Gambar dalam Artikel hanya referensi yang dibuat menggunakan AI!Get Link!

Daftar isi

Waspada! Bahaya Tersembunyi di Telegram

apakah telegram aman dari penyadapan kelemahan telegram bahaya telegram kena hack bahaya telegram di hack bahaya klik link di telegram pendiri telegra
TikTok for Business
Waspada! Bahaya Tersembunyi di Telegram
Waspada! Bahaya Tersembunyi di Telegram yang Mengancam Keamanan Data Anda

Bahaya Telegram semakin mengkhawatirkan seiring 68% pengguna ponsel di Indonesia menjadikan media sosial sebagai sumber informasi utama mereka. Meskipun populer sebagai media komunikasi cepat, aplikasi pesan instan ini menyimpan berbagai risiko yang sering diabaikan pengguna.

Aplikasi ini sebenarnya rentan terhadap penyebaran hoax dan menjadi sarana utama bagi sindikat kriminal di Asia Tenggara untuk melakukan berbagai aktivitas ilegal. Selain itu, kelemahan Telegram juga terlihat dari kebijakan enkripsinya yang tidak otomatis, karena aplikasi ini hanya menawarkan enkripsi ujung ke ujung pada fitur "obrolan rahasia". Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah Telegram benar-benar aman dari penyadapan? Dengan fitur-fitur seperti anonimitas pengguna dan kemudahan membangun komunikasi massal, Telegram menyediakan ruang yang sulit diawasi oleh pihak berwenang.

Siapa di Balik Telegram dan Mengapa Ini Penting

Telegram didirikan oleh dua bersaudara asal Rusia, Pavel dan Nikolai Durov pada tahun 2013. Pavel, yang lahir pada 10 Oktober 1984 di St. Petersburg, adalah seorang visioner teknologi dengan kekayaan diperkirakan mencapai IDR 237826.73,5 miliar oleh Forbes. Sementara Nikolai, kakaknya, merupakan ahli matematika dan programmer berbakat yang menciptakan sistem enkripsi MTProto untuk Telegram.

Profil singkat pendiri Telegram: Pavel dan Nikolai Durov

Sebelum Telegram, Pavel mendirikan VKontakte (VK) pada 2006, platform media sosial terbesar di Rusia. Namun, pada 2014, Pavel terpaksa menjual sahamnya di VK dan meninggalkan Rusia setelah menolak permintaan pemerintah untuk menyensor konten dan memberikan data pengguna. Bersama Nikolai, mereka kemudian fokus mengembangkan Telegram dengan dana dari penjualan saham VK.

Filosofi Telegram tentang privasi dan kebebasan

Pavel menggambarkan dirinya sebagai "libertarian" yang memprioritaskan kebebasan pribadi. Filosofi ini tercermin dalam Telegram yang dirancang sebagai platform komunikasi bebas pengawasan pemerintah dan iklan mengganggu. Pavel dengan tegas menolak permintaan dari berbagai pemerintah untuk menyerahkan data pengguna atau menyediakan akses "pintu belakang".

Kontroversi Pavel Durov dan pemerintah Rusia

Konflik Pavel dengan pemerintah Rusia bermula ketika ia menolak menutup laman oposisi di VK dan memberikan data demonstran Ukraina. Akibatnya, Pavel diintimidasi oleh tim intelijen bersenjata dan menghadapi upaya kriminalisasi. Pada 2018, Rusia mencoba memblokir Telegram karena menolak memberikan kunci enkripsi kepada FSB, meskipun upaya tersebut gagal. Pavel kini tinggal di Dubai dan memegang empat kewarganegaraan: Rusia, Prancis, UEA, dan St. Kitts and Nevis.

Jenis Ancaman yang Sering Terjadi di Telegram

Platform Telegram menghadapi beragam ancaman keamanan yang semakin mengkhawatirkan. Berikut berbagai jenis bahaya yang perlu diwaspadai.

Penyebaran hoax dan disinformasi

Penelitian menunjukkan bahwa dari 1.596 responden, hanya 379 yang menggunakan aplikasi pesan instan seperti Telegram untuk memverifikasi informasi, sementara mayoritas (1.335) masih mengakses konten cek fakta melalui media sosial. Di Jerman, organisasi Correctiv menemukan kampanye disinformasi berskala besar yang diselenggarakan oleh sekitar 650 grup Telegram. Hoaks ini sering disebarkan melalui akun bot yang secara otomatis menyebarkan konten palsu.

