Gambar dalam Artikel hanya referensi yang dibuat menggunakan Situs AI

Daftar isi

Domain .id di Tahun 2024: Lebih Diminati Dibanding .Com

Statistik Domain .id 2024: Ternyata Domain .ID Lebih Diminati Dibanding .Com
Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Domain .id di Tahun 2024: Lebih Diminati Dibanding .Com

Domain .id ternyata telah mencapai prestasi luar biasa di pasar Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa domain.id berhasil melampaui domain .com dengan pangsa pasar mencapai 51% dari total 1,9 juta nama domain di Indonesia pada Oktober 2024. Ini merupakan perubahan signifikan dibandingkan tahun 2023 di mana pangsa pasar domain.id hanya sebesar 43%.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mencatat bahwa pengguna domain.id yang terdaftar telah mencapai 1.215.714 pada tahun 2024, bahkan melampaui target 1,2 juta pengguna. Pertumbuhan domain.id mencapai 27,8% secara tahunan, menunjukkan minat yang terus meningkat. Bagi yang ingin daftar domain.id, saat ini tersedia beberapa pilihan subdomain populer seperti my.id dengan 440.518 pengguna, ~.id dengan 286.097 pengguna, dan biz.id dengan 180.632 pengguna. Dengan harga domain.id yang bersaing dan berbagai insentif, semakin banyak individu dan bisnis yang beralih ke domain.id untuk kehadiran digital mereka.

Jumlah Pengguna Domain .ID Tembus 1,2 Juta di 2024

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mencatatkan prestasi besar dengan berhasil mencapai jumlah pendaftar domain .id sebanyak 1.215.714 pada tahun 2024. Pencapaian ini melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 1,2 juta pengguna. Ketua PANDI, John Sihar Simanjuntak, menyampaikan pencapaian ini sebagai bukti nyata dari kerja keras dan kolaborasi bersama registrar, serta komitmen kuat untuk menjadikan domain.id sebagai pilihan utama baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pertumbuhan tahunan pengguna domain

Perjalanan domain.id menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. Data Asia Pacific Top Level Domain Association (APTLD) mencatat perubahan signifikan dalam pangsa pasar domain di Indonesia. Pada tahun 2022, domain.id menguasai sekitar 39% pangsa pasar, sementara domain .com masih mendominasi dengan 47%.

Selanjutnya, pada tahun 2023, domain.id berhasil meningkatkan posisinya hingga mencapai 43%, sedangkan domain .com mengalami penurunan menjadi 42%. Kemajuan ini berlanjut pada Oktober 2024, di mana domain.id secara mengejutkan berhasil menguasai 51% dari total pasar domain di Indonesia yang berjumlah sekitar 1,9 juta nama domain, sementara domain .com kembali mengalami penurunan hingga 40%.

Berdasarkan laporan statistik PANDI 2024, subdomain yang paling banyak digunakan adalah:

  • my.id dengan 440.518 pengguna (posisi teratas)

  • ~.id dengan 286.097 pengguna

  • biz.id dengan 180.632 pengguna

Pergeseran preferensi pengguna juga terlihat dari dominasi my.id yang sebelumnya diduduki oleh ~.id. John Sihar Simanjuntak menjelaskan, "Tadinya ~.id nomor satu sekarang my.id yang menonjol karena penggunaan personalnya sudah jadi lebih banyak. Demikian juga biz.id mengalami pelompatan. Kemudian yang turun itu co.id karena ada switching dari penggunaan korporasi yang co.id menjadi ~.id".

Prestasi domain.id juga terlihat dalam konteks regional. Saat ini, domain.id tercatat sebagai domain dengan pengguna terbanyak di kawasan Asia Tenggara, berada di posisi teratas dengan 1.215.714 pengguna, disusul oleh .vn (Vietnam) dengan 626.941 pengguna dan .my (Malaysia) sebanyak 342.326 pengguna.

