
Enako cosplay tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga karier yang sangat menguntungkan, dengan penghasilan mencapai Rp 27 juta per jam. Lahir di Nagoya pada 22 Januari 1994, cosplayer cantik ini telah menjadi salah satu figur paling terkenal di industri cosplay Jepang.
Dengan lebih dari 1,6 juta pengikut di Instagram dan 1,3 juta di Twitter, Enako cosplayer ini bahkan mampu menghasilkan sekitar Rp 1,3 miliar dalam satu hari selama acara Comiket 2018. Selain itu, ia juga mencetak rekor sebagai cosplayer tercantik yang tampil di sampul majalah lebih dari 70 kali pada tahun 2021. Japanese cosplayer Enako atau yang dikenal sebagai Enakorin tidak sekedar menarik perhatian karena penampilannya, tetapi juga karena keterbukaan tentang pendapatannya yang telah mengubah pandangan masyarakat terhadap cosplay sebagai profesi yang menjanjikan dalam industri hiburan.
Mengenal Enako: Cosplayer Cantik Asal Jepang
Di balik kesuksesan besar dalam industri cosplay, sosok Enako menyimpan cerita menarik yang jarang diketahui publik. Mari mengenal lebih dekat cosplayer yang telah mengubah paradigma tentang profesi cosplay di Jepang ini.
Profil singkat dan latar belakang
Bernama lengkap Enako (えなこ), gadis kelahiran Nagoya, Jepang pada 22 Januari 1994 ini memiliki tinggi badan sekitar 154 cm. Selain kemampuannya dalam dunia cosplay, Enako juga memiliki bakat bermain piano dan keahlian khusus dalam membuat kostum cosplay sendiri.
Sekarang Enako berada di bawah naungan agensi PP Enterprise inc. yang juga berperan sebagai manajernya dalam mengembangkan karier. Dengan berbagai keahlian yang dimiliki, Enako tidak hanya dikenal sebagai cosplayer profesional tetapi juga sebagai pengisi suara (seiyū) dan penyanyi.
Berbagai hobi yang digeluti Enako di luar cosplay antara lain menonton anime, bernyanyi di karaoke, dan bermain game (terutama game musik dan bishoujo games). Keberagaman minat inilah yang kemudian memperkaya karakternya dalam memerankan berbagai tokoh anime dan game.
Awal mula tertarik dengan cosplay
Perjalanan Enako di dunia cosplay dimulai saat dia duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas dua. Ketertarikannya muncul setelah menonton serial anime "The Melancholy of Haruhi Suzumiya" dan "Rozen Maiden" pada tahun 2007. Kemudian, minatnya semakin berkembang ketika melihat para cosplayer lain yang menampilkan karakter utama di Akihabara.
Menariknya, pada awal kariernya, Enako menyembunyikan kegiatan cosplay dari orang tuanya. Dia menggambarkan cosplay sebagai "hobi yang harus disembunyikan meskipun tidak melakukan hal yang salah". Namun demikian, ketertarikannya pada cosplay begitu besar hingga dia mencurahkan seluruh kehidupan sekolah menengah atasnya untuk cosplay.
Perjalanan dari hobi ke profesi
Titik awal karier profesional Enako dimulai pada 24 Oktober 2012, ketika dia bersama dengan cosplayer lainnya, Kuroneko dan Akira Itsuki, debut sebagai grup idol "Panache!" di bawah label Defstar Records. Sayangnya, grup tersebut bubar pada 26 April 2013, dan Enako memutuskan untuk hiatus sementara dari aktivitas idolanya.
Setelah periode vakum, pada 4 Maret 2015, Enako mengumumkan kembalinya ke dunia cosplay melalui akun Twitter barunya. Sejak saat itu, dia mulai rutin tampil di berbagai acara besar seperti Comiket dan konvensi lainnya.
Titik balik karier Enako terjadi ketika bertemu dengan presiden agensinya saat ini. Kerja sama mereka mengantarkan Enako pada kesuksesan yang dinikmatinya sekarang. Pada tahun 2016, Enako mengungkapkan bahwa penghasilannya mencapai lebih dari 1 juta yen per bulan dan berhasil mengumpulkan 10 juta yen dalam dua hari selama acara Comiket tahun tersebut. Bahkan, The Straits Times melaporkan bahwa Enako menghasilkan 130.000 dolar Singapura dalam satu hari di Comiket 2018.
