Gambar dalam Artikel hanya referensi yang dibuat menggunakan AI!Get Link!

Daftar isi

Fakta Bahasa Indonesia: Bukti Kejayaan di Kancah Global

negara yang mempelajari bahasa indonesia bahasa indonesia bahasa internasional fakta unik bahasa indonesia fakta bahasa indonesia di dunia
TikTok for Business
Fakta Bahasa Indonesiai: Bukti Kejayaan di Kancah Global
13 Fakta Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui: Bukti Kejayaan di Kancah Global

Fakta bahasa Indonesia yang paling membanggakan baru saja terjadi, bahasa nasional kita ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam konferensi UNESCO. Ini menjadi pencapaian bersejarah, karena bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa dari kawasan Asia Tenggara yang mendapatkan status resmi dalam konferensi internasional tersebut.

Penyebaran negara yang mempelajari bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan, dari 38 negara menjadi 54 negara di seluruh dunia. Bahkan, Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi bahasa persatuan sejak Sumpah Pemuda tahun 1928, tetapi juga telah menjadi bahasa internasional yang dipelajari di berbagai belahan dunia. Tercatat, ada 30 negara, 76 lembaga, dan 7.683 orang yang menggunakan bahasa Indonesia per Juli 2021.

Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki keistimewaan sebagai bahasa resmi kedua di Vietnam sejak tahun 2007. Di Australia, pada tahun 1994 terdapat 50 sekolah yang menyediakan pelajaran bahasa Indonesia. Fakta unik bahasa Indonesia di dunia internasional ini semakin diperkuat dengan keberadaan kurikulum BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) yang kini telah menjadi bagian dari komponen pendidikan di 52 negara.

Bahasa Indonesia Diakui Sebagai Bahasa Resmi UNESCO

Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan internasionalisasi bahasa nasional kita. Pencapaian ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap kekuatan budaya dan identitas bahasa Indonesia yang kini setara dengan bahasa-bahasa utama dunia.

Sejarah pengakuan UNESCO

Proses awal penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO dimulai pada Januari 2023. Saat itu, Duta Besar RI untuk Prancis dan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, menyampaikan potensi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO. Setelah melalui berbagai langkah teknis, pada 20 November 2023, bahasa Indonesia resmi ditetapkan menjadi bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO melalui adopsi Resolusi 42 C/28 secara konsensus di Markas Besar UNESCO Paris, Prancis.

Penetapan ini merupakan implementasi amanat Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang menyatakan "pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan".

Dampak global pengakuan ini

Dengan pengakuan ini, bahasa Indonesia kini berdiri sejajar dengan sembilan bahasa lain yang diakui di UNESCO: bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia (enam bahasa resmi PBB), serta Hindi, Italia, dan Portugis. Bahasa Indonesia dapat digunakan dalam pidato resmi di Konferensi Umum UNESCO dan dokumen-dokumen Konferensi Umum juga dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Momen bersejarah penggunaan bahasa Indonesia pertama kali dalam pernyataan nasional terjadi pada Konferensi Umum UNESCO ke-43 di Samarkand, Uzbekistan, pada 4 November 2025. Ini merupakan pencapaian penting dalam sejarah diplomasi Indonesia yang tidak hanya merayakan pengakuan global bahasa Indonesia tetapi juga mengukuhkan kepemimpinan aktif Indonesia dalam mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional

Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) mengalami perkembangan signifikan dan kini diselenggarakan di 57 negara. Per tahun 2025, jumlah penutur bahasa Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 300 juta orang, termasuk penutur asing di seluruh dunia.

Saat ini, bahasa Indonesia dipelajari di berbagai negara seperti Australia, Jepang, Cina, Rusia, Jerman, Belanda, Korea Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Bahkan, Vietnam telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing kedua sejak 2007, sementara di Australia, bahasa Indonesia diajarkan mulai tingkat sekolah dasar.

Fakta bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional juga diperkuat dengan dibukanya Departemen Studi Bahasa Indonesia baru di Universitas Al-Azhar di Mesir yang telah menarik minat sekitar 300 mahasiswa.

Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa yang Paling Banyak Digunakan

Berdasarkan data terbaru, bahasa Indonesia telah berkembang menjadi salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia. Pencapaian ini menjadikan bahasa Indonesia sebagai kekuatan budaya yang semakin diperhitungkan dalam percaturan global.

Statistik penutur Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia kini digunakan oleh hampir 300 juta orang di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 270 juta adalah penduduk Indonesia sendiri, sementara 30 juta lainnya adalah penutur non-Indonesia. Pada tahun 2025, bahasa Indonesia diprediksi akan masuk dalam daftar 10 bahasa paling banyak digunakan di dunia versi Ethnologue dengan 252,4 juta pengguna.

Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa dari total penduduk Indonesia, hanya sekitar 20-25% yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama. Sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu, dengan bahasa Jawa menjadi bahasa utama yang digunakan oleh lebih dari 30% populasi. Namun, sekitar 94% penduduk Indonesia bisa berbahasa Indonesia, menjadikannya lingua franca yang efektif.

Negara yang mempelajari Bahasa Indonesia

Saat ini, bahasa Indonesia diajarkan di 428 institusi global yang tersebar di 56 negara. Program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) telah menarik lebih dari 142 ribu warga negara asing dan memiliki lebih dari 183 ribu pelajar aktif.

Beberapa negara yang secara aktif mempelajari bahasa Indonesia antara lain:

  • Australia: Telah mengajarkan bahasa Indonesia sejak 1950-an di berbagai universitas seperti University of Southern Queensland

  • Jepang: Universitas seperti Tokyo University of Foreign Studies dan Waseda University

  • Korea Selatan: Diajarkan di Hankuk University of Foreign Studies

  • Inggris: School of Oriental and African Studies (SOAS)

  • Amerika Serikat: Cornel University, University of Michigan, dan Ohio University

Peran diaspora Indonesia

Diaspora Indonesia memainkan peran penting dalam penyebaran bahasa Indonesia di luar negeri. Di Malaysia, misalnya, didirikan Sanggar Bimbingan Kepong yang menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak diaspora Indonesia. Pusat ini berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur untuk memastikan anak-anak diaspora tetap mempertahankan kemampuan bahasa Indonesia mereka.

Pengajaran bahasa Indonesia untuk anak-anak diaspora tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga penguatan identitas nasional melalui permainan tradisional dan lagu anak-anak Indonesia. Data observasi menunjukkan bahwa 60% anak usia 4-5 tahun menunjukkan perkembangan signifikan dalam memahami dan menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan 87,5% anak usia 5-6 tahun menunjukkan keterampilan pengulangan dan komunikasi yang kuat dalam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia Mudah Dipelajari oleh Penutur Asing

Salah satu faktor utama yang mendorong popularitas bahasa Indonesia di kancah global adalah kemudahan dalam mempelajarinya. Dibandingkan dengan bahasa lain di Asia, bahasa Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya pilihan ideal bagi penutur asing.

Struktur tata bahasa Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dikenal dengan tata bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Pola kalimat dasar bahasa Indonesia mengikuti struktur Subjek-Kata Kerja-Objek (SKO), mirip dengan bahasa Inggris. Contohnya: "Saya makan nasi" (I eat rice). Struktur ini konsisten dan tidak berubah, sehingga memudahkan penutur asing untuk membentuk kalimat dengan cepat.

Berbeda dengan bahasa Austronesia lainnya yang memiliki tata bahasa kompleks, bahasa Indonesia jauh lebih teratur. Keunikan lainnya terletak pada posisi kata benda dan kata sifat yang terbalik dibandingkan bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, kata benda selalu diletakkan sebelum kata sifat, seperti "kopi panas" (hot coffee).