Penipuan melalui tautan palsu

Penipu mengirimkan tautan berbahaya secara langsung melalui chat pribadi. Jika korban mengklik tautan tersebut, malware akan segera menginfeksi perangkat dan mencuri data pribadi. Hal ini bisa berakibat fatal, mulai dari pencurian data pribadi hingga pengosongan rekening bank.

Pemalsuan identitas pengguna

Telegram hanya membutuhkan nomor telepon untuk membuat akun, membuat penipu mudah menciptakan identitas palsu. Mereka sering menyamar sebagai perusahaan resmi atau orang terkenal, lengkap dengan logo dan postingan yang mirip aslinya.

Penipuan berkedok cinta dan kencan online

Para penipu memanfaatkan aplikasi kencan, kemudian memindahkan percakapan ke Telegram. Kasus love scamming sering bermula dari aplikasi seperti Tinder dan Bumble, di mana penipu menggunakan foto palsu dan profil meyakinkan. Mereka membangun kepercayaan sebelum akhirnya meminta bantuan finansial dengan berbagai alasan.

Fitur Telegram yang Rentan Disalahgunakan

Desain fitur Telegram yang mengutamakan fleksibilitas dan privasi ternyata menciptakan celah keamanan yang signifikan. Kelebihan yang menjadi kelemahan ini menarik perhatian pelaku kejahatan siber di Asia Tenggara.

Channel publik tanpa moderasi

Channel dan grup publik di Telegram memungkinkan komunikasi massal yang efisien dengan kapasitas hingga 200.000 anggota. Fitur ini dimanfaatkan oleh sindikat kriminal untuk menyebarkan informasi, beriklan, atau merekrut anggota dalam jaringan mereka. Bahkan, para penipu memanfaatkan channel untuk penyebaran konten berbahaya termasuk malware.

Bot otomatis untuk spam dan phishing

Telegram memungkinkan pihak ketiga membuat bot yang tidak dikelola oleh Telegram sendiri. Bot ini sering digunakan untuk mengirim pesan phishing secara masif, menyebarkan malware, atau menjalankan skema penipuan otomatis. Kasus terbaru menunjukkan bot verifikasi palsu bernama "OfficialSafeGuardBot" menyuntikkan kode berbahaya yang mencuri private key wallet kripto.

Grup besar yang sulit diawasi

Grup dengan ribuan anggota sulit diawasi dan dimoderasi. Komunitas baru dapat muncul seketika dan menyulitkan deteksi aktivitas ilegal. Menariknya, rata-rata 300 akun palsu dibuat setiap hari pada Desember 2024, meningkat dari 160 akun per hari pada November.

Anonimitas pengguna tanpa verifikasi

Telegram memungkinkan pendaftaran akun hanya dengan nomor telepon tanpa verifikasi identitas resmi. Sejak 2023, Telegram bahkan memperkenalkan fitur pendaftaran dengan nomor anonim berbasis blockchain, memudahkan siapapun membuat akun dalam hitungan detik.

Dampak Keamanan: Dari Penyadapan hingga Kebocoran Data

Meskipun klaim keamanan tinggi, penelitian menunjukkan Telegram memiliki beberapa kelemahan serius yang mengancam data pengguna.

Apakah Telegram aman dari penyadapan?

Telegram tidak sepenuhnya aman dari penyadapan. Berbeda dengan klaim awalnya, pesan-pesan reguler di Telegram disimpan di server cloud dan dapat diakses jika terjadi pelanggaran keamanan server. Pimpinan WhatsApp, Will Catchart, bahkan mengkritik Telegram karena tidak memiliki enkripsi end-to-end secara default, yang berarti pesan pengguna berpotensi terpantau.

Bahaya Telegram di-hack oleh pihak ketiga

Serangan hacking terhadap akun Telegram sering terjadi, terutama jika pengguna menggunakan kata sandi lemah atau tidak mengaktifkan verifikasi dua langkah. Beberapa tanda akun diretas antara lain pesan terkirim tanpa sepengetahuan pemilik, aktivitas login dari perangkat tidak dikenal, dan perubahan profil yang tidak pernah dilakukan.