Saat ini, Enako memiliki gudang kostum dengan lebih dari 400 kostum dan kariernya telah berkembang ke berbagai bidang. Dia merilis mini album pertamanya, "Dress Re Code", pada 16 Desember 2020, membuka channel YouTube pada 2021, dan bergabung dengan grup idol PPE41 pada tahun 2022.
Langkah Awal Karier Enako di Dunia Cosplay
Perjalanan profesional seorang cosplayer tidak selalu dimulai dari jalur konvensional. Enako memiliki rute unik dalam merintis karier yang kini membawanya menjadi cosplayer terkemuka Jepang dengan bayaran fantastis.
Debut bersama grup Panache!
Langkah pertama Enako dalam industri hiburan dimulai pada 24 Oktober 2012, ketika ia bersama rekan sesama cosplayer, Kuroneko dan Akira Itsuki, melakukan debut mayor sebagai grup idol bernama "Panache!" di bawah naungan label Defstar Records. Nama Panache! sendiri berasal dari kata dalam bahasa Perancis yang berarti semangat atau gaya yang penuh percaya diri.
Grup yang diproduksi oleh Yayama Takayuki dengan produksi suara oleh Clean Tears ini dibentuk pada tahun 2012. Menariknya, dalam formasi grup, Enako ditugaskan memegang warna pink yang menunjukkan posisinya sebagai salah satu figur utama dalam grup tersebut.
Sebagai bagian dari Panache!, Enako dan rekan-rekannya merilis single debut berjudul "Kirameki Mirai Zu" di bawah label Sony Music. Pengalaman ini menjadi fondasi penting bagi Enako untuk memahami industri hiburan Jepang secara lebih luas, tidak hanya terbatas pada dunia cosplay.
Hiatus dan comeback di tahun 2015
Namun demikian, perjalanan Panache! ternyata tidak bertahan lama. Grup ini secara resmi dibubarkan pada 26 April 2013, kurang dari setahun setelah pembentukannya. Setelah pembubaran grup tersebut, Enako memutuskan untuk mengambil jeda sementara (hiatus) dari aktivitas idolanya.
Selama hampir dua tahun, sosok enako cosplayer ini menghilang dari sorotan publik. Periode vakum ini menjadi waktu refleksi yang berharga baginya untuk mengevaluasi kembali arah karier dan mencari jalan yang lebih sesuai dengan passinya dalam dunia cosplay.
Akhirnya, pada 4 Maret 2015, Enako mengumumkan kembalinya ke dunia cosplay melalui akun Twitter barunya. Pengumuman ini disambut antusias oleh para penggemar yang telah menunggu kehadiran cosplayer cantik ini kembali ke industri. Momen ini menjadi titik balik penting yang menandai dimulainya era baru dalam karier Enako di dunia cosplay profesional.
Peran media sosial dalam membangun nama
Setelah hiatus, strategi Enako dalam membangun kembali kariernya sangat bergantung pada kekuatan media sosial, terutama Twitter. Platform ini menjadi sarana utama bagi Enakorin untuk terhubung kembali dengan penggemar lama dan menjangkau audiens baru yang lebih luas.
Faktanya, setelah kembali aktif pada 2015, japanese cosplayer Enako berhasil membangun basis pengikut yang besar di Twitter. Konsistensinya dalam mengunggah konten cosplay berkualitas tinggi dan berinteraksi dengan penggemar menjadi kunci keberhasilannya dalam membangun merek personal yang kuat.
Berkat strategi media sosial yang efektif, hanya empat tahun setelah comeback-nya, pada 2019, pendapatan enako cosplayer ini telah meningkat drastis hingga mencapai IDR 1.426.960.370,62 per bulan. Pencapaian ini menunjukkan betapa signifikannya peran platform digital dalam menopang kesuksesan karier cosplay profesionalnya.
Sementara itu, keputusannya untuk fokus pada cosplay sebagai karier utama terbukti tepat. Setelah comeback-nya pada 2015, Enako semakin dikenal dalam komunitas cosplay Jepang dan internasional. Ketenarannya yang terus meningkat membuka berbagai peluang kolaborasi dengan brand ternama, penampilan di majalah, dan kontrak iklan yang menguntungkan.