Target 2025 dan proyeksi ke depan

Meskipun telah mencapai prestasi yang membanggakan, PANDI tidak berhenti di sini. Untuk tahun 2025, PANDI menargetkan pertumbuhan lebih tinggi dengan target 1.350.000 domain .id terdaftar. Target ini dinilai realistis mengingat pertumbuhan pengguna domain .id yang signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Dalam konteks global, pertumbuhan domain .id ini sejalan dengan tren positif registrasi nama domain di seluruh dunia. Data menunjukkan bahwa registrasi domain secara global mencapai 364,3 juta pada 2024, dengan peningkatan sebesar 1,2% atau sekitar 4,4 juta domain baru dibandingkan tahun sebelumnya.

John Sihar Simanjuntak menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah akhir dari tujuan, melainkan awal untuk melangkah lebih jauh dalam menghadapi tantangan internet di masa depan. Beliau juga menyoroti bahwa domain .id kini digunakan di lebih dari 180 negara, menunjukkan potensi pertumbuhan yang lebih besar di pasar internasional.

Dengan tren positif ini, domain.id diperkirakan akan terus meningkatkan dominasinya di pasar Indonesia dan memperluas jangkauannya ke pasar global. Bagi yang ingin daftar domain.id, kini tersedia berbagai pilihan subdomain yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan personal maupun bisnis, dengan harga domain.id yang kompetitif.

Market Share: Bagaimana .ID Mengalahkan .COM di Indonesia

Persaingan antara domain .id dan .com di pasar Indonesia menunjukkan perubahan dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Asia Pacific Top Level Domain Association (APTLD), domain .id telah berhasil menggeser posisi domain .com yang sebelumnya selalu mendominasi pasar nama domain di Indonesia. Pergeseran ini merupakan tonggak penting dalam perkembangan digital nasional.

Data perbandingan 2022-2024

Tahun 2022 menjadi titik awal pergeseran signifikan dalam preferensi pengguna internet di Indonesia. Pada Januari 2022, domain .com masih menguasai 51% pangsa pasar domain di Indonesia, sementara domain .id hanya memiliki pangsa pasar sebesar 36%.

Namun demikian, perbedaan ini mulai menyempit pada tahun 2023. Domain .id mengalami pertumbuhan hingga mencapai 41% pangsa pasar, sementara domain .com mengalami penurunan menjadi 45%. Selisih yang semakin kecil ini menunjukkan perubahan preferensi pengguna yang signifikan.

Kemajuan domain .id berlanjut dengan pesat. Per Januari 2024, domain .id berhasil melampaui .com dengan menguasai 48% pangsa pasar, sementara domain .com turun ke posisi 40%. Tren positif ini terus berlanjut hingga Oktober 2024, di mana domain .id kini menguasai 51% dari total pasar domain di Indonesia yang berjumlah sekitar 1,9 juta nama domain, sedangkan domain .com kembali mengalami penurunan hingga 40%.

Perbandingan pangsa pasar domain .id dan .com (2022-2024):

Periode

Domain .id

Domain .com

Jan 2022

36%

51%

Jan 2023

41%

45%

Jan 2024

48%

40%

Okt 2024

51%

40%

Dominasi .id di pasar lokal

Faktor harga menjadi salah satu pendorong utama dominasi domain .id di pasar lokal. Rata-rata harga domain.id berada di kisaran Rp 100.000 per tahun, sedangkan domain .com bisa mencapai Rp 200.000 atau lebih. Perbedaan harga yang signifikan ini menjadi pertimbangan bagi pengguna dalam memilih domain.

Selain itu, berdasarkan survei oleh PANDI, domain .id menjadi ekstensi domain paling populer di Indonesia dengan 86% responden lebih memilihnya dibandingkan opsi lainnya. Tingginya preferensi ini menunjukkan keberhasilan strategi PANDI dalam mempromosikan domain lokal.

John Sihar Simanjuntak, Ketua PANDI, menegaskan bahwa pencapaian ini membuktikan domain .id semakin dilirik dan diminati, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara. Faktanya, domain .id kini digunakan di lebih dari 180 negara, menunjukkan potensi pertumbuhan yang lebih luas.

