Gambar dalam Artikel hanya referensi yang dibuat menggunakan Situs AI

Daftar isi

Kisah Inspiratif Asy Syifa Binti Al-Harits, Guru Pertama Islam

Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Kisah Inspiratif Asy Syifa Binti Al-Harits, Guru Pertama Islam

Asy Syifa binti Al-Harits merupakan sosok Muslimah yang cerdas dan berpengaruh dalam sejarah Islam awal. Dikenal sebagai salah satu pendidik pertama dalam ajaran Islam, beliau memiliki peran penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan dakwah Islam di Makkah dan Madinah. Keahliannya dalam ruqyah dan kecerdasannya yang luar biasa menjadikan Asy Syifa sebagai teladan bagi para wanita Muslim pada masanya.

Kisah inspiratif Asy Syifa mencakup perjalanannya memeluk Islam, kontribusinya sebagai guru, dan hubungannya dengan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Artikel ini akan membahas latar belakang keluarganya, proses Asy Syifa menjadi Muslim, perannya sebagai pendidik, keahliannya dalam pengobatan Islam, serta interaksinya dengan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam. Pemahaman tentang kehidupan Asy Syifa binti Al-Harits dapat memberikan wawasan berharga tentang peran wanita dalam perkembangan awal umat Islam.

Latar Belakang Keluarga Asy Syifa

Nama lengkap

Asy Syifa dikenal dengan nama lengkap Asy-Syifa' binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka'ab al-Qurasyiyyah al-Adawiyah. Nama aslinya adalah Laylah, namun ia dipanggil Asy-Syifa sebagai penghormatan atas pengetahuan dan keahliannya dalam penyembuhan.

Silsilah keluarga

Asy Syifa berasal dari keluarga terpandang di Makkah. Ia adalah putri dari Abdullah ibn Abd Shams dan Fatima binti Wahb. Asy Syifa memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia berasal dari suku yang sama dengan Sayyidina Umar Ibn Al-Khattab r.a, yaitu klan Banu Adi.

Dalam perjalanan hidupnya, Asy Syifa menikah dengan seorang bangsawan bernama Abu Hatsmah bin Hudzaifah bin Adi. Dari pernikahan ini, Allah menganugerahkan dua orang putra kepada mereka yang bernama Sulaiman dan Masruq. Putra pertamanya, Sulaiman bin Abi Hatsmah, kelak menjadi tokoh yang dikenal dalam sejarah Islam.

Kehidupan sebelum Islam

Sebelum kedatangan Islam, Asy Syifa telah dikenal sebagai wanita yang cerdas dan memiliki keterampilan istimewa. Ia merupakan salah satu dari sedikit orang yang melek huruf di Makkah pra-Islam. Keahliannya dalam membaca dan menulis menjadikan Asy Syifa sebagai guru yang dihormati, bahkan sebelum datangnya ajaran Islam.

Kecerdasan dan kebijaksanaan Asy Syifa telah terlihat sejak masa mudanya. Ia dikenal sebagai wanita yang sangat cerdas dan bijaksana. Keahliannya dalam bidang penyembuhan juga telah diakui oleh masyarakat Makkah pada masa itu. Hal ini menjadi dasar mengapa ia diberi gelar "Asy-Syifa" yang berarti "penyembuh".

Ketika Islam datang, Asy Syifa termasuk di antara orang-orang yang pertama kali memeluk agama ini. Ia masuk Islam sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Keputusannya untuk memeluk Islam menunjukkan keterbukaan pikirannya dan kesiapannya untuk menerima perubahan positif dalam hidupnya.

Setelah masuk Islam, Asy Syifa tetap menggunakan keahliannya dalam membaca dan menulis untuk mengajar para wanita muslimah. Ia melakukannya dengan niat mencari pahala dan ganjaran dari Allah SWT. Hal ini menunjukkan bagaimana Asy Syifa mengintegrasikan keterampilan yang dimilikinya sebelum Islam dengan ajaran baru yang diyakininya.