Melalui perjalanan awal yang penuh liku ini, Enako membuktikan bahwa kegagalan dalam satu area tidak menentukan masa depan secara keseluruhan. Justru dengan memanfaatkan pengalaman tersebut, cosplayer tercantik Jepang ini berhasil membangun fondasi karier yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Strategi Enako Membangun Personal Brand
Kesuksesan luar biasa yang diraih oleh Enako dalam industri cosplay tidak terjadi begitu saja. Dibaliknya terdapat strategi branding yang dijalankan dengan cerdas dan konsisten yang membuatnya menjadi cosplayer terkemuka Jepang.
Konsistensi di media sosial
Setelah mengumumkan kembalinya ke dunia cosplay pada Maret 2015, Enako membangun strategi media sosial yang solid. Berkat konsistensinya mengunggah konten berkualitas tinggi, enakorin berhasil membangun basis penggemar yang loyal. Salah satu cosplayer tercantik ini memanfaatkan platform-platform digital seperti Twitter dan Instagram untuk terus terhubung dengan penggemarnya.
Strategi yang diterapkan cosplayer cantik ini terbukti efektif. Katie, seorang cosplayer profesional, mengatakan bahwa faktor utama yang membantu seseorang membangun pengikut adalah "longevity, consistency, and authenticity". Enako menerapkan prinsip ini dengan terus menerus berbagi konten berkualitas dan membangun hubungan dengan penggemarnya secara berkelanjutan.
Menurut para pakar di industri cosplay, "Cosplayer hanya perlu menarik orang-orang yang akan membeli produk mereka". Dengan strategi ini, japanese cosplayer Enako berhasil membangun komunitas penggemar setia yang rela membeli merchandise dan mendukung kariernya.
Diversifikasi ke dunia hiburan
Tidak puas hanya dengan cosplay, Enako melakukan diversifikasi kariernya ke berbagai bidang hiburan. Dia mengembangkan kemampuannya dalam dunia akting suara (voice acting) dan pemodelan gravure, yang semakin memperluas popularitas dan sumber penghasilannya.
Pada 16 Desember 2020, enako cosplayer ini meluncurkan debut solonya sebagai penyanyi dengan merilis mini album pertama berjudul "Dress Re Code". Selanjutnya, pada 11 April 2021, dia meluncurkan saluran YouTube yang menjadi platform tambahan untuk berbagi konten dan terhubung dengan penggemarnya.
Bahkan pada 30 Juli 2022, PP Enterprises, agensi Enako, membentuk grup idola bernama PPE41, dan Enako menjadi salah satu anggotanya. Diversifikasi ini tidak hanya memperluas jangkauan karyanya tetapi juga memperkuat citra mereknya di berbagai segmen industri hiburan.
Transparansi soal penghasilan
Salah satu aspek paling menarik dari strategi branding Enako adalah keterbukaan tentang penghasilannya. Pada Desember 2020, dia mengumumkan di Twitter bahwa pendapatannya melebihi 50 juta yen (sekitar Rp 6 miliar) per tahun. Pada tahun berikutnya, 2021, penghasilannya naik menjadi 100 juta yen (sekitar Rp 11,8 miliar).
Menariknya, pada tahun 2022, manajer Enako mengungkapkan bahwa cosplayer ini menghasilkan lebih dari 200 juta yen (sekitar Rp 23,7 miliar). Jumlah ini empat kali lipat dari yang dilaporkan pada 2020 dan dua kali lipat dari 2021. Meskipun mendapat kritik karena dianggap "memamerkan" pendapatannya yang tinggi, Enako tetap transparan soal penghasilannya.
Strategi keterbukaan ini menjadi bagian dari pembangunan merek personalnya. Beberapa mengkritik pendekatan ini, sementara yang lain melihatnya sebagai strategi pemasaran yang cerdas. Seorang perwakilan industri hiburan bahkan menyarankan bahwa pernyataannya tentang penghasilan mungkin merupakan taktik untuk tetap relevan.