Keberhasilan domain .id dalam mengalahkan .com memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ekosistem digital di Indonesia. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kemandirian digital dan penggunaan domain lokal, pencapaian ini juga membantu perusahaan dan pelaku usaha memperkuat identitas brand mereka di pasar lokal maupun global.

Meskipun spekulasi nama domain .com pernah menguntungkan di masa lalu, perubahan preferensi pengguna internet Indonesia membuat praktik ini menjadi kurang menarik. Saat ini, lanskap domain di Indonesia sedang berkembang dengan ekstensi domain .id yang semakin mendominasi dibandingkan .com.

Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan aktif pemerintah serta mitra registrar. PANDI bertekad untuk terus berkembang dan menargetkan 1.350.000 domain .id terdaftar pada tahun 2025, menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan pasar domain lokal di masa depan.

Subdomain Paling Populer di 2024

Menurut laporan terbaru Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), beberapa subdomain khusus telah muncul sebagai pilihan utama bagi pengguna internet Indonesia. Pada November 2024, jumlah total domain .id mencapai angka yang signifikan, yaitu 1.002.513 pengguna. Berbeda dengan domain internasional, domain .id menawarkan berbagai pilihan subdomain yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan spesifik pengguna Indonesia.

1. my.id

Subdomain my.id telah menjadi pilihan nomor satu di Indonesia dengan total 370.759 domain terdaftar. Popularitas my.id tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasil dari strategi harga yang kompetitif dan fokus pada penggunaan personal. Subdomain ini dirancang khusus untuk individu yang ingin membangun identitas digital pribadi.

My.id memiliki keunggulan tersendiri karena mudah diingat dan memberikan kesan personal yang kuat. Namun demikian, popularitas my.id juga membawa tantangan tersendiri. Berdasarkan laporan IDADX untuk Q4 2024, my.id termasuk di antara subdomain yang menunjukkan tingkat penyalahgunaan lebih tinggi, terutama yang melibatkan subdomain dibandingkan domain utama.

Bagi yang ingin daftar domain.id, pilihan my.id sering menjadi rekomendasi utama untuk konten personal seperti portofolio, blog pribadi, atau CV online. Dengan harga domain.id yang relatif terjangkau, banyak profesional muda Indonesia yang memanfaatkan subdomain ini untuk memperkuat personal branding mereka di dunia digital.

2. ~.id

Posisi kedua ditempati oleh domain utama .id (tanpa subdomain spesifik) dengan 280.119 domain terdaftar. Domain ini sering digunakan oleh bisnis dan organisasi yang ingin memiliki alamat web yang sederhana dan ringkas. Keunggulan utama dari penggunaan domain .id langsung adalah kesederhanaan dan profesionalitas yang ditampilkan.

Meskipun tidak memiliki awalan subdomain, domain .id tetap memberikan identitas Indonesia yang kuat untuk pengguna. Hal ini menjadikannya pilihan populer bagi bisnis yang ingin menargetkan pasar lokal sekaligus memiliki citra profesional. Selain itu, domain.id adalah pilihan yang praktis untuk bisnis yang ingin mempersingkat URL mereka.

Perlu dicatat bahwa domain .id tanpa subdomain sering dianggap lebih prestisius dan profesional dibandingkan dengan subdomain lainnya. Oleh karena itu, meskipun harga domain.id untuk versi tanpa subdomain biasanya lebih tinggi, banyak bisnis menengah dan besar yang lebih memilih investasi ini untuk memperkuat citra merek mereka.

3. biz.id

Subdomain biz.id menempati posisi ketiga dengan 125.325 domain terdaftar. Seperti namanya, biz.id dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis dan usaha komersial di Indonesia. Popularitas subdomain ini terus meningkat, terutama di kalangan UMKM yang mencari identitas digital dengan harga terjangkau.

Menariknya, biz.id juga muncul dalam laporan IDADX sebagai salah satu subdomain yang sering disalahgunakan. Hal ini menunjukkan pentingnya kehati-hatian dalam mengakses situs dengan domain ini dan kebutuhan akan sistem keamanan yang lebih baik dari penyedia layanan domain.

