Gambar dalam Artikel hanya referensi yang dibuat menggunakan Situs AI

Daftar isi

Vokalis Iron Maiden: Perjalanan Bruce Dickinson di Dunia Musik Metal

Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Vokalis Iron Maiden: Perjalanan Bruce Dickinson di Dunia Musik Metal

Bruce Dickinson, vokalis Iron Maiden, telah menjadi salah satu ikon terbesar dalam sejarah musik metal selama empat dekade terakhir. Suara operatiknya yang khas dan jangkauan vokal yang luar biasa telah mengukir standar baru bagi para penyanyi metal di seluruh dunia.

Sebagai personel Iron Maiden yang paling dikenal, Dickinson tidak hanya diingat karena kemampuan vokalnya yang fenomenal, tetapi juga karena dedikasi dan kontribusinya yang besar terhadap perkembangan band. Nama vokalis Iron Maiden ini bahkan telah menjadi sinonim dengan kesuksesan dan inovasi dalam genre musik metal.

Perjalanan Dickinson bersama Iron Maiden penuh dengan pencapaian luar biasa, tantangan personal, dan kisah inspiratif yang membentang dari panggung musik hingga kokpit pesawat. Artikel ini akan mengulas perjalanan karier dan kehidupan Bruce Dickinson, dari awal kariernya hingga menjadi salah satu vokalis metal paling berpengaruh sepanjang masa.

Awal Karier Bruce Dickinson

Lahir dengan nama Paul Bruce Dickinson pada 7 Agustus 1958 di Worksop, Nottinghamshire, Inggris, masa kecil calon vokalis Iron Maiden ini dihabiskan bersama kakek neneknya. Ayahnya bekerja sebagai mekanik di ketentaraan, sementara ibunya bekerja paruh waktu di sebuah toko sepatu.

Latar Belakang Pendidikan

Pengalaman musik pertama Dickinson dimulai saat masih tinggal bersama kakek neneknya, ketika ia menari diiringi lagu "The Twist" milik Chubby Checker. Ketertarikannya pada musik semakin berkembang setelah memiliki single pertamanya, "She Loves You" dari The Beatles.

Bergabung dengan Band Samson

Perjalanan musiknya dimulai pada tahun 1970-an dengan bergabung dalam band-band pub kecil seperti Speed dan Shots, sambil menempuh pendidikan di Sheffield dan London. Tahun 1979 menjadi titik balik kariernya ketika bergabung dengan band heavy metal Samson, di mana ia menggunakan nama panggung "Bruce Bruce" dan berhasil merilis dua album studio.

Proses Bergabung dengan Iron Maiden

Setelah meraih popularitas bersama Samson, Dickinson memutuskan untuk bergabung dengan Iron Maiden pada tahun 1981. Ia menggantikan Paul Di'Anno yang saat itu mengalami masalah dengan alkohol. Debutnya bersama Iron Maiden terjadi pada album The Number of the Beast yang dirilis tahun 1982.

Era Keemasan Bersama Iron Maiden

Bergabung dengan Iron Maiden menjadi titik balik dalam karier Bruce Dickinson, mengawali era keemasan band yang telah menjual lebih dari 100 juta album secara global.

Album-album Legendaris (1981-1993)

Album pertama Dickinson bersama Iron Maiden, The Number of the Beast (1982), langsung membawa band ini menjulang ke puncak popularitas. Kesuksesan berlanjut dengan rilisnya album-album legendaris seperti Piece of Mind (1983) dan Powerslave (1984), yang menghasilkan lagu-lagu ikonik seperti "Aces High," "2 Minutes to Midnight," dan "The Trooper".

Gaya Vokal Khas Bruce

Meski tidak pernah menerima pelatihan formal, Dickinson dikenal dengan jangkauan vokal yang luas dan gaya quasi-operatic tenor yang khas. Bersama Ronnie James Dio dan Rob Halford, ia menjadi salah satu pelopor gaya vokal operatik yang kemudian banyak diadopsi oleh vokalis power metal. Gaya vokalnya sangat terpengaruh oleh Arthur Brown, Peter Hammill, Ian Anderson, dan Ian Gillan.

Kontribusi dalam Penulisan Lagu

Kontribusi Dickinson dalam penulisan lagu mencapai puncaknya pada album The Book of Souls (2015), di mana ia menyumbang dua lagu untuk pertama kalinya sejak album Powerslave (1984). Salah satu pencapaian terbesarnya adalah menciptakan "Empire of the Clouds," lagu terpanjang dalam sejarah Iron Maiden dengan durasi 18:05 menit, yang juga menampilkan kemampuan Dickinson bermain piano untuk pertama kalinya.

Perjalanan Solo dan Kembalinya ke Iron Maiden

Pada tahun 1993, setelah era kejayaan bersama Iron Maiden, Bruce Dickinson memutuskan untuk mengejar karier solonya. Keputusan ini mengejutkan banyak penggemar, mengingat kesuksesan band yang telah mereka raih bersama.

Karier Solo (1993-1999)

Selama periode solonya, Dickinson bereksperimen dengan berbagai gaya musik metal dan rock. Ia merilis album solo pertamanya Tattooed Millionaire yang diselesaikan dalam waktu dua minggu. Kolaborasinya dengan gitaris Roy Z menghasilkan beberapa album termasuk Balls to Picasso (1994) dan Accident of Birth.

Alasan Meninggalkan Iron Maiden

Keputusan Dickinson meninggalkan Iron Maiden muncul saat ia bekerja dengan produser Keith Olsen di Los Angeles. Ketidakpuasan dengan arah musik dan keinginan untuk mengeksplorasi gaya musiknya sendiri menjadi faktor utama keputusannya. Penampilan terakhirnya bersama band sebelum vakum difilmkan oleh BBC di Pinewood Studios pada 28 Agustus 1993.

