
Jawahir Roble telah mencetak sejarah di dunia sepak bola Inggris. Sebagai wasit muslimah pertama yang berlisensi dari Football Association, ia membuka jalan baru bagi perempuan dalam olahraga yang didominasi laki-laki ini. Latar belakangnya sebagai pengungsi dari Somalia yang kemudian menjadi tokoh panutan di lapangan hijau menunjukkan kekuatan tekad dan semangat untuk meraih mimpi.
Perjalanan Roble dari seorang anak pengungsi hingga menjadi wasit profesional penuh inspirasi. Artikel ini akan membahas latar belakang JJ - panggilan akrabnya, langkah-langkahnya meniti karir di dunia wasit, serta dampaknya terhadap perkembangan sepak bola wanita. Kita juga akan melihat bagaimana prestasinya mendobrak stereotip dan menginspirasi generasi muda, termasuk melalui keterlibatannya dengan organisasi Football Beyond Borders.
Latar Belakang Jawahir Roble
Masa kecil di Somalia
Jawahir Roble, yang juga dikenal sebagai JJ, menghabiskan masa kecilnya di Somalia yang dilanda perang. Sejak usia empat tahun, ia sudah mulai bermain sepak bola dan mencintai olahraga ini. Namun, situasi di negaranya sangat sulit. Keluarganya harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah konflik. JJ ingat bagaimana mereka harus menghemat makanan dan tidak makan lebih dari yang dibutuhkan, khawatir anggota keluarga lain mungkin memerlukan makanan tersebut.
Migrasi ke Inggris
Ketika JJ berusia 10 tahun, keluarganya terpaksa meninggalkan Somalia karena situasi yang tidak aman. Mereka bermigrasi ke Inggris untuk memulai hidup baru. Saat tiba, JJ sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris. Keluarganya harus memulai dari nol di negara baru ini. Meskipun awalnya sulit, JJ merasa bersyukur bisa tinggal di lingkungan yang lebih aman.
Awal mula kecintaan pada sepak bola
Di Inggris, JJ menemukan kebebasan untuk mengejar passionnya dalam sepak bola. Ia menyadari bahwa di negara barunya, anak perempuan bisa bermain olahraga tanpa dihakimi. JJ sering membawa adik laki-lakinya berlatih sepak bola di akhir pekan. Meskipun orang tuanya awalnya tidak mendukung, JJ tetap gigih mengejar mimpinya. Ia harus berjuang melawan stereotip dan mengedukasi orang tuanya tentang manfaat olahraga bagi kesehatan fisik dan mental. Kecintaannya pada sepak bola menjadi jalan bagi JJ untuk beradaptasi di negara baru dan menemukan tujuan hidupnya.
Perjalanan Menjadi Wasit
Pelatihan dan kualifikasi
Pada tahun 2013, Jawahir Roble memulai langkah awalnya menuju karir sebagai wasit. Ia memperoleh dana hibah sebesar £300 dan berhasil melibatkan Ciara Allan, petugas pengembangan sepak bola wanita dan anak perempuan di Asosiasi Sepak Bola (FA) Middlesex setempat. Berkat bantuan Allan, Roble mendapatkan kesempatan untuk melatih kemampuan wasitnya. Sebagai imbalannya, ia bertugas memimpin pertandingan setiap minggu, sementara Middlesex FA mendanai pelatihan wasit formalnya.
Tantangan sebagai wasit muslimah berhijab
Sebagai wasit muslimah berhijab pertama di Inggris, Roble menghadapi berbagai tantangan. Ia sering mendapat reaksi terkejut dari para pemain yang melihat seorang muslimah memimpin pertandingan. "Tentu saja mereka terkejut melihat seorang muslimah menjadi wasit! Saya juga cukup pendek, jadi mereka berpikir 'apa yang dilakukan anak ini di sini'," ungkap Roble. Meski demikian, ia tidak gentar menghadapi stereotip dan tetap tegas di lapangan. Roble menegaskan bahwa sepak bola adalah olahraga untuk semua orang, terlepas dari latar belakang mereka.
Prestasi dan penghargaan
Kerja keras Roble membuahkan hasil. Pada tahun 2017, ia menerima penghargaan Match Official di ajang Respect Awards. Penghargaan tersebut mengakui dedikasi Roble dalam bekerja sukarela untuk organisasi amal pendidikan Football Beyond Borders (FBB) dan Middlesex FA, melatih tim wanita pertama FBB, serta keberhasilannya meraih kualifikasi wasit Level Enam. Prestasi Roble terus berlanjut. Ia terpilih sebagai salah satu dari 100 wanita BBC tahun 2019. Puncaknya, Roble dianugerahi gelar Member of the Order of the British Empire (MBE) dalam Daftar Kehormatan Tahun Baru 2023 atas jasanya terhadap sepak bola.