Perjalanan Asy Syifa Memeluk Islam

Masuk Islam sebelum hijrah

Asy Syifa binti Abdullah, yang sebelumnya dikenal dengan nama Layla, merupakan salah satu wanita yang memeluk Islam pada masa awal perkembangan agama ini. Ia mengakui keislamannya sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah. Keputusan Asy Syifa untuk memeluk Islam menunjukkan keterbukaan pikirannya dan kesiapannya untuk menerima ajaran baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Sebelum masuk Islam, Asy Syifa sudah dikenal sebagai wanita yang cerdas dan memiliki keterampilan istimewa. Kecerdasannya ini menjadi salah satu faktor yang memudahkannya untuk memahami dan menerima ajaran Islam. Keputusannya untuk memeluk Islam pada tahun pertama Hijriah menunjukkan bahwa ia termasuk dalam golongan orang-orang yang pertama kali meyakini kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Termasuk muhajirin angkatan pertama

Setelah memeluk Islam, Asy Syifa tidak hanya menjadi pengikut pasif, tetapi ia juga termasuk dalam kelompok muhajirin angkatan pertama. Ia bergabung dengan rombongan umat Islam yang melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Keputusan untuk berhijrah ini menunjukkan komitmen Asy Syifa terhadap agama barunya dan kesiapannya untuk meninggalkan kehidupan lamanya demi menegakkan ajaran Islam.

Sebagai bagian dari muhajirin angkatan pertama, Asy Syifa turut berperan dalam membangun pondasi masyarakat Islam di Madinah. Ia tidak hanya membawa keimanannya, tetapi juga kecerdasan dan keterampilannya yang kelak akan sangat bermanfaat bagi perkembangan umat Islam.

Berbaiat kepada Rasulullah SAW

Salah satu momen penting dalam perjalanan keislaman Asy Syifa adalah ketika ia berbaiat kepada Rasulullah SAW. Ia termasuk dalam kelompok wanita angkatan pertama yang melakukan baiat kepada Nabi Muhammad SAW. Baiat ini merupakan janji setia dan pengakuan terhadap kepemimpinan Rasulullah SAW serta komitmen untuk mematuhi ajaran Islam.

Melalui baiat ini, Asy Syifa berjanji untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Islam. Baiat ini menjadi titik awal bagi Asy Syifa untuk terlibat lebih aktif dalam dakwah dan pengembangan umat Islam.

Setelah masuk Islam dan berbaiat, Asy Syifa semakin giat dalam menimba ilmu dan menyebarkan ajaran Islam. Ia tidak hanya belajar dari hadits-hadits Rasulullah SAW, tetapi juga turut menyebarkan Islam dan memberi nasihat kepada umat. Kecerdasan dan keterampilannya dalam membaca dan menulis menjadi aset berharga bagi perkembangan umat Islam.

Rasulullah SAW sendiri mengakui kecerdasan dan kemampuan Asy Syifa. Beliau bahkan meminta Asy Syifa untuk mengajari Hafshah, istri beliau, tentang menulis dan sebagian ruqyah. Hal ini menunjukkan kepercayaan Rasulullah SAW terhadap kemampuan dan integritas Asy Syifa dalam menyebarkan ilmu.

Perjalanan Asy Syifa dalam memeluk Islam dan kontribusinya setelah itu menjadi inspirasi bagi banyak wanita Muslim. Ia membuktikan bahwa wanita dapat memiliki peran penting dalam perkembangan dan penyebaran ajaran Islam, baik melalui kecerdasan, keterampilan, maupun ketaatan dalam beragama.

Peran Asy Syifa sebagai Guru Pertama Islam

Keahlian membaca dan menulis

Asy Syifa binti Abdullah merupakan salah satu wanita yang memiliki keistimewaan pada zamannya. Ia termasuk di antara sedikit orang yang memiliki kemampuan membaca dan menulis di era yang sebagian besar masyarakatnya masih buta huruf. Keahlian ini menjadikan Asy Syifa sebagai salah satu guru wanita pertama dalam sejarah Islam awal.