Tidak ada gender dan konjugasi

Fakta unik bahasa Indonesia yang paling menolong penutur asing adalah tidak adanya perubahan kata kerja (konjugasi) berdasarkan waktu, orang, atau jumlah. Kata kerja tetap sama tanpa memperhatikan kapan tindakan terjadi. Misalnya:

  • Saya menulis surat kemarin

  • Saya menulis surat sekarang

  • Saya akan menulis surat besok

Selain itu, bahasa Indonesia tidak mengenal pembedaan gender pada kata benda. Kata seperti "guru" bisa merujuk pada guru laki-laki maupun perempuan, dan "mereka" dapat digunakan untuk kelompok laki-laki atau perempuan. Bahkan, dalam bahasa Indonesia tidak ada bentuk jamak yang kompleks seperti dalam bahasa Inggris (child-children).

Penggunaan huruf Romawi

Kemudahan lain dalam mempelajari bahasa Indonesia adalah penggunaan huruf Latin atau Romawi yang terdiri dari 26 huruf. Bahasa Indonesia menggunakan sistem alfabet fonetik, yang berarti setiap huruf merepresentasikan bunyi spesifik dan konsisten di manapun posisinya dalam kata. Pengucapan yang konsisten ini sangat membantu penutur asing dalam membaca dan berbicara.

Sejarah penggunaan huruf Latin dalam bahasa Indonesia bermula dari masa kolonial Belanda. Pada awalnya, bahasa Indonesia menggunakan ejaan Belanda, namun ini berubah pada tahun 1947 ketika "oe" khas Belanda diubah menjadi "u". Perubahan ejaan selanjutnya terjadi pada tahun 1972, membentuk sistem ejaan yang digunakan hingga saat ini.

Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Resmi Kedua di Vietnam

Vietnam merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang secara resmi mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa asing kedua. Pengakuan ini menunjukkan hubungan istimewa antara kedua negara dan menjadikan Indonesia semakin berpengaruh di kawasan.

Sejarah pengakuan di Vietnam

Pada Desember 2007, pemerintah Ho Chi Minh City secara resmi mengumumkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Keputusan bersejarah ini menempatkan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang sebagai bahasa asing yang diprioritaskan di Vietnam. Pengakuan ini dilakukan Vietnam untuk meningkatkan studi bahasa Indonesia dan memelihara hubungan bilateral dengan Indonesia.

Tidak hanya di Ho Chi Minh City, namun fakta bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua resmi di Vietnam juga telah berkembang ke seluruh negara. Bahkan, status bahasa Indonesia di Vietnam setara dengan beberapa bahasa internasional utama yang telah lebih dulu diakui.

Universitas yang mengajarkan Bahasa Indonesia

Beberapa perguruan tinggi di Vietnam aktif mengajarkan bahasa Indonesia, antara lain:

  • Universitas Hong Bang

  • Universitas Nasional HCMC

  • Universitas Sosial dan Humaniora

Pada Februari 2019, University of Social Sciences and Humanities, Vietnam National University (USSH VNU) di Hanoi secara resmi menandatangani nota kesepahaman tentang pengajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia kemudian menjadi mata kuliah resmi di program studi Asia Tenggara di Fakultas Studi Ketimuran.

Minat terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terus meningkat. Hingga November 2008, tercatat 63 mahasiswa terdaftar di program studi bahasa Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 2019 terdapat 47 pemelajar BIPA di USSH saja, yang menunjukkan antusiasme tinggi sehingga pembelajaran harus dilakukan dalam dua kelas.

Hubungan bilateral Indonesia-Vietnam

Indonesia dan Vietnam membangun hubungan diplomatik sejak tahun 1955. Selama 70 tahun, kedua negara telah menjalin kerjasama yang semakin erat di berbagai bidang.

Pada November 2024, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vietnam Luong Cuong bertemu di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru. Pertemuan tersebut membahas penguatan kemitraan strategis kedua negara. Presiden Luong Cuong bahkan mengusulkan peningkatan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis komprehensif pada peringatan 70 tahun diplomasi bilateral tahun 2025.

Pengajaran bahasa Indonesia di Vietnam merupakan salah satu implementasi dari MoU bidang pendidikan yang ditandatangani pada 2017 saat kunjungan Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong ke Jakarta. Upaya ini memperkuat kemitraan strategis dengan mendorong generasi muda Vietnam lebih mengenal Indonesia.