Pada acara TV "Gyoretsu no Dekiru Soudanjo," Enako mengejutkan penonton dengan mengungkapkan bahwa pendapatannya melebihi 100 juta yen selama tiga tahun berturut-turut. Pendapatan ini berasal dari berbagai sumber: iklan, penjualan photobook dan produk, serta penampilan di TV dan YouTube.
Walaupun tampil di banyak sampul majalah, 70 persen dari pendapatan tahunannya berasal dari sponsor perusahaan, pembawa acara, dan iklan. Sementara 30 persen lainnya berasal dari penjualan buku fotonya sendiri melalui penjualan online dan langsung.
Rahasia Sukses Enako Cosplayer
Melampaui kilau popularitas, kesuksesan fenomenal enako cosplay bersandar pada tiga pilar utama yang membuatnya menjadi ikon di industri cosplay Jepang. Mari menyelami rahasia di balik prestasinya yang luar biasa.
Keahlian dalam merias dan membuat kostum
Salah satu faktor pembeda yang menjadikan enakorin begitu menonjol adalah kemampuannya membuat kostum cosplay sendiri. Keterampilan ini termasuk dalam daftar keahlian khusus yang dimilikinya, selain bermain piano. Dengan lebih dari 400 kostum dalam koleksinya, Enako menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menguasai seni pembuatan kostum.
Perhatian terhadap detail menjadi kunci kesuksesan japanese cosplayer enako. Setiap elemen kostum dikerjakan dengan presisi tinggi, mulai dari pola, warna, hingga aksesori pendukung. Dalam foto cosplay Juri dari seri game Street Fighter yang diunggah pada April 2022, Enako tidak hanya meniru kostum dengan sempurna tetapi juga mereplikasi latar belakang, gaya rambut, bahkan pose ikonik karakter dengan satu kaki.
Ketelitiannya menghasilkan respons antusias dari penggemar yang memuji bahwa "kostumnya bahkan lebih rumit ketika dilihat dari dekat". Kemampuan teknis ini menjadi fondasi bagi reputasinya sebagai cosplayer profesional dengan standar kualitas tinggi.
Kemampuan menjiwai karakter
Bakat luar biasa cosplayer cantik ini tidak berhenti pada pembuatan kostum. Enako memiliki kemampuan istimewa dalam menghidupkan karakter yang diperankannya. Dengan bermacam-macam karakter dari berbagai anime dan game populer, dia membuktikan fleksibilitasnya dalam beradaptasi dengan ciri khas karakter yang berbeda.
Di buku foto keduanya "Enako Cosplay2" yang dirilis pada 21 Juni, dia berhasil menampilkan 14 karakter dari 12 karya populer. Dengan izin resmi dari penerbit karya asli, dia memerankan karakter-karakter dari serial terkenal seperti "Gintama," "SPY×FAMILY," "Chainsaw Man," "Dragon Ball," "NARUTO," dan "ONE PIECE".
Kemampuannya tidak hanya diakui penggemar biasa tetapi juga oleh pelaku industri anime. Buktinya, Enako dipercaya menjadi duta Cool Japan dan mendapat kesempatan memerankan karakter-karakter legendaris ciptaan Rumiko Takahashi dalam buku foto kolaborasi. Dalam proyek ini, dia memerankan 10 karakter terpilih dari serial "Urusei Yatsura," "Maison Ikkoku," "Ranma ½," dan "InuYasha".
Kesempurnaan penghayatan karakternya mendapat pujian dari penggemar yang menyebutnya "seolah-olah benar-benar karakter dua dimensi yang hidup". Bahkan untuk karakter Naruto, penggemar berkomentar "Ini sangat realistis!" yang menunjukkan keberhasilannya menampilkan esensi tokoh tersebut.
Interaksi aktif dengan penggemar
Pilar ketiga dari kesuksesan Enako adalah hubungan yang dibangun dengan basis penggemarnya. Sebagai cosplayer profesional, dia rutin mengadakan sesi meet-and-greet dengan penggemar di berbagai festival anime. Meski popularitasnya meroket, enako cosplayer ini tetap mempertahankan koneksi dengan pengikutnya.
Popularitasnya yang luar biasa terlihat jelas di acara Comiket Market di Tokyo, di mana dia menarik kerumunan besar penggemar hingga staf keamanan harus membuat zona khusus yang dibatasi. Meskipun penggemar tidak diizinkan mendekat, cosplayer tercantik ini tetap berpose memikat di tengah area yang dikordon, sementara penggemar berkerumun di sekitarnya.