Kecerdasan dan kemampuan Asy Syifa dalam bidang literasi tidak luput dari perhatian Rasulullah SAW. Beliau menghargai dan mengakui keahlian Asy Syifa, bahkan memintanya untuk mengajarkan keterampilan menulis kepada Hafshah, salah satu istri beliau. Hal ini menunjukkan kepercayaan Rasulullah SAW terhadap kemampuan dan integritas Asy Syifa dalam menyebarkan ilmu.

Mengajar wanita muslimah

Peran Asy Syifa sebagai pendidik tidak terbatas pada pengajaran membaca dan menulis saja. Ia juga memiliki keahlian dalam bidang pengobatan, khususnya dalam merawat luka dan ruqyah. Rasulullah SAW pernah meminta Asy Syifa untuk mengajarkan Hafshah tentang cara mengobati gigitan semut, sebagaimana ia telah mengajarkan menulis.

Asy Syifa menggunakan metode pengobatan yang menggabungkan doa dengan penggunaan bahan-bahan alami. Ia membaca nama Allah SWT dan menggunakan ramuan dari kunyit dan cuka untuk mengobati luka. Keahliannya dalam bidang pengobatan ini semakin memperkuat posisinya sebagai guru yang dihormati di kalangan wanita muslimah.

Murid-murid terkenal

Salah satu murid terkenal Asy Syifa adalah Sayyidatina Hafshah binti Umar, putri dari Sayyidina Umar ibn Al-Khattab dan istri Rasulullah SAW. Hafshah dikenal memiliki hubungan yang dekat dengan Asy Syifa. Pengajaran yang diberikan Asy Syifa kepada Hafshah tidak hanya bermanfaat bagi pribadi Hafshah, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Islam.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Hafshah dipercaya untuk menjaga naskah Al-Qur'an. Peran penting ini tidak terlepas dari kemampuan baca-tulis yang ia pelajari dari Asy Syifa. Hal ini menunjukkan bagaimana ilmu yang diajarkan oleh Asy Syifa memiliki pengaruh yang luas dan berkelanjutan dalam perkembangan umat Islam.

Selain mengajar, Asy Syifa juga aktif dalam meriwayatkan hadits. Ia meriwayatkan sejumlah hadits yang menjadi sumber pengetahuan bagi generasi Muslim selanjutnya. Kegiatan ini semakin memperkuat perannya sebagai sumber ilmu dan teladan bagi wanita muslimah pada masanya.

Peran Asy Syifa sebagai guru pertama Islam tidak hanya terbatas pada pengajaran formal. Rasulullah SAW sering mengunjungi rumahnya untuk beristirahat, sehingga Asy Syifa menyediakan tikar dan selimut khusus untuk beliau. Hal ini menunjukkan kedekatan Asy Syifa dengan Rasulullah SAW dan posisinya yang dihormati dalam komunitas Muslim awal.

Keahlian dan kontribusi Asy Syifa dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, pengobatan, hingga administrasi publik, menjadikannya sebagai salah satu tokoh wanita yang berpengaruh dalam sejarah Islam awal. Perannya sebagai guru pertama Islam telah membuka jalan bagi wanita muslimah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan dalam Islam.

Keahlian Asy Syifa dalam Ruqyah

Praktik ruqyah sebelum Islam

Sebelum kedatangan Islam, praktik ruqyah telah ada sejak zaman jahiliyah. Pada masa itu, pengobatan dilakukan dengan cara berdoa kepada selain Allah atau melakukan perbuatan syirik. Asy Syifa binti Abdullah dikenal sebagai ahli ruqyah di masa Jahiliyah, sebelum ia memeluk Islam. Praktik ruqyah pada masa itu sering kali dicampur dengan unsur-unsur syirik, yang menjadi penyebab ruqyah dilarang (mamnu').