Bahasa Indonesia Populer di Australia

Australia termasuk negara pertama di luar Asia yang menaruh perhatian khusus pada pengajaran bahasa Indonesia. Meskipun demikian, dalam dua dekade terakhir, minat terhadap bahasa nasional kita di Negeri Kangguru mengalami penurunan signifikan yang mencemaskan para peneliti.

Sejarah pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Pada awalnya, pengajaran bahasa Indonesia di Australia mendapat momentum besar pada akhir 1980-an ketika bahasa Indonesia diprioritaskan dalam kurikulum pendidikan Australia. Periode keemasan pembelajaran bahasa Indonesia terjadi pada pertengahan 1990-an saat Perdana Menteri Keating menginvestasikan dana signifikan untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Hasilnya sangat mengesankan dengan jumlah pelajar bahasa Indonesia di Victoria saja meningkat dua kali lipat dari 493 pada 1995 menjadi 1.044 pada 2001. Inisiatif ini diperkuat melalui strategi National Asian Languages and Studies in Australian Schools (NALSAS) dan National Asian Languages and Studies in Schools Program (NALSSP).

Jumlah sekolah yang mengajarkan

Pada tahun 1992, terdapat 22 universitas Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia. Pada 2003, bahasa Indonesia ditawarkan di ratusan sekolah di semua negara bagian dan teritori Australia, dengan sebanyak 1.898 siswa kelas 12 mempelajari bahasa Indonesia dan 161 di antaranya memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama. Secara keseluruhan, saat ini terdapat 113 institusi mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi di Australia yang menawarkan kelas bahasa Indonesia. Namun, angka ini terus menurun setiap tahunnya.

Tren penurunan dan tantangan

Sayangnya, sejak 2001, jumlah siswa yang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di Australia menurun setidaknya 10.000 per tahun. Data 2021 menunjukkan penurunan drastis dari sekitar 14.000 siswa yang belajar bahasa Indonesia di akhir sekolah dasar, hanya sekitar 350 yang bertahan hingga akhir sekolah menengah. Di Victoria, jumlah siswa sekolah menengah yang mengambil bahasa Indonesia di Kelas 12 turun dari 1.061 pada 2002 menjadi 387 pada 2022. Sementara di New South Wales, angkanya merosot dari 306 menjadi 90 pada periode yang sama.

Tantangan utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Australia meliputi "pola pikir monolingual" masyarakat Australia, persepsi Indonesia sebagai negara "miskin", dan dampak peristiwa politik seperti pelanggaran HAM di Timor Timur serta Bom Bali. Selain itu, persaingan dari bahasa lain dan negara-negara yang lebih agresif mempromosikan bahasanya juga menjadi faktor penurunan minat.

Bahasa Indonesia Pernah Dibawa ke Luar Angkasa

Keistimewaan bahasa Indonesia tidak hanya terbatas di bumi tetapi juga telah melampaui atmosfer dan menjangkau ruang antarbintang. Bahasa kebanggaan Indonesia menjadi salah satu dari sedikit bahasa yang direkam dan dibawa ke luar angkasa, membuktikan pengakuan internasional terhadap signifikansinya dalam peradaban manusia.

Misi Voyager NASA

Pada tahun 1977, NASA meluncurkan dua wahana antariksa kembar, Voyager 1 dan Voyager 2, dalam misi eksplorasi luar angkasa yang ambisius. Kedua wahana ini tidak hanya membawa peralatan ilmiah, namun juga memikul pesan simbolis dari umat manusia berupa Golden Record (Piringan Emas). Tim yang dipimpin oleh Carl Sagan dari Universitas Cornell ditugaskan untuk mengumpulkan konten yang merepresentasikan keberagaman bumi. Piringan emas ini dimaksudkan sebagai bentuk komunikasi dengan peradaban lain yang mungkin menemukan wahana tersebut saat menjelajahi ruang antarbintang.