Meskipun begitu, biz.id tetap menjadi pilihan menarik bagi pelaku usaha karena memberikan indikasi jelas tentang sifat komersial dari situs web. Hal ini membantu pengunjung segera memahami bahwa mereka berinteraksi dengan entitas bisnis, yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.

Subdomain lain yang juga populer meskipun tidak masuk tiga besar adalah co.id dengan 101.522 domain terdaftar dan sch.id dengan 43.716 domain terdaftar. Keduanya memiliki segmen pengguna yang spesifik, dengan co.id yang ditujukan untuk perusahaan komersial dan sch.id untuk institusi pendidikan.

Secara keseluruhan, pertumbuhan subdomain .id menunjukkan kematangan ekosistem digital Indonesia dan kesadaran yang meningkat akan pentingnya identitas digital lokal. Dengan berbagai pilihan subdomain yang tersedia, pengguna dapat memilih domain yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

Faktor yang Mendorong Kenaikan Domain .ID

Sejak beberapa tahun terakhir, pertumbuhan pesat domain .id tak terjadi secara kebetulan. Berbagai faktor strategis telah mendorong keberhasilan domain nasional ini menggeser dominasi domain internasional. Berdasarkan data PANDI, ketiga faktor utama berikut berperan penting dalam mendorong kenaikan domain .id di Indonesia.

Diskon dan insentif harga domain.id

Strategi harga menjadi salah satu pendorong utama adopsi domain .id. Beberapa penyedia layanan domain seperti Exabytes menawarkan diskon hingga 45% untuk pembelian domain .id selama 2 tahun. Selain itu, pembelian domain .id juga dilengkapi dengan layanan perlindungan privasi domain senilai Rp29.000/tahun tanpa biaya tambahan.

Meskipun pada Agustus 2020 PANDI mengubah harga domain .id dari Rp105.000 menjadi Rp180.000, harga ini tetap kompetitif dibandingkan domain .com yang dijual dengan harga rata-rata Rp100.000 hingga Rp130.000. Penerapan Harga Eceran Terendah (HET) untuk domain .id sebesar Rp180.000 oleh PANDI juga membantu standardisasi harga di pasaran.

Berbagai registrar domain di Indonesia sering mengadakan promosi khusus seperti diskon bulanan dan paket bundel dengan layanan hosting, membuat pilihan domain .id semakin menarik bagi calon pembeli. Kebijakan harga ini terbukti efektif mendorong pertumbuhan jumlah pendaftaran domain.

Edukasi dan literasi digital

Program edukasi dan peningkatan literasi digital menjadi faktor krusial kedua. Ketua PANDI, John Simanjuntak, menekankan bahwa peningkatan jumlah domain .id tidak terlepas dari upaya literasi digital yang gencar dilakukan PANDI ke berbagai institusi pendidikan, UMKM, dan masyarakat umum melalui workshop, webinar, dan program lainnya.

Untuk meningkatkan jumlah penggunaan domain .id, PANDI melakukan tiga langkah utama:

  1. Peningkatan kesadaran dan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan domain .id

  2. Program literasi internet dan pemahaman cara membuat website

  3. Perluasan saluran distribusi melalui kemitraan dengan registrar terakreditasi ICANN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun penetrasi domain .id di Indonesia relatif rendah dengan rasio 1:855, program literasi digital yang berkelanjutan berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat menggunakan domain lokal. PANDI juga aktif mendorong UMKM sebagai sektor dengan potensi terbesar untuk meningkatkan jumlah registrasi domain, sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai 30 juta UMKM.

Dukungan pemerintah dan registrar

Kolaborasi aktif dengan pemerintah dan berbagai registrar menjadi pendorong ketiga dari pertumbuhan domain .id. Saat ini, Indonesia memiliki 26 registrar nama domain yang terakreditasi, yang secara aktif membantu mempromosikan domain .id.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan domain .id. Salah satu contoh dukungan pemerintah adalah kolaborasi Kementerian Koperasi dengan PANDI dalam menyediakan domain tingkat kedua 'kop.id' untuk koperasi di seluruh Indonesia.