Setelah acara dengan kehadiran penggemar yang besar, Enako menunjukkan apresiasinya dengan berterima kasih kepada mereka yang datang meskipun cuaca panas yang ekstrem. Sikap menghargai ini memperkuat loyalitas penggemar dan menumbuhkan komunitas pendukung yang solid.
Intensitas popularitasnya juga terlihat di festival Halloween Cosplay Ikebukuro atau "Ikehalo", di mana Enako berperan sebagai "duta" acara. Penampilannya sebagai Elizabeth Liones dari "Seven Deadly Sins" menarik banyak perhatian dan penggemar segera berkerumun di sekitar panggung untuk melihatnya.
Melalui tiga pilar ini—keahlian teknis, penghayatan karakter, dan hubungan dengan penggemar—Enako telah membangun karier yang kokoh dan berkelanjutan dalam industri cosplay yang kompetitif.
Etos Kerja dan Dedikasi yang Menginspirasi
Di dunia cosplay profesional, perbedaan antara pemain biasa dan bintang papan atas sering terletak pada etos kerja dan dedikasi. Enako cosplay telah menjadi fenomena tersendiri di Jepang berkat komitmen luar biasa terhadap profesinya.
Persiapan detail untuk setiap penampilan
Salah satu ciri khas enakorin adalah perhatiannya yang mendalam terhadap setiap detail kostum. Dalam foto cosplay Juri dari seri game Street Fighter yang diunggah pada April 2022, cosplayer cantik ini tidak hanya mereplikasi kostum dengan sempurna tetapi juga merekonstruksi latar belakang, gaya rambut, hingga pose ikonik karakter dengan satu kaki. Kesempurnaan ini mengundang pujian dari penggemar yang mengatakan "kostumnya bahkan lebih rumit ketika dilihat dari dekat!".
Persiapan intensif sebelum setiap penampilan menjadi kunci kesuksesan enako cosplayer. Dengan keterampilan khusus dalam membuat kostum sendiri, dia menghabiskan berjam-jam untuk memastikan setiap elemen sesuai dengan karakter aslinya. Tidak mengherankan jika penggemar mengatakan "dia praktis Juri dalam kehidupan nyata" dan "akurasinya luar biasa".
Kedisiplinan menghadiri event besar
Komitmen japanese cosplayer enako terhadap jadwal kegiatan menjadi bukti profesionalitasnya. Kehadirannya di Comiket (Comic Market) yang rutin diadakan dua kali setahun menjadi magnet bagi ribuan penggemar. Fenomena ini bahkan memiliki sebutan khusus: "Enako Ring" atau "Enako Wall" - kerumunan fotografer dan penggemar yang mengelilinginya, terkadang mencapai 2.000 orang.
Meskipun harus menghadapi cuaca ekstrem, cosplayer tercantik ini tetap berterima kasih kepada penggemar yang datang untuk melihatnya. "Kepada semua yang mengambil foto saya saat cuaca panas, terima kasih banyak!" tulis Enako setelah penampilannya di Summer Comiket. Kedisiplinan ini membuat tweet ucapan terima kasihnya viral dengan lebih dari 131.000 suka dan 32.000 retweet.
Komitmen terhadap kualitas
Dedikasi Enako terhadap kualitas telah membawanya pada penghasilan yang mencengangkan. Pada 2016, dia mengungkapkan bahwa pendapatannya melebihi 1 juta yen per bulan dan berhasil mengumpulkan 10 juta yen dalam dua hari selama acara Comiket. Bahkan pada Comiket 2018, The Straits Times melaporkan bahwa Enako menghasilkan 130.000 dolar Singapura dalam satu hari.
Diakui sebagai "cosplayer nomor satu Jepang", enako cosplay telah membangun imperium yang begitu menguntungkan hingga menghasilkan lebih dari sepuluh juta yen per hari. Namun, di balik kesuksesan finansial tersebut terdapat kerja keras luar biasa. Seperti diungkapkan dalam komunitas cosplay, "Cosplay membutuhkan banyak waktu, dan sulit menyeimbangkannya dengan pekerjaan atau sekolah".