Bahasa Indonesia dalam rekaman emas

Di antara 55 bahasa yang terekam dalam Golden Record, bahasa Indonesia mendapat kehormatan untuk dimasukkan. Rekaman tersebut berisi ucapan: "Selamat malam, hadirin sekalian. Selamat berpisah dan sampai bertemu lagi di lain waktu" yang disampaikan oleh Ilyas Harun. Selain salam dalam berbagai bahasa, piringan emas ini juga memuat 115 gambar, rekaman suara alam seperti hujan dan ombak, suara binatang termasuk kicauan burung dan nyanyian ikan paus, serta koleksi musik dari berbagai budaya dan era. Bahkan, ada rekaman suara musik gamelan Indonesia yang juga disertakan, memperkaya representasi budaya Indonesia dalam pesan antariksa ini.

Makna simbolis di dunia internasional

Kehadiran bahasa Indonesia dalam rekaman Voyager memiliki makna simbolis yang mendalam. Pertama, ini menunjukkan pengakuan global terhadap bahasa Indonesia sebagai bagian penting dari warisan kemanusiaan. Kedua, pesan dalam bahasa Indonesia ini kini terus melintasi ruang antarbintang sebagai duta budaya nusantara. Piringan Emas Voyager menjadi bukti abadi tentang rasa ingin tahu manusia dan tekad untuk memahami tempat kita di alam semesta yang luas.

Meskipun peluang ditemukannya Voyager oleh peradaban lain sangat kecil, namun fakta bahwa bahasa Indonesia termasuk dalam 55 bahasa yang diperdengarkan hingga ke luar angkasa menunjukkan signifikansi bahasa persatuan ini di panggung global. Dengan demikian, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi bahasa pemersatu di tanah air, tetapi juga telah menjadi bagian dari pesan kemanusiaan yang melampaui batas-batas bumi.

Bahasa Indonesia Memiliki Banyak Kata Serapan

Keragaman kata serapan menjadi salah satu fakta unik bahasa Indonesia yang menunjukkan kekayaan sejarah dan interaksi budaya nusantara dengan peradaban dunia. Bahasa Indonesia telah menyerap banyak kata pinjaman dari berbagai bahasa asing melalui proses asimilasi yang panjang.

Asal-usul kata serapan

Bahasa Indonesia sebagai lingua franca bagi penutur 700 bahasa berbeda di seluruh kepulauan Indonesia telah menyerap kata-kata dari beragam sumber. Proses penyerapan ini terjadi dalam berbagai periode sejarah, mulai dari kata Sanskerta pada masa Sriwijaya, kata-kata Arab dan Persia saat penyebaran Islam, hingga kata-kata Belanda selama masa kolonial. Penyerapan dari bahasa Tionghoa khususnya dialek Hokkien juga terjadi melalui perdagangan dan migrasi.

Contoh kata dari Belanda, Arab, Inggris

Diperkirakan ada 10.000 kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Belanda. Contohnya asbak, apotek, dan ban. Dari bahasa Arab, tercatat 1.870 kata telah terdaftar dalam KBBI edisi kelima, seperti kata abad, maut, dan wajib. Kata serapan Inggris termasuk atom, elektron, modern, dan sistem. Nama-nama bulan dari Januari hingga Desember juga berasal dari Belanda.

Proses adaptasi dalam KBBI

Proses penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi melalui empat cara: adopsi (mengambil bentuk dan makna secara utuh seperti supermarket), adaptasi (menyesuaikan ejaan seperti system menjadi sistem), terjemahan (mengambil konsep dan mencari padanannya), dan kreasi (mengambil konsep dasar saja). Beberapa kata serapan mengalami perubahan makna, dimana 18 kata mengalami penyempitan makna, 9 kata mengalami perluasan makna, dan 7 kata mengalami pergeseran makna.

Bahasa Indonesia Berkembang Sejak Sumpah Pemuda

Momen bersejarah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi titik awal perkembangan bahasa Indonesia. Peristiwa ini membuktikan kesadaran pemuda Indonesia akan pentingnya satu bahasa untuk menyatukan berbagai suku dan budaya yang beragam.