Hario Kuntarto, Kepala Tim Tata Kelola Ekonomi Digital, Game, dan Kecerdasan Buatan (AI) di Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, menekankan pentingnya literasi digital dalam meningkatkan jumlah nama domain. Ia menyebutkan bahwa penggunaan teknologi dan keterampilan untuk segmen masyarakat harus ditingkatkan, serta perlu ada dorongan untuk menggunakan teknologi secara tepat dari segmen pemuda dan industri.

PANDI juga aktif berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan beberapa marketplace untuk meningkatkan jumlah penggunaan domain .id. Langkah-langkah strategis ini terus mendorong pertumbuhan domain .id di Indonesia dan diharapkan dapat memberikan manfaat signifikan bagi bisnis dan masyarakat luas.

Dampak Positif bagi Ekosistem Digital Indonesia

Pertumbuhan pesat domain.id tidak hanya tercermin dalam angka, tetapi juga memberikan dampak nyata dan positif bagi ekosistem digital Indonesia. Peningkatan penggunaan domain.id memberikan berbagai manfaat strategis yang membantu memperkuat fondasi digital nasional.

Meningkatkan kesadaran identitas digital

Domain.id telah menjadi instrumen penting dalam membangun kesadaran identitas digital di Indonesia. John Simanjuntak, Ketua PANDI, menjelaskan bahwa penggunaan domain.id sebagai identitas digital Indonesia diharapkan dapat mendukung internet Indonesia. Dengan memiliki domain khusus negara, pengguna internet Indonesia bisa lebih mudah diidentifikasi dan mendapatkan kepercayaan lebih tinggi.

Sistem verifikasi identitas digital yang kuat seperti yang dikembangkan melalui domain.id memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Kementerian Dalam Negeri Indonesia memperkirakan penghematan ekonomi yang dihasilkan dari verifikasi identitas digital mencapai IDR 26.002,39 miliar. Angka ini menunjukkan besarnya potensi ekonomi yang bisa dihasilkan dari ekosistem digital yang terpercaya.

Selain itu, penggunaan domain.id meningkatkan kredibilitas bisnis online. Proses registrasi domain.id memerlukan verifikasi identitas, sehingga memberikan kesan bahwa bisnis tersebut kredibel dan terpercaya. Faktanya, domain.id dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena menunjukkan bahwa bisnis tersebut berbasis di Indonesia, sehingga memberikan kesan keaslian dan relevansi lokal.

Mendorong UMKM dan pelaku usaha lokal

PANDI secara aktif mendorong pertumbuhan UMKM melalui domain.id. John Simanjuntak menyatakan bahwa PANDI akan terus memperluas keberadaan domain.id, terutama dalam mendukung UMKM dan koperasi untuk bertransformasi ke dalam ekosistem digital. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah Indonesia yang berusaha mendorong UMKM memasuki pasar regional dan global.

Sejak 2016, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memberikan nama domain gratis kepada sekitar 8 juta UMKM di seluruh negeri hingga 2020. Program ini dimulai dengan memberikan domain gratis kepada 1 juta nasabah UMKM Bank Rakyat Indonesia (BRI) hingga 2018. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat lebih dari 54,5 juta UMKM di Indonesia yang menyumbang sekitar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan menyediakan lapangan kerja bagi hampir 99 persen pekerja Indonesia.

PANDI juga sedang menjajaki kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM dalam mempersiapkan Domain Tingkat Kedua (SLD) baru untuk mendorong UMKM dan koperasi agar go digital dan go global. Selain meningkatkan daya saing, digitalisasi koperasi dan UMKM juga diharapkan membuka peluang bisnis, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menghasilkan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Manfaat penting penggunaan domain.id bagi UMKM meliputi:

  • Peningkatan kredibilitas dan kepercayaan konsumen lokal

  • Keunggulan dalam optimasi mesin pencari untuk pencarian lokal

  • Kemampuan mendapatkan nama domain yang lebih relevan dengan merek

  • Dukungan untuk pengembangan identitas digital yang kuat

Dengan domain.id, UMKM bisa menegaskan identitas lokal mereka sekaligus memiliki kehadiran global yang membantu memperluas jangkauan pasar mereka.

