni Emirat Arab, muncul sosok yang mengubah wajah dunia ice skating selamanya. Zahra Lari, atlet figure skater pertama yang mengenakan hijab di kompetisi internasional, membuktikan bahwa es dan gurun pasir bukan kombinasi yang mustahil.
Perjalanan Zahra Lari di dunia ice skating dimulai saat ia berusia 12 tahun, sebuah awal yang terbilang terlambat untuk standar figure skating profesional. Namun, tekadnya yang kuat tidak hanya mengantarkannya menjadi juara nasional UEA, tetapi juga membuka jalan bagi atlet muslimah berhijab di seluruh dunia untuk berkompetisi tanpa mengorbankan identitas mereka.
Awal Mula Mimpi Zahra Lari di Dunia Ice Skating
Sebuah film Disney yang tayang di bioskop menjadi titik balik dalam hidup Zahra Lari. Saat menonton "Ice Princess", gadis berusia 12 tahun ini langsung jatuh cinta dengan keindahan figure skating yang menggabungkan unsur seni dan olahraga.
Inspirasi dari Film Ice Princess
Setelah menonton film tersebut, Zahra tak henti-hentinya memohon kepada orangtuanya untuk mengizinkannya berlatih ice skating. Awalnya, ibunya menolak karena menganggap olahraga ini berbahaya. Namun, tekad kuat Zahra akhirnya meluluhkan hati kedua orangtuanya.
Tantangan Berlatih di Negara Gurun
Di negara yang terkenal dengan gurun dan panasnya, Zahra menghadapi berbagai kendala dalam berlatih:
Waktu latihan yang sangat terbatas, hanya setiap hari Kamis saat "Ladies Day"
Arena ice skating yang sering penuh sesak, membatasi ruang gerak untuk teknik lanjutan
Minimnya kesadaran masyarakat tentang figure skating sebagai olahraga profesional
Dukungan Keluarga dalam Mengejar Impian
Meski awalnya ragu, ayah Zahra memberikan syarat bahwa ia boleh berlatih skating dengan catatan nilai sekolahnya tidak boleh turun. Ternyata, skating justru memotivasi Zahra untuk belajar lebih giat karena ia sadar waktu belajarnya akan terbatas.
Dukungan keluarga semakin menguat ketika mereka melihat bakat dan semangat Zahra yang luar biasa. Ayahnya bahkan sering menjemputnya dari sekolah dan mengejutkannya dengan membawanya langsung ke arena ice skating. Komitmen keluarga dalam mendukung impian Zahra mencapai puncaknya ketika mereka mendirikan Emirates Skating Club, yang kini telah memiliki lebih dari 100 anggota dengan rentang usia 3 hingga 50 tahun.
Meski banyak yang meragukan keputusan keluarganya, terutama rekan kerja ayah dan pamannya yang mempertanyakan "Bagaimana bisa mengizinkan putrinya melakukan ini?", keluarga Zahra tetap teguh mendukung. Mereka meyakini bahwa Zahra sedang menjalani gaya hidup sehat sambil mengejar passionnya.
Perjuangan Memulai Karir di Usia 12 Tahun
Memulai karir di usia 12 tahun bukanlah hal yang lazim dalam dunia figure skating profesional. Kebanyakan atlet memulai sejak usia 3-4 tahun, menjadikan Zahra Lari tertinggal hampir satu dekade dari para pesaingnya.
Mengejar Ketertinggalan dalam Teknik
Di Zayed Sports City, satu-satunya arena ice skating di Abu Dhabi, Zahra memulai perjalanannya mengejar ketertinggalan. Para pelatih segera mengenali bakat alami yang dimilikinya, meski ia terlambat memulai. Zahra harus bekerja dua kali lebih keras untuk menguasai teknik-teknik dasar yang biasanya dipelajari sejak usia dini.
Proses Pembelajaran Intensif
Jadwal latihan Zahra menunjukkan dedikasinya yang luar biasa:
20 jam latihan di atas es dan 10 jam latihan fisik per minggu
Enam hari latihan dalam seminggu
Zahra memahami bahwa menjadi juara membutuhkan kerja keras tanpa henti. "Seorang juara tidak akan bisa dibuat dengan hanya bertahan di tempat tidur. Kamu harus bekerja keras," ungkapnya dengan tegas.