Melalui contohnya, Enako menunjukkan bahwa kesuksesan di dunia cosplay memerlukan dedikasi tanpa henti, kreativitas tanpa batas, dan kemampuan menghadapi tekanan untuk terus berinovasi demi memenuhi harapan penggemar.
Kolaborasi dan Proyek Komersial Enako
Popularitas luar biasa cosplayer cantik Enako telah membuka pintu untuk berbagai kolaborasi komersial yang menguntungkan. Sebagai figur terkemuka di dunia cosplay, tawaran kerja sama dari brand ternama terus mengalir deras ke arahnya.
Kerja sama dengan brand game dan anime
Bakat luar biasa enako cosplay dalam menghidupkan karakter fiksi telah membuatnya menjadi pilihan utama untuk kolaborasi dengan perusahaan game dan anime. Tidak hanya tampil di berbagai majalah, enakorin juga dipercaya sebagai cosplayer resmi untuk beberapa properti terkenal, termasuk "Re:ZERO -Starting Life in Another World-" dan "Steins;Gate".
Perjalanan kolaborasinya semakin berwarna dengan peran pengisi suara dalam anime "Yu-Gi-Oh! Go Rush!!" dimana japanese cosplayer enako mendapat kesempatan menjadi seiyuu untuk karakter gadis domba ajaib. Meskipun ini bukan debut aktingnya di dunia anime, peran ini menunjukkan kepercayaan industri terhadap kemampuannya.
Enako juga berkolaborasi mempromosikan film anime Detective Conan terbaru dengan bercosplay sebagai karakter dari serial tersebut. Selain itu, untuk mempromosikan game Knives Out yang berkolaborasi dengan Attack on Titan, enako cosplayer tampil sebagai Mikasa lengkap dengan seragam Scout Regiment.
Peran sebagai duta merek
Sejak Maret 2023, cosplayer tercantik ini resmi menjadi brand ambassador untuk AndaSeat, produsen kursi gaming premium, di pasar Jepang. Penunjukannya bukan tanpa alasan—selain popularitasnya sebagai cosplayer terkemuka, Enako juga dikenal sebagai penggemar game PC populer, terutama FPS.
"Saya menikmati bermain game dan livestreaming bersama penggemar saya. Saya berharap dapat mempromosikan pengalaman gaming yang nyaman bersama AndaSeat dan kursi gaming premium perusahaan!" kata Enako saat pengumuman kerjasamanya.
Namun, pencapaian paling prestisius adalah ketika pada April 2020, Kantor Kabinet Jepang menunjuknya sebagai duta untuk "Cool Japan". Peran ini memberinya mandat resmi untuk mempromosikan budaya pop Jepang di kancah internasional. Selain itu, Enako juga menjabat sebagai duta khusus untuk "Level∞", semakin memperkuat posisinya dalam industri game dan hiburan.
Kontribusi dalam promosi budaya pop Jepang
Sebagai duta Cool Japan, Enako berjanji, "Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyebarkan budaya pop yang saya cintai, sebagai duta dan sebagai cosplayer!". Kepercayaan pemerintah Jepang ini menjadi bukti pengaruh besar yang dimilikinya dalam mempromosikan budaya pop Jepang.
Menariknya, Enako turut berpartisipasi dalam diskusi pemerintah Jepang mengenai peraturan hak cipta untuk cosplayer komersial. Dia bahkan bertemu langsung dengan Menteri Inoue untuk memberikan wawasannya tentang situasi tersebut. "Kami mendengar dari Menteri Inoue bahwa beliau mencari cara untuk melindungi hak cipta tanpa membebani budaya cosplay saat ini," jelas Enako.
Dengan lebih dari 1,3 juta pengikut di Twitter dan 1,5 juta di Instagram, pengaruh Enako dalam mempromosikan budaya pop Jepang sangat signifikan. Penghasilan tahunannya pada tahun lalu melebihi 50 juta yen (sekitar IDR 10 miliar) bahkan di tengah resesi akibat virus corona, membuktikan nilai komersialnya yang luar biasa bagi brand yang berkolaborasi dengannya.