Peran PANDI dalam Transformasi Digital Nasional

Sebagai pengelola resmi domain .id, PANDI tidak hanya berfokus pada aspek teknis pengelolaan domain, tetapi juga berperan aktif dalam memperkuat fondasi transformasi digital nasional. Melalui berbagai inisiatif strategis, PANDI telah menjadi katalisator penting dalam upaya membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Program literasi dan pelatihan

PANDI menjalankan program literasi digital yang komprehensif untuk berbagai kalangan masyarakat. Bekerjasama dengan Mitra Registrar dan KADIN Indonesia, PANDI telah memberikan edukasi digital kepada 15.000 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, tenaga pendidik, hingga para pelaku UMKM. Program ini bertujuan mengatasi kesenjangan digital dan membuka akses lebih luas terhadap teknologi.

Ketua PANDI, John Sihar Simanjuntak, menekankan bahwa rendahnya literasi digital merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini. Oleh karena itu, PANDI gencar melakukan literasi digital agar masyarakat mendapatkan kesempatan dan peluang lebih besar di era teknologi yang berkembang pesat.

Program literasi digital PANDI meliputi berbagai kegiatan, antara lain:

  • Pelatihan dan workshop tentang penggunaan domain .id

  • Webinar tentang keamanan siber dan manajemen identitas digital

  • Kunjungan industri untuk memperkenalkan teknologi internet terkini

  • Talkshow tentang masa depan internet dan pemanfaatan teknologi secara positif

Selain itu, PANDI juga secara aktif mendukung 30 juta UMKM Go Digital di Indonesia dan pertumbuhan ekonomi digital melalui penggunaan domain .id. Para pelaku usaha dibimbing dalam pelatihan tentang pentingnya memiliki identitas usaha digital yang kuat melalui penggunaan domain .id.

Kolaborasi dengan institusi pendidikan

PANDI menjalin berbagai kerjasama strategis dengan institusi pendidikan untuk memperluas jangkauan program literasi digitalnya. Bahkan, UNESCO telah mengundang PANDI untuk meluncurkan program literasi digital nasional pada forum yang dijadwalkan pada November 2021 di Paris.

Undangan ini terkait dengan program "Knitting Indonesia through National Digital Literacy" (MIMDAN) yang diluncurkan PANDI. Program yang didukung UNESCO ini diperkenalkan ke seluruh dunia melalui konferensi tersebut. Penasehat Komunikasi dan Informasi UNESCO, Dr. Ming-Kuok Lim, menekankan bahwa agenda tersebut relevan dengan PANDI yang telah meluncurkan program MIMDAN.

Sebagai tambahan, PANDI juga berkomitmen memberikan beasiswa pendidikan kepada putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi. Program ini bertujuan tidak hanya mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah, tetapi juga meningkatkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam upaya meningkatkan jumlah penggunaan domain .id, PANDI mengimplementasikan tiga langkah utama: meningkatkan kesadaran dan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan domain .id, memberikan literasi internet dan pemahaman cara membuat website, serta memperluas saluran distribusi melalui kerjasama dengan registrar terakreditasi.

PANDI Meeting juga menjadi platform penting untuk menampilkan pencapaian dan tantangan yang telah dihadapi oleh industri domain di Indonesia. Melalui berbagai inisiatif ini, PANDI terus memainkan peran vital dalam mendorong transformasi digital nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Inovasi Teknologi: Dari Aksara Bali hingga IDCHAIN

Inovasi teknologi dalam ekosistem domain.id terus berkembang dengan munculnya inisiatif-inisiatif yang menggabungkan pelestarian budaya dan teknologi canggih. Dua terobosan utama yang mendapat perhatian luas adalah digitalisasi aksara Bali dan pengembangan teknologi blockchain untuk identitas digital yang dikenal sebagai IDCHAIN.