Risiko klik link berbahaya di Telegram

Tautan phishing adalah ancaman umum di Telegram. Para penipu mengirimkan tautan berbahaya yang jika diklik dapat menginfeksi perangkat dengan malware. Menurut laporan Check Point, terdapat 130 serangan siber menggunakan malware yang dikelola melalui Telegram dalam tiga bulan.

Kelemahan Telegram dalam enkripsi default

Fitur enkripsi Telegram hanya aktif saat menggunakan "Secret Chat" dan tidak tersedia untuk grup. Tanpa enkripsi end-to-end default, pesan reguler disimpan di server cloud, sehingga pengguna wajib mengandalkan kebijakan privasi Telegram dan keamanan servernya.

Langkah Pencegahan dan Tips Aman Menggunakan Telegram

Melindungi diri di dunia digital memerlukan langkah proaktif. Berikut cara mengamankan akun Telegram Anda dari berbagai ancaman siber.

Aktifkan fitur Secret Chat

Secret Chat menawarkan enkripsi end-to-end yang hanya bisa diakses pengirim dan penerimanya, bahkan pihak Telegram tidak dapat mengaksesnya. Fitur ini memungkinkan pengaturan self-destruction untuk menghapus pesan secara otomatis dengan rentang waktu 1 detik hingga 1 minggu. Perlu diingat, Secret Chat hanya bisa diakses dari perangkat tempat chat dibuat dan tidak tersedia untuk grup.

Hindari klik tautan dari sumber tidak dikenal

Phishing dan sniffing adalah metode umum yang digunakan penipu untuk mencuri informasi pribadi. Sebelum mengklik tautan, pastikan sumbernya dapat dipercaya. Sebaiknya salin tautan dan periksa URL-nya di browser terlebih dahulu. Penipu sering menyamar sebagai teman atau organisasi terpercaya.

Verifikasi identitas grup atau channel

Pastikan channel dan bot yang diikuti telah terverifikasi dengan memeriksa tanda centang biru. Jika mengikuti channel yang belum terverifikasi, perhatikan secara detail sebelum mengklik tautan atau mengunduh file.

Gunakan autentikasi dua faktor

Aktifkan fitur ini melalui menu Pengaturan > Privasi dan Keamanan > Verifikasi Dua Langkah. Buat kata sandi yang kuat menggunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan tanda baca. Tambahkan email pemulihan yang akan menerima kode verifikasi.

Laporkan konten mencurigakan ke Telegram

Gunakan tombol "Report Scam and Leave" untuk melaporkan grup mencurigakan. Alternatifnya, kirim email ke abuse@telegram.org atau gunakan bot @notoscam. Pemerintah Indonesia juga menyediakan kanal pengaduan di https://aduankonten.id/.

FAQS

Berikut jawaban untuk pertanyaan umum tentang keamanan Telegram yang sering muncul di kalangan pengguna:

Mengapa Telegram kontroversial? Telegram telah menimbulkan banyak diskusi tentang praktik keamanannya, terutama terkait dengan penyimpanan data pengguna.

Seberapa aman obrolan rahasia? Obrolan rahasia dilindungi dengan enkripsi end-to-end sehingga jauh lebih aman untuk komunikasi rahasia. Bahkan Telegram sendiri tidak dapat mengakses percakapan ini.

Informasi apa yang dapat dilihat oleh Telegram? Telegram dapat melihat data dan pesan masuk dalam keadaan darurat, terutama jika pesan tersebut ditandai sebagai spam.

Apakah nomor telepon saya bersifat pribadi? Nomor telepon diperlukan untuk registrasi dan dapat disembunyikan dalam obrolan grup, namun tetap disimpan di server.

Apakah 2FA aman? Verifikasi dua faktor (2FA) adalah langkah tambahan yang sangat aman untuk melindungi akun. Pastikan Anda menyimpan kode 2FA dengan aman.

Bagaimana mengidentifikasi pesan phishing? Pesan phishing sering mencurigakan dan meminta informasi pribadi. Jangan berikan informasi sensitif kepada sumber tidak dikenal.

Bagaimana memeriksa pembaruan Telegram? Periksa pembaruan di toko aplikasi (Google Play Store atau App Store). Selalu unduh versi terbaru untuk keamanan optimal.

TikTok for Business

Posting Komentar