Tantangan dan Kontroversi yang Dihadapi
Kesuksesan dan popularitas di dunia cosplay selalu diiringi dengan berbagai tantangan. Sebagai figur publik, enako cosplay menghadapi sejumlah kontroversi yang menguji ketahanannya dalam industri hiburan Jepang.
Kritik terhadap penampilan seksi
Meskipun memiliki banyak penggemar loyal, cosplayer cantik ini tidak luput dari kritik. Salah satu kontroversi signifikan terjadi ketika Enako melakukan pemotretan sebagai Tohru dari anime "Miss Kobayashi's Dragon Maid" untuk majalah Monthly Action. Kostumnya yang lebih terbuka dibandingkan desain karakter asli mengundang reaksi beragam dari komunitas penggemar.
"Ini sangat berbeda dari desain aslinya. Kostumnya hanya memamerkan tubuhnya," komentar salah satu kritikus. Sementara yang lain mempertanyakan "Mengapa kostumnya memperlihatkan dada dan perutnya?". Kontroversi ini menjadi sorotan hingga dicatat sebagai salah satu berita cosplay terpopuler 2021 dengan judul "Foto Dragon Maid cosplayer nomor satu Jepang menuai reaksi terbagi karena kostum minim".
Namun demikian, banyak penggemar membela enakorin dengan mengatakan "Fotonya cantik, jadi apa masalahnya?" dan "Ini membuatku ingin melihat serialnya".
Masalah privasi dan pelecehan online
Sebagai cosplayer wanita terkenal, enako cosplayer menghadapi risiko pelecehan online yang lebih tinggi. Penelitian menunjukkan wanita lebih mungkin mengalami pelecehan online dibandingkan pria, dengan 91% korban pelecehan melaporkan dampak negatif.
Untuk cosplayer populer seperti japanese cosplayer enako, masalah ini sering kali melibatkan komentar tidak pantas dan penyebaran gambar tanpa izin. Pelaku bisa menghadapi konsekuensi hukum serius, termasuk penahanan perangkat elektronik dan bahkan hukuman penjara hingga lima tahun.
Penelitian dari Victims' Commissioner mengungkapkan bahwa korban pelecehan gambar intim melaporkan tingkat bahaya tertinggi, dengan lebih dari separuh (51%) mengalami pelecehan selama lebih dari satu tahun.
Cara Enako menjaga profesionalisme
Menghadapi berbagai kritik dan kontroversi, cosplayer tercantik ini menunjukkan profesionalisme tinggi dalam merespons. Ketika proyek Dragon Maid menuai kontroversi, Enako dan pihak majalah memberikan klarifikasi bahwa sesi foto tersebut merupakan "kolaborasi gravure" bukan cosplay biasa.
"Kami memahami ada berbagai pemikiran dan pendapat tentang hal ini, dan kami akan terus bekerja keras menciptakan konten yang dapat dinikmati banyak orang," pernyataan dari akun Twitter resmi Monthly Action.
Selain menangani kritik, Enako juga aktif dalam diskusi pemerintah Jepang mengenai regulasi hak cipta untuk cosplayer komersial. Dengan pengalamannya sebagai cosplayer profesional, dia berkontribusi memberikan perspektif berharga tentang bagaimana regulasi dapat melindungi kreator asli tanpa membatasi komunitas cosplay.
Melalui tantangan dan kontroversi, Enako tetap fokus pada kariernya, membuktikan bahwa profesionalisme dan ketahanan mental menjadi kunci bertahan dalam industri hiburan yang penuh tekanan.
Dampak Enako terhadap Dunia Cosplay Jepang
Pengaruh fenomenal seorang enako cosplay telah merombak landskap industri cosplay Jepang secara menyeluruh. Sebagai figur terdepan, dampaknya tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga mengubah cara masyarakat memandang profesi ini.
Mengubah persepsi cosplay sebagai profesi
Keterbukaan enakorin tentang penghasilannya yang mencapai 200 juta yen (sekitar Rp 23,7 miliar) per tahun telah menggemparkan publik Jepang. Meskipun jumlah tersebut dibagi 50/50 dengan agensinya, nominal ini tetap jauh melampaui pendapatan rata-rata pekerja Jepang yang hanya sekitar 400.000 yen (sekitar Rp 56 juta) per bulan. Faktanya, cosplayer cantik ini bahkan mampu menghasilkan hingga 10 juta yen (sekitar Rp 1,2 miliar) dalam satu hari selama acara Comiket sebelum pandemi.