Domain beraksara Bali dan pelestarian budaya

Aksara Bali, salah satu dari 30 aksara yang ada di Indonesia, kini memasuki era digital berkat kolaborasi antara Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Universitas Udayana. Inisiatif "Knitting the Archipelago" yang diluncurkan pada tahun 2020 bertujuan mendigitalisasi aksara nusantara, dengan aksara Bali sebagai prioritas setelah aksara Jawa.

Inovasi keyboard beraksara Bali yang dikembangkan oleh Dr. Cok Rai Adi Paramarta dan tim dari Program Studi Informatika Fakultas MIPA Unud telah diluncurkan sebagai langkah besar menuju digitalisasi aksara Bali dan pelestarian nilai budaya Indonesia. Acara peluncuran dihadiri secara langsung oleh siswa dari 9 kabupaten/kota di Bali dan diikuti secara virtual oleh 329 sekolah SMA dan SMK se-Bali.

Pemerintah Provinsi Bali sendiri telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 80 tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Peraturan ini mewajibkan penggunaan bahasa Bali pada hari Kamis, bulan purnama, bulan tilem, dan Hari Jadi Pemerintah Provinsi Bali.

Domain beraksara Bali bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga upaya pelestarian warisan leluhur. Aksara Bali memiliki makna yang sangat penting dalam berbagai ritual adat dan agama Hindu di Bali. Dengan mendaftarkan aksara Bali ke domain internet dunia, posisi aksara Bali dalam kancah internasional akan semakin kokoh.

IDCHAIN dan e.id untuk identitas digital aman

Inovasi teknologi terbaru dari PANDI adalah IDCHAIN, sistem blockchain yang dirancang untuk meningkatkan keamanan identitas digital dan memberdayakan pengguna dengan memberikan kontrol atas data pribadi mereka. IDCHAIN memanfaatkan teknologi blockchain untuk memperkenalkan kemajuan signifikan dalam pengelolaan identitas digital.

Sistem ini memungkinkan pengguna memiliki kedaulatan atas identitas digital tanpa bergantung pada entitas terpusat. Melalui teknik kriptografi, IDCHAIN memastikan keamanan dan kerahasiaan informasi sensitif, mengurangi risiko akses dan penyalahgunaan yang tidak sah.

IDCHAIN menggunakan e.id sebagai domain untuk identifikasi elektronik, yang berfungsi sebagai URL UID untuk mengaburkan dan mengakses dokumen UID seperti identitas online, identitas resmi (KTP atau paspor), dan lainnya. Domain ini menyederhanakan penggunaan identitas sekaligus melindungi privasi pengguna.

Dompet e.id mempermudah pengelolaan identitas pengguna, mencakup media sosial, digital, resmi, dan identitas web3. Dengan menggunakan domain e.id mereka untuk login dan pembuatan token, pengguna dapat mengakses berbagai platform digital dengan lancar. Selain itu, dompet ini memungkinkan kontrol yang tepat atas informasi yang dibagikan, memastikan privasi dan keamanan.

Tantangan dan Peluang Domain .ID di Masa Depan

Meskipun popularitas domain.id terus meningkat, berbagai tantangan keamanan siber menjadi perhatian serius bagi ekosistem digital Indonesia. Laporan terkini menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas penyalahgunaan domain yang memerlukan respons strategis dari berbagai pemangku kepentingan.

Ancaman keamanan dan penyalahgunaan domain

Data IDADX mengungkapkan bahwa total penyalahgunaan domain pada Q4 2024 mencapai 132.577 nama domain. Lebih mengkhawatirkan lagi, sepanjang tahun 2024 tercatat 243.283 kasus penyalahgunaan domain, meningkat lebih dari 200% dibandingkan tahun 2023. Phishing mendominasi kategori penyalahgunaan dengan 85.414 laporan, diikuti oleh judi online dengan 45.830 laporan.

Sektor keuangan menjadi target utama penyalahgunaan domain dengan persentase mencapai 41,70%, sementara sektor jejaring sosial menempati posisi kedua dengan 39,86%. Subdomain my.id, web.id, ac.id, biz.id, go.id, dan or.id menunjukkan tingkat penyalahgunaan yang lebih tinggi pada subdomain dibandingkan domain utama.

