Gambar dalam Artikel hanya referensi yang dibuat menggunakan Situs AI

Daftar isi

AC/DC: Sejarah dan Perjalanan Band Rock Legendaris dari Sydney

AC/DC Members: Sejarah dan Perjalanan Band Rock Legendaris dari Sydney
Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

AC/DC Members: Sejarah dan Perjalanan Band Rock Legendaris dari Sydney

Lebih dari 200 juta album terjual di seluruh dunia menjadikan AC/DC salah satu band rock paling sukses sepanjang masa.

Perjalanan panjang AC/DC dimulai di Sydney pada tahun 1973, ketika bersaudara Malcolm dan Angus Young membentuk band yang kemudian mengubah wajah musik rock selamanya. Selama lima dekade, berbagai anggota AC/DC telah datang dan pergi, namun semangat rock and roll mereka tetap tak tergoyahkan.

Dari era keemasan bersama Bon Scott hingga kebangkitan spektakuler dengan Brian Johnson, kami akan mengulas sejarah lengkap para personel AC/DC. Artikel ini akan membahas perjalanan band legendaris ini, mulai dari formasi awal hingga lineup terkini, termasuk momen-momen penting yang membentuk identitas musik mereka yang khas.

Awal Mula AC/DC di Sydney

Kisah AC/DC berawal dari keluarga musik berbakat di Sydney, Australia. Angus dan Malcolm Young, dua bersaudara yang tumbuh dengan ayah seorang gitaris dan ibu penyanyi, menunjukkan bakat musik luar biasa sejak usia dini.

Pembentukan Band oleh Bersaudara Young

Terinspirasi oleh kesuksesan kakak mereka George Young bersama band Easybeats dengan hit Friday on My Mind, Malcolm dan Angus memutuskan untuk membentuk band mereka sendiri. Sebelum membentuk AC/DC, kedua bersaudara ini sempat bermain untuk band Tales of Marcus Hook Roll Band of Old Granddaddy.

Pemilihan Nama dan Identitas Band

Nama AC/DC memiliki cerita unik di baliknya. Margaret Young, saudari mereka, menemukan istilah "AC/DC" (Alternating Current/Direct Current) di mesin jahit di rumah mereka. Dari nama sederhana yang berasal dari istilah kelistrikan ini, mereka membangun identitas band yang kemudian mengubah wajah musik rock 'n' roll.

Lineup Original dan Perubahan Awal

Formasi awal AC/DC pada November 1973 terdiri dari:

  • Dave Evans (vokal)

  • Angus Young (lead guitar)

  • Malcolm Young (rhythm guitar)

  • Larry Van Kriedt (bass)

  • Colin Burgess (drums)

Perjalanan awal band mengalami beberapa pergantian personel signifikan. Titik balik terjadi ketika Bon Scott bergabung pada September 1974, menggantikan Dave Evans sebagai vokalis. Scott sebelumnya bekerja sebagai sopir band sebelum mengikuti audisi dan dipromosikan menjadi vokalis utama. Bersama lineup baru ini, AC/DC berhasil merilis album perdana mereka "High Voltage" pada tahun 1974.

Era Keemasan dengan Bon Scott

Perubahan besar dalam sejarah AC/DC terjadi ketika Bon Scott bergabung sebagai vokalis utama, menandai dimulainya era keemasan band ini.

Bergabungnya Bon Scott sebagai Vokalis

Bon Scott hadir menggantikan Dave Evans sebagai vokalis, bersamaan dengan pergantian personel lainnya termasuk Phil Rudd yang menggantikan Collin Burgess sebagai drummer dan Mark Evans yang mengambil alih posisi bass dari Larry. Scott membawa karakter vokal yang unik dan gaya panggung yang khas, mencerminkan jiwa rock and roll sejati dengan penampilannya yang flamboyan dan berani.