Izin Rasulullah SAW

Setelah memeluk Islam dan berhijrah, Asy Syifa berkata kepada Rasulullah SAW, "Aku adalah ahli ruqyah di masa Jahiliyah dan aku ingin memperlihatkannya kepada Anda." Nabi SAW kemudian bersabda, "Perlihatkanlah kepadaku." Asy Syifa lalu memperlihatkan cara meruqyah kepada beliau, khususnya dalam mengobati penyakit bisul.

Setelah melihat praktik ruqyah yang dilakukan Asy Syifa, Rasulullah SAW memberikan izin kepadanya untuk melakukan ruqyah. Beliau bersabda, "Obatilah dengan ruqyah, dan ajarkanlah hal itu kepada Hafshah." Izin ini menandakan bahwa ruqyah yang dilakukan Asy Syifa tidak mengandung unsur syirik dan sesuai dengan ajaran Islam.

Rasulullah SAW juga memberikan Asy Syifa sebuah rumah khusus (semacam klinik) di Madinah yang letaknya tidak jauh dari pemukiman warga. Hal ini menunjukkan dukungan dan pengakuan Rasulullah SAW terhadap keahlian Asy Syifa dalam bidang pengobatan, khususnya ruqyah.

Mengajarkan ruqyah kepada Hafshah

Atas perintah Rasulullah SAW, Asy Syifa binti Abdullah mengajarkan cara meruqyah kepada Hafshah binti Umar, yang merupakan istri Rasulullah. Beliau bersabda, "Meruqyahlah kamu (Asy Syifa binti Abdullah) dengan itu dan ajarkanlah kepada Hafshah." Ini menunjukkan kepercayaan Rasulullah SAW terhadap kemampuan Asy Syifa dalam praktik ruqyah dan keinginan beliau untuk menyebarkan pengetahuan ini kepada anggota keluarganya.

Ruqyah yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Asy Syifa adalah ruqyah syar'iyyah, yang merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW dalam mengobati penyakit dan gangguan setan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan berdoa sesuai dengan pemahaman dari ayat-ayat dan hadits. Ruqyah syar'iyyah tidak hanya digunakan untuk pengobatan penyakit mental atau gangguan jin seperti yang dipahami oleh masyarakat, tetapi juga untuk pengobatan penyakit fisik.

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat melakukan ruqyah adalah: "Ya Allah Tuhan manusia, Yang Maha menghilangkan penyakit, sembuhkanlah, karena Engkau Maha Penyembuh, tiada yang dapat menyembuhkan selain Engkau, sembuh yang tidak terjangkiti penyakit lagi." (HR Abu Daud)

Setelah mendapat izin dari Rasulullah SAW, Asy Syifa binti Abdullah kembali meruqyah orang-orang dari kalangan kaum Muslimin, baik laki-laki maupun perempuan. Keahliannya dalam ruqyah dan pengakuan dari Rasulullah SAW menjadikan Asy Syifa sebagai salah satu tokoh penting dalam perkembangan praktik ruqyah syar'iyyah di kalangan umat Islam.

Hubungan Asy Syifa dengan Para Sahabat

Kedekatan dengan Rasulullah SAW

Asy Syifa binti Abdullah merupakan salah satu wanita yang memiliki kedekatan khusus dengan Rasulullah SAW. Beliau sangat menghargai kecerdasan dan kemampuan Asy Syifa dalam berbagai bidang. Rasulullah SAW bahkan meminta Asy Syifa untuk mengajari Hafshah, istri beliau, tentang menulis dan sebagian ruqyah.

Suatu ketika, Rasulullah SAW masuk ke ruangan saat Asy Syifa berada di samping Hafshah. Beliau bersabda, "Mengapa tidak engkau ajarkan kepadanya ruqyah sebagaimana engkau ajarkan kepadanya menulis?". Hal ini menunjukkan kepercayaan Rasulullah SAW terhadap kemampuan Asy Syifa dalam bidang pengobatan dan pendidikan.

Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi Asy Syifa, Rasulullah SAW membangun sebuah rumah untuknya dan putranya, Sulaiman, di Madinah. Kedekatan ini semakin diperkuat dengan banyaknya ilmu dan bimbingan yang diberikan Rasulullah SAW kepada Asy Syifa, sehingga tumbuhlah rasa sayang beliau kepadanya.