Penyalahgunaan domain tidak hanya mengancam pengguna individual tetapi juga dapat merusak kepercayaan terhadap ekosistem digital Indonesia secara keseluruhan. Domain hijacking, domain squatting, dan domain phishing merupakan risiko keamanan umum yang perlu diwaspadai.

Langkah PANDI melalui IDADX dan standar ICANN

Untuk mengatasi tantangan tersebut, PANDI menerapkan penanganan penyalahgunaan nama domain melalui sistem Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX). Platform ini dirancang untuk meningkatkan keamanan siber nasional dengan memfasilitasi respons global terhadap kejahatan internet.

IDADX memiliki fitur penting termasuk pengumpulan laporan ancaman siber dari masyarakat dan teknologi crawling yang dapat mendeteksi ancaman secara otomatis. Sistem Breach Identification and Monitoring Assistant (BIMA) berfungsi sebagai bot yang cepat mengidentifikasi dan mengeskalasi laporan penyalahgunaan nama domain.

Ke depan, PANDI berencana mengintegrasikan teknologi AI dan Blockchain ke dalam IDADX untuk melindungi dari ancaman siber secara lebih efektif. PANDI juga terus memperluas kolaborasi dengan organisasi keamanan global untuk memperkuat upaya keamanan siber di Indonesia.

Meskipun pertumbuhan domain.id memberikan banyak manfaat, tantangan keamanan akan terus berkembang. Oleh karena itu, PANDI berkomitmen untuk menjaga keamanan ekosistem domain.id melalui inovasi teknologi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

FAQS

Bagi mereka yang berencana membeli atau menggunakan domain.id, berikut adalah jawaban untuk pertanyaan yang sering diajukan:

Bagaimana cara mendaftarkan domain.id?

Untuk mendaftarkan domain.id, Anda perlu mencari ketersediaan nama domain yang diinginkan melalui registrar resmi. Jika domain tersedia, Anda dapat menambahkannya ke keranjang dan mendaftar hingga 10 tahun. Namun, jika tidak tersedia, Anda perlu memodifikasi frasa atau menggunakan layanan Domain Concierge untuk menanyakan kemungkinan pembelian.

Apakah saya benar-benar memiliki domain yang saya daftarkan?

Membayar biaya pendaftaran domain tidak sama dengan membelinya secara permanen. Anda tidak "memiliki" domain tersebut, melainkan menyewanya dari operator registri terkait. Periode pendaftaran bervariasi, tetapi Anda dapat terus memperpanjang pendaftaran sebelum masa berlakunya habis untuk mempertahankan kontrol atas domain tersebut.

Mengapa ada iklan di domain yang saya daftarkan?

Jika Anda mendaftarkan domain tetapi tidak menggunakan layanan hosting web atau email, dalam beberapa kasus Anda mungkin mengalami "parking" pada nama domain Anda. Parking domain terjadi ketika registrar mengatur nameserver domain dan menggunakan situs untuk iklan. Hubungi registrar Anda jika Anda melihat iklan pada domain Anda.

Apakah saya harus menggunakan layanan hosting dari registrar yang sama?

Tidak. Beberapa registrar mungkin menawarkan layanan hosting atau menyertakannya sebagai paket saat Anda mendaftarkan nama, tetapi Anda tidak diwajibkan menggunakan layanan tersebut. Anda bebas memilih penyedia hosting yang berbeda.

Apa yang terjadi jika registrar domain saya tutup?

Jika registrar Anda tutup, biasanya mereka akan mengalihkan pendaftaran domain ke registrar lain. Dalam beberapa kasus, ICANN akan mengidentifikasi registrar alternatif untuk mengambil alih pengelolaan domain. Registrar baru kemungkinan akan menghubungi Anda, atau Anda dapat mencari tahu registrar saat ini melalui Layanan Direktori Data Pendaftaran.

Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Posting Komentar

Involve Asia Publisher referral program (CPA)
Involve Asia Publisher referral program (CPA)