Peran Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda terlahir melalui Kongres Pemuda II yang menghasilkan ikrar bersejarah dengan tiga butir komitmen: mengaku bertanah air satu (Indonesia), berbangsa satu (Indonesia), dan menjunjung bahasa persatuan (Bahasa Indonesia). Sebelumnya, pada Kongres Pemuda I terjadi banyak perbedaan pendapat, baik ideologi maupun sifat kedaerahan yang menghambat persatuan. Namun, tekad para pemuda berhasil mengatasi perbedaan tersebut demi mewujudkan persatuan Indonesia.

Bahasa persatuan

Sebelum Sumpah Pemuda, rakyat Indonesia umumnya menggunakan bahasa Belanda dan Melayu. Dengan diucapkannya kalimat "Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia", Melayu yang sebelumnya menjadi bahasa administratif formal pada masa kolonial, resmi disebut sebagai bahasa Indonesia dan ditetapkan sebagai bahasa pemersatu. Sejak saat itu, bahasa Indonesia mampu menjembatani latar belakang etnis dan budaya Indonesia yang beragam.

Perkembangan pasca kemerdekaan

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional dan resmi melalui Undang-Undang Dasar 1945. Selanjutnya, bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa persatuan, administrasi politik, modernisasi, literasi, dan pendidikan. Penyebaran bahasa Indonesia diperkuat melalui sistem pendidikan yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib. Media massa dan urbanisasi turut berkontribusi dalam penyebaran bahasa persatuan ini di seluruh nusantara.

Bahasa Indonesia Memiliki Banyak Variasi Daerah

Di balik kesuksesan bahasa Indonesia di kancah global, terdapat fenomena menarik yang jarang disadari yaitu beragamnya variasi bahasa Indonesia di berbagai daerah. Indonesia sebagai rumah bagi lebih dari 700 bahasa yang hidup hingga saat ini memberikan kontribusi sekitar 10% dari jumlah bahasa di dunia, menjadikannya negara dengan keanekaragaman bahasa terbesar kedua setelah Papua Nugini.

Pengaruh bahasa daerah

Variasi bahasa Indonesia di berbagai daerah muncul akibat interaksi dengan ratusan bahasa lokal. Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang paling dominan dengan penutur asli sebesar 31,8% dari total populasi Indonesia. Variasi Melayu lokal seperti North Maluku Malay, Ambon Malay, dan Kupang Malay berkembang dari "bazaar Malay", bentuk Melayu sederhana yang digunakan sebagai lingua franca di pos-pos perdagangan. Bahkan, sistem semantik bahasa Indonesia lokal sering mengadopsi struktur dari bahasa asli daerah tersebut, meskipun istilah-istilahnya memiliki padanan dalam bahasa Indonesia baku.

Contoh variasi dialek

Beberapa variasi dialek Cirebon yang ditemukan dalam percakapan bahasa Indonesia antara lain:

  • Dialek Indramayu (Dermayon)

  • Dialek Jawa-Sunda (Jawareh)

  • Dialek Arjawinangun

  • Dialek Plered

  • Dialek Gegesik

Perbedaan antar dialek terletak pada pengucapan dan kosakata. Data menunjukkan 59% masyarakat Cirebon menggunakan dialek Arjawinangun, 16% menggunakan dialek campuran, dan 6% menggunakan dialek Dermayon dan Kuningan.

Dampak terhadap pemahaman lintas daerah

Penggunaan variasi bahasa Indonesia daerah dapat menimbulkan tantangan pemahaman lintas wilayah. Sebagai contoh, semantik sistem penunjuk arah dalam Melayu Maluku Utara berbeda signifikan dari bahasa Indonesia standar sehingga dapat membingungkan penutur bahasa Indonesia baku. Meskipun demikian, variasi regional ini berfungsi sebagai identitas sosial dan kekayaan budaya Indonesia. Namun, penggunaan bahasa daerah yang terlalu dominan dalam lingkungan pendidikan formal dapat menghambat kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia aktif, terutama dalam konteks pembelajaran formal.

Bahasa Baku Jarang Digunakan dalam Percakapan Sehari-hari

Fakta unik tentang penggunaan bahasa Indonesia terletak pada perbedaan signifikan antara bahasa baku dan bahasa sehari-hari. Pada kenyataannya, kebanyakan orang Indonesia jarang menggunakan bahasa Indonesia formal dalam percakapan harian, namun lebih memilih versi non-standar yang lebih ekspresif.