Album-Album Sukses Era 1970-an

Di bawah kepemimpinan vokal Scott, AC/DC mulai mendapat pengakuan di kancah musik hard rock internasional. Album "High Voltage" menjadi tonggak awal kesuksesan mereka. Hingga pertengahan 1976, band ini berhasil melakukan tur ke berbagai negara termasuk Inggris, Amerika, dan Australia. Puncak era Scott terjadi dengan peluncuran album "Highway to Hell" pada 1979 yang meraih tujuh platinum.

Tragedi Kematian Bon Scott

Tahun 1980 menjadi tahun yang mengejutkan bagi penggemar AC/DC ketika Bon Scott ditemukan meninggal dunia. Setelah penelitian bertahun-tahun, penyebab kematiannya masih menjadi perdebatan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Scott meninggal karena tersedak muntahannya sendiri saat tertidur, sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Jesse Fink dalam bukunya mengindikasikan kemungkinan overdosis heroin.

Kepergian Scott mengejutkan publik dan sempat membuat AC/DC mempertimbangkan untuk bubar. Namun, band ini akhirnya memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan mereka dengan mencari vokalis baru. Era Bon Scott meninggalkan warisan yang tak terlupakan dalam sejarah AC/DC, dengan karakternya yang kuat dan kontribusinya yang signifikan terhadap pembentukan identitas musik band.

Kebangkitan dengan Brian Johnson

Setelah kehilangan Bon Scott, AC/DC menghadapi masa-masa sulit namun berhasil bangkit dengan kehadiran Brian Johnson. Perjalanan band memasuki era baru yang tak kalah gemilang dari sebelumnya.

Pemilihan Vokalis Baru

Setelah pemakaman Scott pada 1 Maret 1980, band segera mengadakan audisi untuk mencari penggantinya. Atas saran produser Mutt Lange, mereka mengundang penyanyi Geordie, Brian Johnson. Dalam audisi pertama, Johnson berhasil membuat band terkesan. Meski begitu, mereka tetap menyelesaikan seluruh daftar kandidat sebelum akhirnya memanggil Johnson kembali untuk audisi kedua. Pada 29 Maret, Malcolm Young menelepon Johnson untuk menawarkan posisi vokalis utama.

Kesuksesan Back in Black

Album pertama bersama Brian Johnson, Back in Black, dirilis pada 25 Juli 1980. Album ini mencatatkan kesuksesan komersial yang luar biasa:

  • Terjual 50 juta kopi di seluruh dunia

  • Menduduki posisi #1 di tangga album Inggris selama dua minggu

  • Bertahan di 10 besar chart Amerika selama lebih dari lima bulan

  • Menjadi album hard rock terlaris sepanjang masa

Dominasi Era 1980-an

Kesuksesan Back in Black membuka era dominasi AC/DC di industri musik. Band ini berhasil membuktikan bahwa mereka bisa bangkit dari tragedi dan tetap relevan. Bersama Johnson, AC/DC terus menghasilkan hits rock yang powerful dengan riff gitar yang khas.

Namun perjalanan Johnson bersama band tidak selalu mulus. Pada 2016, ia menghadapi masalah pendengaran serius yang memaksanya untuk mundur sementara dari tur. "Saya mengalami kesulitan mendengar suara gitar di atas panggung dan karena tidak bisa mendengar musisi lain secara jelas, saya takut kualitas penampilan saya akan memalukan," ungkapnya. Meski begitu, Johnson tetap optimis bisa kembali ke panggung suatu saat nanti.

Perjalanan di Era Modern

Memasuki era 1990-an, kami menyaksikan AC/DC terus mengukir sejarah dengan berbagai album dan tur yang mengesankan.

Album dan Tur Era 1990-2000an

Perjalanan AC/DC di era modern ditandai dengan peluncuran album Ballbreaker pada 1995. Album ini menampilkan sentuhan produser Rick Rubin yang berusaha mengembalikan suara klasik band. Meski menghadapi berbagai kendala produksi, album ini tetap mendapat sambutan hangat dari penggemar.