Pencapaian Triple Jump dalam 3 Tahun
Prestasi paling mengesankan dari proses pembelajaran intensif Zahra adalah penguasaan teknik triple jump hanya dalam waktu tiga tahun. Pencapaian ini sungguh luar biasa mengingat rata-rata atlet membutuhkan waktu 10 tahun untuk menguasai teknik yang sama.
Kemampuan Zahra menguasai teknik tingkat tinggi dalam waktu singkat membuktikan bahwa bakat alami yang dipadukan dengan dedikasi tinggi dapat mengalahkan keterbatasan waktu. Ia tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga mencapai level tertinggi dalam hal teknik putaran dan lompatan.
Menghadapi Diskriminasi di Kompetisi Internasional
Tahun 2012 menjadi titik balik dalam sejarah figure skating internasional ketika seorang atlet berhijab pertama kali tampil di European Cup di Canazei, Italia. Namun, penampilan bersejarah ini justru memicu kontroversi yang mengejutkan dunia olahraga.
Kontroversi European Cup 2012
Kegembiraan Zahra Lari mengikuti kompetisi pertamanya berubah menjadi kekecewaan ketika juri memotong nilainya karena mengenakan hijab. Para juri saat itu menganggap hijab sebagai 'properti kostum' karena belum memahami makna religius dan nilai kesopanan yang terkandung di dalamnya.
Perjuangan Mengubah Peraturan ISU
Setelah kejadian tersebut, Zahra tidak tinggal diam. Ia mengadakan pertemuan dengan International Skating Union (ISU) untuk memperjuangkan hak atlet muslimah. Beberapa perubahan penting yang berhasil dicapai:
Penghapusan pengurangan nilai untuk penggunaan hijab
Penyesuaian buku peraturan untuk mengakomodasi penutup kepala
Evaluasi berkelanjutan terhadap aturan kostum
"Saya tidak memiliki perasaan negatif terhadap keputusan ini. Para juri saat itu belum pernah melihat seseorang berkompetisi dengan hijab, jadi mereka benar-benar tidak tahu bagaimana menilai saya," ungkap Zahra dengan bijak.
Dukungan dari Komunitas Skating
Perjuangan Zahra mendapat dukungan luas dari komunitas skating internasional. Nike bahkan menghubunginya untuk merancang dan menjadi wajah kampanye Nike Pro Hijab. "Ini adalah pengingat bagi kami, perempuan Muslim, bahwa kami bisa mencapai apa pun di dunia," kata Zahra.
Meski demikian, perjalanan tidak selalu mulus. Zahra menghadapi berbagai kritik di media sosial, termasuk komentar islamofobia dan ancaman kematian. Namun, dukungan keluarga dan tekadnya yang kuat membuatnya tetap teguh. "Ini bukan hanya tentang melakukan apa yang saya cintai dan berkompetisi, tapi juga untuk menyampaikan pesan kepada semua orang," tegasnya.
Perjuangan Zahra tidak hanya mengubah peraturan, tetapi juga mengubah persepsi dunia tentang atlet muslimah. Melalui prestasinya, ia membuktikan bahwa identitas religius dan pencapaian olahraga dapat berjalan seiring.
Menjadi Pionir Atlet Muslimah di Ice Skating
Ketika berbicara tentang identitas dan olahraga, Zahra Lari membuktikan bahwa keduanya bisa berjalan seiring. "Tanpa hijab saya bukanlah Zahra Lari. Hijab adalah bagian dari diri saya," tegasnya dengan bangga.
Mempertahankan Identitas sebagai Muslimah
Bagi Zahra, mengenakan hijab bukan sekadar pilihan fashion, melainkan ekspresi identitas yang tak tergoyahkan. Saat pertama kali berkompetisi dengan hijab, ia tidak menganggap dirinya berbeda. Namun, setelah kompetisi selesai, ia menyadari telah menciptakan sejarah yang mengubah persepsi dunia tentang atlet muslimah.
Merancang Kostum Sesuai Syariat
Tantangan terbesar dalam merancang kostum figure skating adalah menyeimbangkan aspek teknis dengan nilai-nilai kesopanan. Setiap kostum memerlukan:
Desain khusus dengan pola yang disesuaikan
Lapisan material yang tepat untuk kenyamanan dan keamanan
Perhitungan detail untuk setiap gerakan dan putaran
Proses pembuatan kostum membutuhkan puluhan hingga ratusan jam kerja, dengan perhatian khusus pada setiap detail untuk memastikan kostum tetap aman saat melakukan gerakan kompleks.