Dihormati oleh Umar bin Khattab

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Asy Syifa tetap mendapat penghormatan dari para sahabat, terutama Umar bin Khattab. Umar RA sangat menghargai kecerdasan dan kebijaksanaan Asy Syifa. Bahkan, Umar RA sering mendahulukan pendapat Asy Syifa saat mencari solusi dari berbagai masalah.

Suatu hari, Umar RA mengundang Asy Syifa untuk makan bersamanya. Saat itu, istri Umar, Atikah, merasa cemburu melihat perlakuan istimewa yang diberikan kepada Asy Syifa. Menanggapi hal ini, Umar RA dengan tegas menjawab, "Sesungguhnya Asy Syifa ini adalah perempuan yang sangat dekat dengan Nabi dibandingkan kamu".

Asy Syifa juga sangat menghormati Umar RA. Ia menganggap Umar RA sebagai orang yang jujur, dapat menjadi suri teladan yang baik, bertakwa, dan bisa berbuat adil. Asy Syifa pernah memuji Umar RA dengan berkata, "Demi Allah, Umar adalah orang yang apabila berbicara suaranya terdengar jelas, bila berjalan melangkah dengan cepat, dan bila memukul mematikan".

Peran dalam pemerintahan Islam

Asy Syifa tidak hanya dihormati karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW dan para sahabat, tetapi juga karena perannya dalam pemerintahan Islam. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Asy Syifa dipercaya untuk mengemban tugas penting.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Umar RA mempercayakan kepada Asy Syifa urusan mengenai pasar. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai hal ini. Beberapa riwayat menyatakan bahwa Asy Syifa ditugaskan untuk mengawasi pasar Madinah, sementara riwayat lain mengatakan bahwa tugas tersebut diberikan kepada putranya, Sulaiman bin Abi Hathmah.

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, yang pasti adalah Asy Syifa tetap berperan penting dalam pemerintahan Islam. Ia terus mengabdikan dirinya dalam bidang ilmu demi kemajuan umat Islam. Kecerdasan dan kebijaksanaannya menjadikan Asy Syifa sebagai salah satu tokoh wanita yang berpengaruh pada masa awal Islam.

Kesimpulan

Perjalanan hidup Asy Syifa binti Al-Harits memiliki pengaruh yang mendalam pada perkembangan awal Islam. Kecerdasannya, keahliannya dalam berbagai bidang, dan dedikasinya untuk menyebarkan ilmu telah membawa perubahan besar dalam masyarakat Muslim. Perannya sebagai guru, ahli ruqyah, dan penasihat yang dihormati menunjukkan betapa pentingnya kontribusi wanita dalam membentuk pondasi umat Islam.

Kisah Asy Syifa menjadi inspirasi bagi generasi Muslim saat ini untuk terus belajar dan berkontribusi pada masyarakat. Kedekatannya dengan Rasulullah SAW dan para sahabat menggambarkan bagaimana Islam menghargai kecerdasan dan kemampuan tanpa memandang gender. Di akhir, warisan Asy Syifa tetap hidup melalui ilmu yang ia sebarkan dan teladan yang ia tinggalkan, terus mendorong umat Islam untuk mengembangkan potensi mereka demi kemajuan agama dan masyarakat.

FAQS

  1. Siapakah Asy Syifa binti Al-Harits? Asy Syifa binti Al-Harits adalah seorang wanita Muslim terkemuka pada masa awal Islam. Ia dikenal sebagai salah satu guru pertama dalam sejarah Islam dan memiliki keahlian dalam bidang ruqyah.