Memasuki millennium baru, band merilis Stiff Upper Lip yang menunjukkan kedewasaan musikal mereka. Album Black Ice yang dirilis pada 2008 menjadi bukti konsistensi AC/DC, berhasil menduduki posisi nomor satu di 29 negara dan terjual 6 juta kopi pada akhir tahun tersebut.

Tantangan dan Pergantian Personel

Tantangan besar datang ketika Brian Johnson menghadapi masalah pendengaran serius di tengah tur. Phil Rudd juga tidak bisa bergabung dalam tur setelah album Rock or Bust 2014 karena masalah hukum. Cliff Williams sempat mengumumkan pensiun sebelum tur berakhir, menyatakan "Sudah waktunya aku keluar, dan itu saja".

Proyek Terbaru

Kebangkitan AC/DC kembali terlihat dengan kampanye "PWR/UP" yang menandai kembalinya beberapa anggota klasik band. Tur Eropa "Power Up" yang berakhir pada Agustus 2024 mencatat kesuksesan komersial luar biasa dengan pendapatan IDR 2921539.30 juta dan penjualan lebih dari 2,3 juta tiket.

Formasi terbaru band menampilkan:

  • Brian Johnson (vokal)

  • Angus dan Stevie Young (gitar)

  • Chris Chaney (bass)

  • Matt Laug (drum) menggantikan Phil Rudd

Meski mengalami berbagai pergantian personel, AC/DC tetap membuktikan diri sebagai salah satu band rock paling berpengaruh. Tur terbaru mereka menunjukkan bahwa setelah lima dekade, musik AC/DC masih mampu menggetarkan panggung-panggung konser di seluruh dunia.

Warisan dan Pengaruh

Warisan AC/DC dalam industri musik rock telah melampaui ekspektasi para pendirinya. Kami melihat bagaimana band ini telah mengukir sejarah dengan pencapaian yang luar biasa di berbagai aspek.

Pencapaian dan Rekor Penjualan

Kesuksesan komersial AC/DC tercermin dalam angka penjualan yang mencengangkan. Album Back in Black telah terjual lebih dari 50 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu album terlaris sepanjang masa. Secara keseluruhan, kami telah menjual lebih dari 200 juta album di seluruh dunia, dengan 72 juta album terjual di Amerika Serikat saja.

Penghargaan dan Pengakuan

Perjalanan kami mendapat berbagai pengakuan dari industri musik, termasuk:

  • Tujuh nominasi Grammy dengan satu kemenangan di tahun 2010 untuk lagu "War Machine"

  • Peringkat 72 dalam daftar "100 Greatest Artists of All Time" versi Rolling Stone

  • Sertifikasi 25x Platinum dari RIAA untuk album Back in Black

Dampak pada Musik Rock

Pengaruh kami terhadap musik rock sangat signifikan. Kurt Cobain, saat berusia 14 tahun, memulai perjalanan musiknya dengan mempelajari lagu Back in Black. Band-band seperti Guns N' Roses, Metallica, dan Foo Fighters mengakui pengaruh besar AC/DC dalam musik mereka.

Ciri khas penampilan panggung kami, terutama Angus Young dengan seragam sekolahnya yang ikonik, telah menjadi legenda tersendiri. Setiap pertunjukan kami selalu dipenuhi dengan energi yang luar biasa, lengkap dengan efek pyrotechnic dan sound system yang menggelegar.

Keabadian musik kami terbukti dari bertahannya lagu-lagu seperti "Back in Black", "Highway to Hell", dan "Thunderstruck" yang telah menjadi lagu wajib dalam setiap acara rock dan olahraga. Bahkan di era modern, AC/DC masih menghasilkan pendapatan lebih dari 10 juta dolar AS per tahun, dengan beberapa tahun tur menghasilkan hingga 177 juta dolar AS.