Inspirasi bagi Atlet Muslimah Lain
Dampak kepeloporan Zahra terasa hingga ke berbagai penjuru dunia. Melalui media sosial, ia menerima banyak pesan dari para gadis dan ibu mereka yang terinspirasi untuk memulai olahraga. Kolaborasinya dengan Nike dalam merancang Pro Hijab semakin memperkuat posisinya sebagai inspirator bagi atlet muslimah.
"Melihat perusahaan besar seperti Nike membuat hijab dan mendukung atlet Muslim, itu saja sudah cukup untuk mendorong orang mencoba olahraga apa pun yang mereka inginkan," ujarnya penuh semangat. Zahra terus menyuarakan pesan bahwa menjadi perempuan Muslim bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan dalam bidang olahraga.
Keberhasilannya membuka jalan bagi atlet muslimah lain terbukti dengan semakin banyaknya perempuan dari Timur Tengah yang berpartisipasi dalam olahraga tingkat tinggi. "Anda sekarang bisa melihat perempuan kami di setiap cabang olahraga yang mungkin dan mereka sukses. Itu selalu menjadi impian saya," ungkapnya dengan bangga.
Prestasi dan Pencapaian di Kancah Internasional
Prestasi cemerlang di tingkat nasional menjadi landasan kokoh bagi perjalanan Zahra Lari di kancah internasional. Dedikasi dan kerja kerasnya terbukti dengan jadwal latihan intensif empat jam sehari, enam hari dalam seminggu.
Gelar Juara Nasional UEA
Konsistensi Zahra dalam berlatih membuahkan hasil yang membanggakan. Ia berhasil menyabet gelar juara nasional UEA sebanyak lima kali, sebuah pencapaian yang membuktikan dominasinya di level domestik. Prestasi ini semakin istimewa mengingat ia memulai karir relatif terlambat dibanding atlet figure skating pada umumnya.
Partisipasi di Kejuaraan Dunia
Perjalanan internasional Zahra ditandai dengan beberapa pencapaian penting:
Tampil di Asian Winter Games di Jepang (2017)
Berpartisipasi di Winter Universiade di Rusia (2019)
Meraih peringkat 4 di FBMA Trophy
"Meski performaku tidak selalu yang terbaik dan skorku tidak selalu tinggi, setiap kompetisi adalah pengalaman belajar. Aku harus terus mengikuti kompetisi besar untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dan belajar mengendalikan tekanan serta kegugupan," ungkapnya dengan rendah hati.
Perjalanan Menuju Olimpiade
Mimpi terbesar Zahra adalah mewakili UEA di Olimpiade Musim Dingin. Meski gagal lolos kualifikasi untuk Olimpiade 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, semangatnya tidak pernah surut. Ia terus berlatih dengan tekun, rata-rata empat jam sehari, tujuh hari seminggu selama tujuh tahun terakhir.
Zahra kini membidik Olimpiade Musim Dingin 2022. "Tujuan saya melampaui menjadi orang pertama yang mewakili UEA di Olimpiade Musim Dingin. Saya ingin berkompetisi di Four Continents Figure Skating Championships dan Kejuaraan Dunia. Kompetisi-kompetisi ini adalah target saya saat ini," tegasnya dengan penuh keyakinan.
Melalui prestasinya, Zahra tidak hanya mengukir nama di dunia figure skating, tetapi juga menginspirasi generasi muda di UEA. Emirates Skating Club yang didirikan keluarganya kini memiliki lebih dari 100 anggota yang aktif berkompetisi di level internasional.
Dampak dan Warisan untuk Generasi Mendatang
Perjalanan bersejarah Zahra Lari telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia olahraga es. Keberaniannya menantang status quo telah membuka pintu bagi generasi atlet Muslim di masa depan.
Membuka Jalan bagi Atlet Berhijab
Perjuangan Zahra mengubah peraturan International Skating Union (ISU) menjadi tonggak penting bagi atlet berhijab. Kolaborasinya dengan Nike dalam mengembangkan Pro Hijab menunjukkan bahwa industri olahraga mulai mengakui kebutuhan atlet Muslim. Dampaknya terlihat dari peningkatan jumlah atlet muslimah yang berkompetisi di berbagai cabang olahraga internasional.