Transparansi finansial ini, walaupun sempat mengundang kritik dari sebagian penggemar yang menganggapnya "memamerkan kekayaan", justru membuka mata masyarakat bahwa cosplay bukan sekadar hobi melainkan profesi yang sangat menguntungkan bila dikelola dengan serius.
Membuka jalan bagi cosplayer lain
Selain itu, keterlibatan enako cosplayer dalam diskusi pemerintah Jepang mengenai regulasi hak cipta untuk cosplayer komersial menunjukkan pengaruhnya yang signifikan. Pada tahun 2021, pemerintah Jepang berencana memberlakukan undang-undang hak cipta yang ketat pada mereka yang menghasilkan uang dari cosplay.
Sebagai respons, japanese cosplayer enako turut berpartisipasi dalam proses penyusunan kerangka kerja dan memberikan masukan untuk melindungi komunitas cosplay. Perannya dalam diskusi ini membuka jalan bagi cosplayer lain untuk beroperasi dalam kerangka hukum yang lebih jelas tanpa menghambat kreativitas.
Menjadi ikon budaya pop modern
Dengan lebih dari 1,6 juta pengikut di Instagram dan 1,3 juta di Twitter, cosplayer tercantik ini telah menjadi simbol budaya pop Jepang kontemporer. Sebagaimana dijelaskan Darowski, seorang akademisi, budaya pop memiliki nilai intrinsik yang sering tersamarkan oleh popularitasnya pada awal kemunculannya.
Melalui diversifikasi pendapatannya, di mana 70% berasal dari sponsor perusahaan, pembawa acara, dan iklan, Enako telah membuktikan bahwa cosplay bukan sekadar subkultur melainkan bagian integral dari ekosistem hiburan Jepang yang lebih luas.
Dampak Enako pada industri cosplay menunjukkan bagaimana budaya pop dapat menjadi "kapsul waktu" yang merefleksikan budaya spesifik pada masa tertentu—seperti yang diungkapkan para peneliti—sambil tetap menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan dalam landscape hiburan global.
FAQS
Sebagai penggemar cosplay, pasti banyak pertanyaan mengenai sosok fenomenal enako cosplay yang berhasil mengubah hobi menjadi karier menggiurkan. Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan:
Berapa penghasilan Enako dari cosplay?
Berdasarkan pengakuan manajernya, enako cosplayer menghasilkan lebih dari 200 juta yen (sekitar Rp 24 miliar) per tahun dalam pendapatan. Namun, jumlah ini dibagi 50/50 dengan agensi bakatnya, sehingga Enako menerima sekitar 100 juta yen. Pendapatan ini meningkat drastis dari 50 juta yen pada 2020 dan 100 juta yen pada 2021.
Bagaimana Enako bisa menghasilkan uang sebanyak itu?
Cosplayer cantik ini menghasilkan sekitar Rp 158 juta per bulan dari berbagai aktivitas terkait cosplay, seperti penampilan dan penjualan merchandise. Bahkan dalam satu hari di acara Comiket, enakorin pernah meraup Rp 2 miliar.
Siapa yang mengelola keuangan Enako?
Menariknya, japanese cosplayer enako mengaku tidak tahu berapa jumlah uang di rekeningnya karena manajernya yang memegang buku tabungannya. Manajernya menjelaskan bahwa ia "merawat Enako seperti seorang ibu agar tidak lupa membayar pajak dan sebagainya".
Bagaimana popularitas Enako di media sosial?
Meskipun baru seminggu membuka channel YouTube, cosplayer tercantik ini telah mengumpulkan 110.000 pelanggan dengan 510.000 penayangan pada video perkenalannya (120.000 di antaranya dalam 12 jam pertama).
Apa saja konten yang dibagikan Enako di YouTube?
Di Enako Channel, dia berencana membagikan konten di balik layar, kehidupan pribadinya, mode, riasan, konten kebugaran, dan livestreaming game yang disukainya. Dia bahkan bercita-cita berkolaborasi dengan YouTuber lain, meskipun jadwal unggahannya mungkin tidak teratur karena kesibukan kariernya.