Contoh kata tidak baku

Penggunaan bahasa tidak baku terlihat dari beberapa pola seperti penggantian akhiran "-kan" atau "-i" dengan "-in" (menanyakan → nanyain), penghilangan awalan "men-" menjadi "n-" atau "nge-" (mengambil → ngambil), dan penghapusan huruf "s" atau "h" (habis → abis, tahu → tau). Selain itu, terdapat kontraksi dua kata menjadi satu (terima kasih → makasih, gak jelas → gaje) dan penyerapan langsung dari bahasa Inggris (sorry → sori, brother → bro).

Pengaruh budaya informal

Survei Perhimpunan Linguistik Indonesia (2021) menunjukkan sekitar 78% remaja berusia 16-24 tahun menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan kata seperti "baper" (bawa perasaan), "gengges" (menyebalkan), atau "cewek" (perempuan) menggantikan kosakata formal dalam bahasa Indonesia. Bahkan bahasa di majalah dan media sosial cenderung menggunakan gaya yang lebih komunikatif dan kurang formal.

Perbedaan antara tulisan dan lisan

Bahasa tulisan mengikuti tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang ketat untuk meningkatkan kejelasan dan profesionalisme. Sementara itu, bahasa lisan lebih fleksibel, bergantung pada konteks, efisiensi, dan kejelasan. Di Bali dan banyak pulau di Indonesia timur, serta beberapa bagian Sumatra dan Kalimantan, masyarakat cenderung berbicara dengan gaya bahasa Indonesia yang lebih formal. Meskipun demikian, bahkan dalam surat kabar Indonesia, penggunaan bahasa formal yang ketat sudah jarang ditemui.

Bahasa Indonesia Memiliki Lembaga Standarisasi Sendiri

Standarisasi bahasa merupakan salah satu fakta bahasa Indonesia yang menarik, dengan adanya lembaga resmi khusus yang mengatur perkembangan dan pembakuannya. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang dulunya dikenal sebagai Pusat Bahasa, bertanggung jawab dalam standardisasi dan regulasi bahasa Indonesia serta pemeliharaan bahasa-bahasa daerah.

Peran Badan Bahasa

Badan Bahasa melaksanakan beberapa fungsi penting, antara lain merumuskan kebijakan teknis di bidang pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra, serta melaksanakan standarisasi, analisis, dan evaluasi dalam bidang tersebut. Lembaga ini juga bertanggung jawab untuk menerbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menjadi acuan resmi bagi pengguna bahasa Indonesia.

Sejarah perubahan ejaan

Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Dimulai dari Ejaan Van Ophuijsen (1901), kemudian Ejaan Soewandi (1947), Ejaan Yang Disempurnakan (1972), hingga Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (1975). Perubahan-perubahan ini mencerminkan perkembangan bahasa persatuan seiring dengan kemajuan bangsa Indonesia.

PUEBI dan fungsinya

PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) ditetapkan melalui Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015. Pedoman ini menggantikan Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (PUEYD) edisi ketiga. Namun per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD Edisi Kelima. Perkembangan pedoman ejaan ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia bersifat dinamis, terus berkembang menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Bahasa Indonesia Digunakan dalam Sidang dan Dokumen UNESCO

Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO membuka babak baru dalam diplomasi kebahasaan Indonesia. Sejak November 2023, bahasa persatuan ini resmi digunakan dalam sidang dan dokumen UNESCO, melanjutkan perjalanannya sebagai bahasa internasional yang diakui dunia.

Kewajiban penerjemahan

Setelah pengakuan UNESCO, Indonesia memiliki beberapa kewajiban seperti menerjemahkan dokumen-dokumen UNESCO ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, Indonesia harus menyediakan penerjemah bahasa Indonesia untuk Sidang Umum dengan standar UNESCO. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu'ti, telah menyampaikan pidato perdananya menggunakan bahasa Indonesia dalam forum internasional ini, menandai fakta bahasa Indonesia resmi digunakan dalam forum global.