Pengembangan Ice Skating di UEA
UEA telah mengalami pertumbuhan luar biasa dalam pengembangan olahraga es. Beberapa pencapaian penting meliputi:
Pembangunan fasilitas es berstandar Olimpiade
Pendirian Emirates Ice Hockey League pada tahun 2009
Investasi Dhs20 juta untuk arena es profesional pertama di Timur Tengah
Emirates Skating Club, yang didirikan oleh keluarga Lari, kini memiliki lebih dari 100 anggota aktif yang berkompetisi di level internasional. Klub ini menjadi bukti nyata bahwa olahraga es dapat berkembang bahkan di negara gurun.
Inspirasi bagi Perempuan Muslim
"Saya ingin mendorong perempuan dari Emirates dan Teluk untuk mengejar mimpi mereka dan tidak membiarkan siapa pun melarang mereka berolahraga," ungkap Zahra. Visinya telah menginspirasi banyak perempuan Muslim untuk aktif dalam olahraga.
Melalui kampanye #DreamBigPrincess, Zahra terus memperjuangkan pemberdayaan perempuan dalam olahraga di Timur Tengah. Pesan sederhananya namun kuat: menjadi perempuan Muslim tidak boleh menjadi penghalang untuk meraih impian.
Dampak Zahra melampaui prestasi pribadinya. UAE Winter Sports Federation kini berkomitmen mengembangkan olahraga musim dingin ke tingkat global dan membangun masyarakat yang sehat sesuai dengan UAE Centennial 2071. Program pembinaan bakat muda dan pengembangan infrastruktur terus berjalan, memastikan warisan Zahra akan terus hidup melalui generasi mendatang.
FAQS
Berikut adalah jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan seputar atlet muslimah dalam olahraga es dan prestasi Zahra Lari:
Bagaimana atlet Muslim mengatasi tantangan puasa saat kompetisi? Para atlet Muslim memiliki beberapa pilihan saat menghadapi kompetisi selama Ramadhan. Beberapa memilih untuk menunda puasa, sementara yang lain menggantinya dengan memberi makan 60 orang miskin untuk setiap hari puasa yang terlewat. Keputusan ini biasanya diserahkan kepada atlet setelah berkonsultasi dengan pemuka agama.
Apa saja hambatan utama bagi atlet muslimah dalam berolahraga? Berdasarkan penelitian terbaru, beberapa hambatan utama meliputi:
43% atlet merasa fasilitas olahraga yang ada tidak sesuai kebutuhan mereka
33% mengalami dampak negatif dari pengalaman sebelumnya
65% tidak mengetahui adanya sesi khusus wanita
Seberapa besar minat perempuan Muslim terhadap olahraga? Survei menunjukkan bahwa 97% perempuan Muslim ingin meningkatkan partisipasi mereka dalam olahraga. Namun, 37% dari mereka saat ini tidak terlibat dalam aktivitas olahraga apa pun. Dari yang aktif berolahraga, 80% berpartisipasi secara kasual dan hanya 9% di tingkat kompetitif.
Bagaimana dengan fasilitas khusus untuk atlet muslimah? Kebutuhan akan ruang khusus wanita masih menjadi tantangan utama. Bahkan ketika ada sesi khusus wanita, terkadang masih ada kendala seperti kehadiran petugas keselamatan pria. Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman lebih mendalam tentang kebutuhan spesifik atlet muslimah.
Apa yang diperlukan untuk mendukung atlet muslimah? Untuk mendukung atlet muslimah, diperlukan:
Lingkungan yang nyaman sesuai nilai-nilai religius
Pakaian olahraga yang sesuai syariat
Fasilitas khusus wanita yang terjamin privasinya
Program pembinaan yang inklusif
Bagaimana masa depan olahraga untuk atlet muslimah? Meski kemajuan masih lambat, tren menunjukkan peningkatan positif. Semakin banyak brand olahraga yang mengembangkan lini produk khusus untuk atlet muslimah, dan federasi olahraga internasional mulai mengakomodasi kebutuhan spesifik mereka. Zahra Lari sendiri menyatakan bahwa visinya adalah melihat perempuan Muslim dapat berpartisipasi dan berprestasi di semua cabang olahraga.
Apa pesan utama Zahra Lari untuk atlet muslimah muda? "Ikuti kata hatimu dan jangan biarkan siapapun menghentikanmu," tegas Zahra. Ia menekankan pentingnya membangun tim pendukung yang solid dan tetap fokus pada tujuan, terlepas dari kritik yang mungkin datang.