  2. Apa peran penting Asy Syifa dalam sejarah Islam? Asy Syifa berperan sebagai guru wanita pertama dalam Islam, mengajarkan baca-tulis dan ruqyah kepada para wanita Muslim. Ia juga berkontribusi dalam pemerintahan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

  3. Bagaimana hubungan Asy Syifa dengan Rasulullah SAW? Asy Syifa memiliki kedekatan khusus dengan Rasulullah SAW. Beliau sangat menghargai kecerdasan dan kemampuan Asy Syifa, bahkan memintanya untuk mengajari Hafshah, istri beliau, tentang menulis dan ruqyah.

  4. Apa keahlian khusus yang dimiliki oleh Asy Syifa? Asy Syifa memiliki keahlian dalam membaca dan menulis, yang jarang dimiliki oleh orang-orang pada zamannya. Ia juga ahli dalam bidang ruqyah dan pengobatan.

  5. Bagaimana Asy Syifa berkontribusi dalam pendidikan Islam? Asy Syifa mengajarkan baca-tulis kepada para wanita Muslim, termasuk Hafshah binti Umar. Ia juga berperan dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan hadits.

  6. Apa yang dimaksud dengan ruqyah yang dipraktikkan oleh Asy Syifa? Ruqyah yang dipraktikkan Asy Syifa adalah ruqyah syar'iyyah, yaitu metode pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan berdoa sesuai dengan pemahaman dari ayat-ayat dan hadits.

  7. Bagaimana pandangan Umar bin Khattab terhadap Asy Syifa? Umar bin Khattab sangat menghormati Asy Syifa. Ia sering mendahulukan pendapat Asy Syifa saat mencari solusi dari berbagai masalah dan mempercayakan tugas penting kepadanya dalam pemerintahan.

  8. Apa peran Asy Syifa dalam pemerintahan Islam? Ada perbedaan pendapat mengenai peran Asy Syifa dalam pemerintahan. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa ia ditugaskan untuk mengawasi pasar Madinah, sementara riwayat lain mengatakan tugas tersebut diberikan kepada putranya.

  9. Siapa saja murid-murid terkenal Asy Syifa? Salah satu murid terkenal Asy Syifa adalah Hafshah binti Umar, putri dari Sayyidina Umar ibn Al-Khattab dan istri Rasulullah SAW.

  10. Apa warisan yang ditinggalkan oleh Asy Syifa bagi generasi Muslim saat ini? Warisan Asy Syifa meliputi ilmu yang ia sebarkan dan teladan yang ia tinggalkan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi generasi Muslim untuk terus belajar dan berkontribusi pada masyarakat tanpa memandang gender.

  11. Bagaimana Asy Syifa memeluk Islam? Asy Syifa memeluk Islam sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah. Ia termasuk dalam kelompok muhajirin angkatan pertama dan berbaiat kepada Rasulullah SAW.

  12. Apa yang membuat Asy Syifa dihormati oleh para sahabat? Asy Syifa dihormati karena kecerdasannya, keahliannya dalam berbagai bidang, dan kontribusinya dalam penyebaran ilmu dan dakwah Islam. Kedekatannya dengan Rasulullah SAW juga menambah penghormatan terhadapnya.

  13. Bagaimana Asy Syifa memadukan praktik ruqyah dengan ajaran Islam? Setelah memeluk Islam, Asy Syifa meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk melakukan ruqyah. Setelah mendapat izin, ia mempraktikkan ruqyah syar'iyyah yang sesuai dengan ajaran Islam.

  14. Apa pesan yang dapat diambil dari kisah Asy Syifa binti Al-Harits? Kisah Asy Syifa menunjukkan pentingnya peran wanita dalam perkembangan Islam, pentingnya pendidikan dan penyebaran ilmu, serta bagaimana Islam menghargai kecerdasan dan kemampuan tanpa memandang gender.

  15. Bagaimana Asy Syifa berkontribusi dalam meriwayatkan hadits? Asy Syifa aktif dalam meriwayatkan hadits yang menjadi sumber pengetahuan bagi generasi Muslim selanjutnya, memperkuat perannya sebagai sumber ilmu dan teladan bagi wanita muslimah pada masanya.

Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Posting Komentar

Involve Asia Publisher referral program (CPA)
Involve Asia Publisher referral program (CPA)