Peluang kerja penerjemah

UNESCO aktif mengundang kolaborator sukarela untuk menerjemahkan materi kursus ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Proses penerjemahan membutuhkan komitmen, ketepatan waktu, dan alokasi waktu yang memadai untuk menerjemahkan 32 video kursus. Sementara itu, terbuka peluang kerja sebagai penerjemah video animasi tentang warisan budaya dan pengurangan risiko bencana.

Program BIPA

Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menjadi fokus utama Badan Bahasa untuk memperluas pengaruh bahasa Indonesia. Per akhir 2023, BIPA telah terfasilitasi di 54 negara dengan 523 lembaga penyelenggara. Fakta unik bahasa Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 172.029 pemelajar BIPA yang dibimbing oleh 1.857 pengajar di seluruh dunia.

Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Terbesar di Asia Tenggara

Sebagai bahasa dengan jumlah penutur terbanyak, bahasa Indonesia telah memantapkan posisinya sebagai bahasa terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dengan total 300 juta penutur di seluruh dunia, bahasa kebanggaan ini menjadi kekuatan budaya yang semakin diperhitungkan di kancah regional maupun global.

Sebaran global Bahasa Indonesia

Dari total penutur bahasa Indonesia, sekitar 270 juta adalah penduduk Indonesia sendiri, sementara 30 juta lainnya merupakan penutur non-Indonesia. Pada pertengahan 2022, tercatat sekitar 2 juta orang di Amerika dan Eropa, 2,4 juta di Asia-Pasifik dan Afrika, serta 5,2 juta orang di Asia Tenggara di luar Indonesia berbicara dalam bahasa Indonesia. Bahkan di Malaysia, Singapura, dan Brunei, bahasa Indonesia banyak dipahami dan digunakan meskipun bukan sebagai bahasa resmi.

Jumlah negara yang mempelajari

Saat ini, bahasa Indonesia telah diajarkan di 54 negara, mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2020 yang hanya 38 negara. Terdapat lebih dari 300 institusi di seluruh dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia kepada sekitar 172.000 peserta. Di antara universitas yang menawarkan studi bahasa Indonesia adalah University of Southern Queensland (Australia), Tokyo University of Foreign Studies (Jepang), Hankuk University of Foreign Studies (Korea Selatan), dan School of Oriental and African Studies (Inggris).

Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional

Fakta unik bahasa Indonesia yang jarang diketahui adalah bahasa ini ditargetkan menjadi bahasa internasional ke-7. Bahasa Indonesia juga berpotensi menjadi bahasa ASEAN dan lingua franca di kawasan Asia Tenggara. Pengakuan UNESCO terhadap bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi Konferensi Umum pada November 2023 memberikan wawasan tentang peran sentral bahasa ini, menyoroti urgensi untuk mempromosikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

FAQS

Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai fakta bahasa Indonesia dan perkembangannya di tingkat global:

Mengapa bahasa Indonesia mudah dipelajari? Bahasa Indonesia tidak memiliki perubahan kata kerja berdasarkan waktu, tidak menggunakan gender, dan memiliki pengucapan yang konsisten. Selain itu, sistem penulisan menggunakan huruf Latin menjadi nilai tambah bagi penutur asing yang ingin mempelajarinya.

Bagaimana bahasa Indonesia mendapatkan status internasional? Sejak Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, pemerintah secara konsisten mempromosikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Upaya ini berbuah manis dengan pengakuan UNESCO pada 2023, menjadikannya bahasa resmi ke-10 dalam konferensi internasional tersebut.

Apa dampak sumpah pemuda terhadap perkembangan bahasa persatuan? Sumpah Pemuda berperan mengubah status bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sejak itu, penyebaran bahasa Indonesia melalui pendidikan, media massa, dan urbanisasi semakin meningkat ke seluruh nusantara.

Apakah bahasa Indonesia akan terus berkembang? Tentu saja. Dengan penetapannya sebagai bahasa resmi UNESCO dan semakin banyaknya negara yang mempelajari bahasa Indonesia, prospek bahasa nasional kita sebagai bahasa internasional semakin cerah di masa mendatang.


TikTok for Business

Posting Komentar