Kesimpulan

Lima dekade perjalanan AC/DC telah membuktikan bahwa musik rock sejati tidak mengenal batas waktu. Kisah band yang dimulai dari garasi di Sydney ini telah menginspirasi generasi musisi rock di seluruh dunia. Melalui berbagai pergantian personel dan tantangan, AC/DC tetap mempertahankan identitas musiknya yang khas.

Warisan AC/DC tidak hanya tercermin dari 200 juta album yang terjual, tetapi juga dari pengaruhnya yang mendalam terhadap perkembangan musik rock. Album "Back in Black" yang legendaris, gaya panggung Angus Young yang ikonik, dan riff gitar yang bertenaga telah menjadi standar baru dalam musik rock.

Band ini membuktikan bahwa rock and roll bukan sekadar genre musik, melainkan semangat yang terus hidup. Setelah lima dekade berkarya, AC/DC masih mampu menggetarkan panggung-panggung konser dan menginspirasi musisi baru untuk terus berkarya dalam dunia rock.

FAQS

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang AC/DC dan personelnya:

Q: Siapa saja anggota original AC/DC? Kami memulai perjalanan pada 1973 dengan formasi awal yang terdiri dari Dave Evans (vokal), Angus Young (lead guitar), Malcolm Young (rhythm guitar), Larry Van Kriedt (bass), dan Colin Burgess (drums).

Q: Mengapa Bon Scott meninggal dan apa dampaknya bagi band? Kepergian Bon Scott pada 1980 merupakan pukulan berat bagi kami. Meski sempat mempertimbangkan untuk bubar, kami memutuskan untuk terus berkarya dengan menghormati warisan musikal Scott.

Q: Bagaimana Brian Johnson terpilih sebagai vokalis pengganti? Proses pemilihan Brian Johnson melibatkan serangkaian audisi ketat. Kami terkesan dengan kemampuan vokalnya sejak audisi pertama, namun tetap menyelesaikan seluruh proses audisi sebelum memutuskan Brian sebagai pilihan final.

Q: Apa album AC/DC yang paling sukses? Back in Black menjadi album kami yang paling sukses dengan penjualan lebih dari 50 juta kopi di seluruh dunia. Album ini juga menjadi album hard rock terlaris sepanjang masa.

Q: Mengapa Angus Young selalu mengenakan seragam sekolah? Kostum ikonik ini menjadi bagian dari identitas band sejak awal karir kami. Seragam sekolah Angus bukan sekadar kostum panggung, tapi telah menjadi simbol yang dikenal di seluruh dunia.

Q: Apa tantangan terbesar yang dihadapi AC/DC? Kami menghadapi berbagai tantangan, termasuk kematian Bon Scott, masalah pendengaran Brian Johnson, dan berbagai pergantian personel. Namun, semangat rock and roll kami tidak pernah pudar.

Q: Berapa total penjualan album AC/DC? Total penjualan album kami mencapai lebih dari 200 juta kopi di seluruh dunia, dengan 72 juta album terjual di Amerika Serikat.

Q: Bagaimana AC/DC mempengaruhi musik rock? Pengaruh kami terhadap musik rock tercermin dari banyaknya musisi terkenal yang terinspirasi oleh sound AC/DC, termasuk Kurt Cobain yang memulai karirnya dengan mempelajari lagu-lagu kami.

Q: Apa rencana AC/DC ke depan? Kami terus aktif bermusik dengan formasi terbaru yang terdiri dari Brian Johnson (vokal), Angus dan Stevie Young (gitar), Chris Chaney (bass), dan Matt Laug (drum).

Q: Mengapa AC/DC dianggap salah satu band rock terpenting? Lima dekade eksistensi, 200 juta album terjual, dan pengaruh yang luas terhadap perkembangan musik rock menjadikan kami salah satu band paling berpengaruh dalam sejarah musik.

Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Posting Komentar

Involve Asia Publisher referral program (CPA)
Involve Asia Publisher referral program (CPA)