Dampak dan Inspirasi
Mematahkan stereotip
Jawahir Roble telah mematahkan berbagai stereotip dalam dunia sepak bola. Sebagai wasit muslimah berhijab pertama di Inggris, ia membuktikan bahwa agama dan penampilan tidak menghalangi seseorang untuk berkarir di olahraga ini. Roble menegaskan bahwa saat ia meniup peluit untuk memulai pertandingan, identitasnya sebagai pengungsi, hijabnya, gender, atau warna kulitnya tidak lagi menjadi masalah - yang penting adalah kemampuannya sebagai wasit. Meskipun awalnya banyak yang terkejut melihat seorang muslimah memimpin pertandingan, Roble tetap fokus pada tugasnya dan membiarkan kinerjanya yang berbicara.
Mendorong partisipasi perempuan dalam sepak bola
Roble berkomitmen untuk mendorong lebih banyak perempuan dan anak perempuan berpartisipasi dalam sepak bola. Ia menyadari kurangnya sesi sepak bola khusus perempuan karena minimnya kesadaran tentang potensi karir di bidang ini. Melalui perannya sebagai wasit dan pelatih, Roble berupaya menginspirasi generasi muda, terutama dari komunitas BAME, untuk terlibat dalam olahraga ini. Ia percaya bahwa sepak bola dapat membantu kebugaran, kesehatan mental, dan membuka banyak peluang.
Menjadi teladan bagi muslimah
Sebagai teladan, Roble menunjukkan bahwa muslimah dapat berprestasi di bidang yang didominasi laki-laki. Ia menekankan bahwa agamanya mendukung olahraga dan gaya hidup sehat. Melalui pencapaiannya, Roble membuktikan bahwa perempuan muslimah bisa sukses di dunia sepak bola. Kini, ia bangga dapat berbagi kisah perjalanannya untuk menginspirasi anak-anak perempuan lain yang tertarik pada olahraga ini. Roble berharap suatu hari nanti ada anak perempuan yang mengatakan mereka mulai bermain sepak bola karena terinspirasi olehnya.
Kesimpulan
Jawahir Roble telah membuka jalan baru bagi perempuan dalam sepak bola Inggris. Perjalanannya dari pengungsi Somalia hingga menjadi wasit berlisensi FA pertama yang berhijab sungguh menginspirasi. Melalui prestasinya, Roble membuktikan bahwa agama dan penampilan tidak menghalangi seseorang untuk berkarir di olahraga ini. Ia juga terus berupaya mendorong lebih banyak perempuan, terutama dari komunitas BAME, untuk terlibat dalam sepak bola.
Pencapaian Roble memiliki dampak yang luas pada perkembangan sepak bola wanita di Inggris. Sebagai teladan, ia menunjukkan bahwa muslimah dapat berprestasi di bidang yang didominasi laki-laki. Kisah perjalanan Roble kini menginspirasi generasi muda untuk mengejar mimpi mereka di dunia sepak bola. Pada akhirnya, dedikasi dan semangat Roble telah membuka lebih banyak peluang bagi perempuan untuk berkembang dalam olahraga ini.
FAQS
Bagaimana Jawahir Roble menjadi wasit sepak bola? Seorang teman baik Roble menyarankan dan membayar kursus wasit FA untuknya, yang biayanya sekitar £170. Ini membuka jalan bagi Roble untuk memulai karir sebagai wasit.
Apa yang paling disukai Roble dari pekerjaannya sebagai wasit? Roble senang bisa berperan penting dalam pertandingan. Ia merasa bertanggung jawab karena tanpa wasit tidak ada pertandingan. Ia juga senang mendapat penghargaan dan rasa hormat dari para pemain.
Apakah Roble pernah mengalami diskriminasi atau Islamofobia? Secara keseluruhan, pengalaman Roble cukup positif. Namun, pernah ada insiden di mana seorang orang tua dilaporkan membuat komentar rasis saat Roble memimpin pertandingan anak-anak. Sayangnya, saat itu Roble masih baru dan tidak tahu cara melaporkan kejadian tersebut.
Bagaimana perasaan Roble saat memimpin pertandingan sepak bola pria? Awalnya Roble merasa takut. Pada pertandingan pertamanya memimpin tim pria, ia membawa seluruh keluarganya untuk menonton. Meski ada tekanan tambahan, para pemain sangat menyambutnya dengan baik sehingga ketakutannya hilang.
Apa peran Roble sebagai duta In Kind Direct? Roble menjadi duta In Kind Direct, sebuah organisasi amal yang berupaya memastikan semua orang memiliki akses ke produk kebersihan. Organisasi ini bekerja sama dengan produsen dan merek besar untuk menyalurkan produk yang tidak terjual ke berbagai badan amal, termasuk yang berfokus mengatasi kemiskinan terkait menstruasi dan kebersihan di Inggris.