Reunifikasi dengan Band

Setelah enam tahun berkarier solo, Dickinson kembali bergabung dengan Iron Maiden pada Februari 1999. Lineup band relatif stabil sejak era 80-an, meski sempat mengalami pergantian gitaris antara Adrian Smith dan Janick Gers. Saat ini, Dickinson masih aktif berkarya dan baru saja mengumumkan akan merilis album solo baru bertajuk The Mandrake Project pada 2024, menandai album solo pertamanya setelah Tyranny of Souls yang dirilis pada 2005.

Tantangan dan Pencapaian Personal

Kehidupan di luar panggung musik membawa berbagai tantangan dan pencapaian bagi vokalis Iron Maiden ini. Perjalanan hidupnya menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi berbagai rintangan sambil terus mengembangkan passion di bidang lain.

Pertarungan Melawan Kanker

Pada akhir tahun 2014, Dickinson didiagnosis mengidap kanker tenggorokan. Perjuangannya melawan kanker melibatkan serangkaian terapi penyinaran yang menguras energi untuk mengatasi pertumbuhan tumor di lidahnya. Dengan sikap positif dan tekad kuat, ia berhasil mengalahkan penyakit ini. Dickinson kemudian berbagi pengalamannya untuk menginspirasi orang lain, menekankan bahwa kanker bukan karma atau hukuman, melainkan tantangan yang bisa diatasi dengan sikap positif.

Karier sebagai Pilot Pesawat

Ketertarikan Dickinson pada dunia penerbangan dimulai pada tahun 1990-an ketika ia belajar menerbangkan pesawat di Florida. Dedikasi dan kerja kerasnya membuahkan hasil dengan mendapatkan lisensi pilot komersial. Ia kemudian menjadi kapten penerbangan untuk maskapai Astraeus dan bahkan diangkat sebagai Direktur Pemasaran pada September 2010. Salah satu pencapaian uniknya adalah menerbangkan Ed Force One, pesawat Boeing 757 khusus untuk tur Iron Maiden.

Memoar What Does This Button Do?

Otobiografi Dickinson, "What Does This Button Do?", meraih kesuksesan besar dengan masuk dalam daftar 10 besar penjualan terbaik New York Times untuk kategori non-fiksi. Buku yang diterbitkan oleh HarperCollins Publishers ini mengungkap berbagai sisi kehidupannya, termasuk 30 tahun berkarier bersama Maiden, perjalanan solonya, masa kecilnya dalam sistem pendidikan Inggris, dan perjuangannya melawan kanker.

Kesimpulan

Bruce Dickinson telah membuktikan dirinya sebagai sosok yang jauh melampaui perannya sebagai vokalis Iron Maiden. Perjalanan kariernya selama empat dekade menunjukkan dedikasi luar biasa, bukan hanya dalam musik metal, tetapi juga sebagai pilot pesawat komersial dan penulis sukses.

Kisah hidupnya menjadi bukti nyata bahwa bakat besar harus diimbangi dengan kerja keras dan tekad kuat. Perjuangannya mengalahkan kanker, kesuksesannya menerbangkan Ed Force One, dan pencapaiannya dalam dunia musik metal telah menginspirasi banyak orang.

Saat ini, Bruce Dickinson masih terus berkarya dan berkembang. Pengumuman album solo terbarunya, The Mandrake Project, menunjukkan bahwa semangat bermusiknya tetap menyala, membuktikan statusnya sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah musik metal yang terus relevan hingga saat ini.

FAQS

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Bruce Dickinson dan Iron Maiden:

Apakah Iron Maiden berencana untuk pensiun? Iron Maiden tidak memiliki rencana untuk pensiun dalam waktu dekat. Meskipun seluruh personel band telah memasuki usia 60-an, dengan Nicko McBrain (drum) berusia 67 tahun, Bruce Dickinson 61 tahun, dan Steve Harris, Janick Gers, serta David Murray masing-masing berusia 63 tahun, mereka masih bersemangat untuk berkarya.

Bagaimana kondisi kesehatan Bruce Dickinson setelah mengidap kanker? Bruce Dickinson didiagnosis kanker pada akhir 2014 ketika tumor kecil ditemukan di belakang lidahnya. Setelah menjalani kemoterapi dan pengobatan radiologi selama tujuh pekan, prognosis kesembuhannya sangat baik karena tumor terdeteksi pada tahap awal.

Apakah Iron Maiden masih aktif berkarya? Band ini terakhir merilis album The Book of Souls pada 2015. Namun, pada Desember lalu muncul rumor bahwa Iron Maiden telah menyelesaikan album baru. Steve Harris menegaskan bahwa band masih merasa fit dan mampu tampil dengan baik.

Bagaimana dengan kemungkinan penggunaan hologram di masa depan? Bruce Dickinson dengan tegas menyatakan bahwa Iron Maiden tidak akan menggunakan hologram untuk menggantikan personel band. "Kami tidak akan punya hologram. Kalian bisa benar-benar mendapatkan anggota Iron Maiden yang tampak seperti kami, tapi bukan kami".

Apa rencana Iron Maiden ke depan? Band tetap berkomitmen untuk terus berkarya selama mereka masih merasa fit dan mampu tampil dengan baik. Steve Harris menyatakan, "Kami semua merasa kalau kami tidak lagi fit, maka kami akan membahasnya dan itu mungkin adalah akhirnya. Tapi, pada saat ini, kami tidak merasa seperti itu".

Invite your friends to join as an Involve Partner & earn an RM5 bonus for each referral. The more friends you refer, the more rewards you stand to earn. It’s simple and hassle-free!

Posting Komentar

Involve Asia Publisher referral program (CPA)
Involve Asia Publisher referral program (CPA)